*17

636 27 2
                                    

Claudya melihat di dalam sana para dokter dan suster dengan serius menangani Cameron. Claudya tidak bisa tenang sekarang, tangan Claudya gemetar, kantung mata yang menampakkam warna hitam di bawa matanya.

Mom Trishia hanya terus berdoa agar anaknya di dalam sana baik baik saja.

Claudya yang khawatir melihat dari kaca , dilihatnya Dokter akan menggunakan kejut listrik terhadap Cameron, saat Dokter memberi kejut listrik  1 kali Cameron masih belum sadar, Claudya menggigit bibir bawahnya kuat, 2 kali Cameron masih belum sadar,

Claudya berkata dalam hati 'tidak Came,!! Kau pasti bisa, ayolah Came! Aku tidak ingin kau pergi, aku mencintaimu' butiran demi butiran cairan bening jatuh di pipi Claudya.

Ketiga kalinya Cameron belum juga sadar, Claudya menangis sekuatnya. Mom Trishia juga menangis saat melihat Dokter menggeleng geleng kan kepala bertanda  telah menyerah .

Claudya tidak percaya dengan semua ini, apakah Cameron benar benar akan pergi sekarang? Claudya belum siap jika Cameron pergi untuk sekarang. Belum saatnya.

Yang Claudya inginkan, Cameron kembali sadar , Claudya benar benar merindukan Cameron. Claudya ingin mengulang waktu!.

Waktu Disaat mereka berada dalam masa masa remaja dulu. Saat pertemanan mereka yang masih utuh , Claudya merindukannya, sangat.

Claudya merindukan Cameron yang selalu melindunginya dari berbagai macam masalah, disaat Cameron mengajak Claudya dan Kevin bolos  hanya ingin menonton bioskop, disaat Cameron selalu menemaninya pulang karena takut jika Claudya akan di ganggu oleh preman preman.

Cukup Claudya ingin mengulang  masa masa remajanya, masa di mana mereka bertiga bersama selalu, bersama di saat duka maupun suka, tapi di saat Claudya menyatakan cinta waktu itu, membuat Cameron malah menjauh dari Claudya, karena Cameron dulunya tidak menyukai Claudya, Cameron hanya menganggapnya sahabat.

Dan sekarang Claudya akan memperjuangkan cintanya lagi, yang dulunya tertunda. Ya ,tertunda!

Mom Trishia memegang bahu Claudya, Claudya masih melamun menatap kosong kedepan sambil meneteskan air mata, Claudya berharap semua ini hanyalah mimpi.

Claudy menatap Mom Trishia
"Tidak Mom, Cameron hanya tertidur, di pasti akan terbangun dari mimpinya " ucap Claudya langsung berjalan menuju ruangan dimana Cameron terbaring lemas, yang akan ditutupi kain putih.

Claudya yang tidak setuju, Cameron ditutup kain putih langsung menarik kembali kain itu dan membuangnya ke asal tempat.

"Cameronku hanya tertidur pulas, percayalah kepadaku! Dia baik baik saja! Di tidak mungkin meninggalkanku" teriak Claudya frustasi.

"Came!! Tunjukkan bahwa kau tidaklah pergi meninggalkanku, buka matamu, kumohon Came, mereka tidak percaya kepadaku jika kau baik baik saja, mereka orang jahat Came karena  menganggapmu sudah tiada! Came ku mohon, bangunlah dari mimpimu, aku ingin melihat matamu yang indah itu " ucap Claudya pilu, menangis sepuasnya di dada bidang Cameron.

Dokter dan para suster lainnya hanya menundukkan kepala karena bersalah tidak dapat menyelamatkan Cameron.

Mom Trishia menangis terisak isak, tidak percaya Cameron akan meninggalkan mereka semua. Ini terlalu cepat  , sangat cepat.

Claudya  bertemu dengan Cameron baru 2 minggu dari Claudya masuk kerja di perusahaan Cameron. Tetapi Cameron sudah dengan cepat meninggalkan Claudya.

Dulu Claudya merasakan sakit yang teramat dalam saat Cameron meninggalkannya dan memilih untuk tinggal di luar negri jauh dimana Claudya berada. Mereka tidaklah pernah bertemu lagi saat itu. Claudya menyesal memberi senyuman palsu saat Cameron ingin pergi ke luar negri, sebenarnya dari senyuman Claudya itu tersimpan kerinduaan yang teramat dalam terhadap Cameron,

Kali ini Cameron benar benar akan pergi sangat jauh, sehingga Cameron tidaklah lagi dapat bertemu dengan Claudya selamanya.

"Cameronnn, bangun! Jangan bercanda Came! " ucap Claudya mengguncangkan kedua bahu Cameron agar Cameron sadar, tetapi itu semua akan sia sia.

"Sudah Claudyya, Cameron sudah tiada! Tenangkan dirimu, rela'kan saja Claud, dia akan tenang di atas sana " ucap Mom Trishia yang akhirnya angkat bicara, saat sudah dapat menetralkan isakan tangisnya.

"Aku belum sempat meminta maaf kepadanya mom, aku belum sempat ingin mengucapkan ,kalau aku juga sangat mencintainya Mom! Mom bangunkan dia! "

Mom Trishia tidak memjawab perkataan Claudya, terasa menyakitkan jika menjawab perkataan Claudya. Sedih rasanya.

To be continued!
Vomment!

*part selanjutnya di private.......








I'm Sorry. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang