"Cello," gumam Mellow tak percaya yang masih bisa didengar oleh Stella.
Orang yang bernama Cello itu pun langsung mendekati Mellow dan Stella. Jadilah dia berada di tepi Mellow. Urutannya gini, Cello, Mellow dan Stella. Cello langsung menatap tajam kearah tiga orang yang tadi mengganggu Mellow dan Stella."Mau nampar dia? Kalau lo tampar dia lo berhadapan sama gue," ucapnya setelah itu langsung menarik Mellow keluar dari kantin dan diikuti oleh Stella. Mereka meninggalkan tiga orang yang kini tengah menggerutu kesal. Orang-orang masih melihat mereka dengan tatapan aneh.
"Kenapa masih disini? BUBAR NGGAK LO PADA," ucap Karin berteriak membubarkan orang-orang yang tadi menyaksikan pertengkaran mereka tadi.
******
"Kok lo ada disini?" tanya Mellow masih tak percaya kepada orang yang ada didepannya saat ini, Cello.
"Ya bisa lah. Gue pindah kesini tau," jawabnya santai yang membuat Mellow sekaligus Stella menjatuhkan rahangnya.
"Bego lo Cel. Bukan itu yang pengen kita tau. Tapi kita berdua pengen dengar penjelasan lo secara langsung. Gimana nggak kaget coba. Pergi kesana nggak bilang-bilang, eh pulang kesini juga nggak bilang-bilang. Istilahnya tuh lo kayak jelangkung," kata Stella panjang lebar sekaligus kesal terhadap orang yang ada didepannya dan Mellow saat ini.
Pasalnya selama ini, tiga tahun terakhir tepatnya saat pertama kali mereka menginjak bangku SMP, Cello dengan sok misteriusnya menghilang alias pindah mendadak ke Amerika. Dia nggak kasih tau Mellow maupun Stella sama sekali. Dan itu, membuat Mellow bersedih selama seminggu, gila kan.
"Ingat nggak, gara-gara lo Mellow sedih selama seminggu. Nggak mau makan lagi. Jahat lo," lanjut Stella mengingat tiga tahun yang lalu itu.
"Ya maaf, kan ini juga yang rencanain mama dan papa. Gue cuma nurut aja. Lagian kalau gue bilang sama Mellow dan lo, yang ada gue ditahan kan," jawab Cello menjelaskan. Tanpa mereka sadari, sedari tadi Mellow menunduk.
"Mell? Lo nggak apa-apa kan?" tanya Cello lembut menyentuh pundak Mellow. Mellow langsung mendongak, betapa terkejutnya Cello ketika tahu jika Mellow sedari tadi menangis dalam diam. Dia langsung menarik Mellow kepelukannya.
"Lo jahat Cel," isak Mellow yang membuat hati Cello sakit.
"Maaf Mel, maafin gue ya. Gue nggak bakal kayak gitu lagi deh. Janji. Asal lo jangan sedih dan nangis lagi. Gue kangen tau sama lo. Kangen jahilin lo, kangen ketawa lo dan kangen semuanya," ucap Cello yang tanpa dia sadari kini ada air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Ya, dia merindukan Mellow, kembarannya. Ya, dia adalah Cello Talenta Canova. Salah satu anak dari Bryan. Jadi bisa dipastikan dia juga adik dari seorang Gabriel Talenta Canova.
"Gue kangen sama lo Cel. Kangen banget. Lo jahat ninggalin gue. Kak Gabriel, mama sama papa nggak mau kasih tau lo dimana. Waktu udah masuk sekolah, gue baru tau kalau lo pindah ke Amerika tempat Oma sama Opa," jelas Mellow panjang masih terisak. Mellow sangat sayang kepada Cello. Walaupun Cello kembaran yang bisa dibilang jahil kepadanya, tapi yang namanya kembaran tetap kan satu batin dan mereka tak akan pernah bisa terpisah.
"Stt.. udah jangan nangis lagi. Jelek tau, gue juga ikutan nangis kan," kata Cello menenangkan.
"Duh kan Cel. Lo bikin Mellow nangis lagi. Dasar Kakak kembaran macam apa lo bikin adiknya nangis heh," sungut Stella kesal. Cello lebih tua 2 menit dengan Mellow. Jadi, jangan disalahkan lagi jika Cello sangat sayang dengan Mellow. Karena jika Mellow sakit atau apapun, Cello pasti juga akan merasakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARSMELLOW
Genç Kurgu"Nama kalian kalau disatuin serasi ya, jadinya MarsMellow. Iya sih tulisannya nggak sama tapi pengucapannya sama," "Namanya jadi manis ya kayak rasa Marshmallow, kalau kalian pacaran gue jamin bakal manis seperti nama kalian, MarsMellow," "NO, ITU...