*12

343 30 0
                                    

Cameron telah sampai di Taman yang di katakan Kimberly lewat Telpon.

Cameron benar benar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang, sudah sekian lama tidak bertemu dan akhirnya dapat bertemu juga.

Dilihatnya Kimberly yamg sedang melihat lihat lihat  bunga di  Taman, Cameron menghampiri kimberly  sambil memegang bunga yang dipetiknya tadi dan di kaitkan ke telinga Kimberly.

Membuat Kimberly terkejut akan perlakuan Cameron yang masih terlihat manis. Di belai wajah Cameron.

"Cantik"Cameron berucap memperlihatkan senyumannya kepada kimberly,  Kimberly tersipu akan perkataan Cameron.

"Kau juga , masih tetap tampan."kimberly berucap sambil mencium pipi Cameron.

" Apakah kau sering bermain wanita saat aku tidak berada di sampingmu? "Lanjut Kimberly dengan tatapan seriusnya.

Melihat Cameron tak kunjung memjawab , Kimberly tertawa , Cameron yang melihat Kimberly tertawapun ikut tertawa dan mencubit pipi Kimberly.

"Haha wajahmu lucu Came, aku hanya bercanda. "Tawa Kimberly,tapi tidak dengan Cameron.

"Aku memang bermain wanita, kim . saat kau pergi aku sangat kesepian, dan menurutku untuk melampiaskannya dengan melakukan sex  dengan jalang, maafkan aku kim" Cameron menjelaskannya dengan menyesal.

"Tidak apa Came, harusnya aku yang meminta maaf padamu , aku yang meninggalkanmu , dan akulah yang bersalah diantara kita berdua" ucap Kimberly , memegang bahu Cameron erat.

Cameron menarik Kimberly kepelukannya, di peluknya erat. Cameron tidak ingin Kimberly pergi lagi darinya.

***

Kevin*Claudya.

Claudya dan kevin sedang berada di mobil, ingin menyusul Cameron.

Dering ponsel Claudya berbunyi , tertulis nama Valencia .
Sudah lama Claudya tidak menelpon Valencia karena sibuk memikirkan Cameron.

"Claudya! Mengapa kau mematikan ponselmu? Kau gila atau apa? Kau membuatku gila karena memikirkanmu , aku kira kau sudah mati karena jatuh dari Pesawat! Demii Tuhan Claud!! Jika kau kembali nanti akan ku bunuh kau!"    Valencia berkata dengan kerasnya di telepon, terdengar marah.

Claudya menangis di telpon , Claudya menangis karena merindukan sahabatnya, Claudya ingin berbagi cerita kepada Valencia, Claudya sangat ingin memeluk sahabatnya sekarang.

Tidak sempat Claudya ingin menjawab , ponselnya di ambil alih  oleh Kevin.

"Maaf,  Claudya sedang sibuk, mohon jangan menelponnya dulu."ucap Kevin langsung di beri tatapan tajam oleh Claudya.

"Simpanlah dulu tatapanmu itu, sekarang yang terpenting kita susul Cameron" Kevin berucap dengan lembut,


Benar kata Kevin, mereka sudah sampai . Claudya hanya diam melihat suasana Taman di sini. Sangat indah.

Kevin membuka seat beltnya, belum sempat membuka pintu mobilnya , dilihatlah Claudya yang hanya terdiam.

Kevin tersenyum melihat wajah Claudya , sama seperti 7 tahun yang lalu, tetap Cantik , hanya saja sekarang Claudya terlihat lebih Cantik dari 7 tahun yang lalu bagi Kevin.

Kevin membuka seatbelt Claudya, sontak membuat Claudya memundurkan tubuhnya.

Kevin yang sengaja memperlambatnya , melihat wajah Claudya dengan dekat, sangat dekat.

Claudya berdeham, membuat Kevin menghentikan niatnya untuk mencium Claudya.

"Kau ingin apa?"tanya Claudya sengit kepada Kevin.
Kevin yang salah  tingkah hanya tersenyum geli.

"Tidakkk, ayo kita turun " ucap kevin yang sebenarnya ingin menghindar dari pertanyaan Claudya tadi.

Kevin dan Claudya turun dari mobil, menyusul Cameron.
Terlihat Cameron menghampiri  seorang perempuan.

Claudya melihat perempuan itu dan ditebaknya langsung, perempuan itu adalah Kimberly.

Cameron menghampiri perempuan itu dengan hati hati, memetik bunga dan dikaitkan bunga itu di telinga kiri Kimberly.

Claudya tidak menyangka jika Cameron seromantis itu meskipun dengan cara yang sederhana.

'Andaikan akulah yang berada di posisi Kimberly' batin Claudya , tidak sadar Claudya memegang erat tangan Kevin yang berada di sampingnya.

Melihat perlakuan Claudya, Kevin membalas genggaman tangan Claudya , menghangatkan tangan Claudya.

Dilihat lagi Kimberly membelai wajah Cameron, itu sangat membuat Claudya kesal. Apalagi melihat mereka yang sekarang sedang tertawa. Membuat Claudya cemburu.

Terdengar pecakapan anatar Kimberly dan Cameron ,
Kimberly bertanya" Apakah kau sering bermain wanita saat aku tidak berada di sampingmu?'

Membuat Claudya tidak sabar akan jawaban Cameron, Claudya memegang lebih erat tangan Kevin. Claudya berharap jawabannya  Cameron 'tidak pernah'

"Aku memang bermain wanita, kim . saat kau pergi aku sangat kesepian, dan menurutku untuk melampiaskannya dengan melakukan sex  dengan jalang, maafkan aku kim"

Degg, seakan akan  batu besar menimpa Claudya dengan kuatnya.

Perasaan Claudya hancur, sakit, kecewa  , bercampur aduk. Ternyata benar apa yang dikatakan Kevin ,jika Cameron brengsek.

Tak bisa dipercaya sikap Cameron yang perhatian terhadap Claudya, ternyata diberikan juga terhadap perempuan lain.

Claudya tertawa renyah, menatap Kevin yang ada di sampingnya.

Claudya memeluk kevin erat. Menangis dengan tersedu sedu.
Hanya Kevin yang berada di dekat Claudya sekarang.

"Vin, aku ingin pulang ke london. Sekarang" ucap Claudya masih memeluk Kevin.

Membuat Kevin tertawa puas dalam hati. Rencananya membuat Claudya jauh dari Cameron berhasil.

"Tidak Claud, jika kau ingin pulang kau harus meminta izin dulu kepada Cameron, jika tidak , kau bisa di pecat"jelas Kevin menarik tubuh Claudya menjauh, menghapus air mata Claudya.

"Baiklah"ucap Claudya.

To be continued
Vomment yak!!💪

**************,********















I'm Sorry. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang