Chapter 1

2.4K 120 92
                                    

Sebelumnya, karena cerita ini sudah complete ada beberapa chapter yang saya private. Jadi jika kalian berminat untuk membacanya harus memfollow saya terlebih dahulu. Selamat membaca :*

Siapa sangka? Kebencian yang selalu diucapkan di bibir dan tampak jelas dalam mata seseorang dapat membuat rasa sayang tiada akhir atau mungkin suatu penyesalan yang tiada akhir?

.

.

.

Seorang murid SMP yang lumayan populer di kalangan teman seangkatannya karena terkenal ramah, supel, dan multi talent itu mulai memasuki koridor sekolahnya dengan langkah gontai.

Violeta Angela itulah dia. Sekolah Vio merupakan sekolah yang SMP dan SMA nya digabung, jadi tidak salah lagi jika banyak anak-anak yang nakal karena mengikuti kakak kelasnya yang ada di SMA.

"Hai Vio."

"Pagi Vio."

Banyak sekali sapaan yang Vio dapatkan saat melewati koridor sekolahnya. Vio hanya membalasnya dengan senyuman manis di pagi hari.

Bruk..!!

"Aduh duh, sakit. Maaf ya saya gak liat," ujar Vio sambil memegangi lengannya.

"Selo coy, gua yang salah karena buru-buru, ada yang sakit?"

Vio seperti mengenal suara itu. Ya, suara yang selalu menghiasi hari-harinya semasa kecil dulu, suara yang selalu membuat keributan, suara yang selalu tidak ingin Vio dengar. Dan yap! Inilah dia, kakak kelasnya di SMA yang notabenenya merupakan anak populer di sekolah ini.

Tentu saja, siapa yang tidak kenal dengan Leonardo Fernando, anak SMA kelas XII yang menjadi idaman para wanita yang ada di sekolah ini, tampan, tinggi, pintar, dan belum lagi kelebihannya yang bisa bermain piano membuat para wanita di sekolah ini meleleh melihatnya.

Tetapi tidak bagi Vio. Vio sudah sangat bosan dan muak melihat semua itu. Vio sudah terlanjur benci dengan Leo karena di masa kecil mereka Leo hanya mencari ribut terus dengan Vio, hingga sekarang Vio masih benci melihatnya.

Vio berdiri dan membersihkan baju seragamnya.

"Sorry gua nih yang salah, kagak liat-liat. Untung yang gua tabrak elo ya, coba kalo abang-abang tukang somay yang lagi cukur jenggot kan gak lucu." Leo berkata sambil menggoda Vio.

"Apasii! Garing banget tau gak! Udah sana minggir lo! Gua mau ke kelas," ujar Vio dingin.

"Duh adik gue, buru-buru banget si ke kelasnya. Sini mau abang anterin?" kata Leo sambil tertawa sinis ke Vio.

"Dih! Males amat gua dianter sama lo. Mending gua ngesot deh nyampe kelas. Udah ah, Minggir iih!"

"Iya adik kecil kesayangan gue. Liat tuh banyak yang menonton aksi kita tadi, gak mau nyoba yang lebih romantis gitu Vi?" kata Leo sambil mengedipkan sebelah matanya.

Vio hanya menghela napasnya.

"T-E-R-S-E-R-A-H!"

Vio lalu pergi meninggalkan Leo sendirian menuju ke kelasnya. Sebenarnya, banyak anak-anak perempuan yang iri dengan Vio karena Vio bisa dekat dengan Leo tanpa mendekati dan mencari perhatian Leo. Tetapi sayangnya Vio malah cuek dan sangat benci dengan Leo.

***

Sesampainya di kelas Vio sudah beringut gusar dan hanya muka cemberut yang menghiasi wajahnya.

"Pagi Vio, sehat?" sapa sahabat Vio, Shasa. Namanya Shasa hanya saja dia lebih suka dipanggil Caca.

"Hai Ca, masih sehat kok gua."

Stay Here [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang