Chapter 18

588 26 8
                                    

Hal yang paling indah dalam hidupku adalah...
Bisa melihat senyummu
Bersamaku
Dan karenaku.

Tetapi...

Hal yang paling buruk dalam hidupku adalah..
Bisa melihat senyummu
Bersama orang lain
Dan karena orang lain.
.

.

.

Pertandingan dibuka dengan tepuk tangan heboh dari semua penonton yang ada. Vio terlamun di kursinya sejak tadi.

Pertandingan pertama oleh SMP Garuda Jaya, yaitu SMP Vio melawan SMP Angkasa. Steven dengan gagahnya berlari memasuki lapangan mempimpin timnya.

Vio terus melihat Steven, tanpa sadar ada sepasang mata yang menatapnya iri. Vio mengacungkan jempolnya di udara saat mata Vio dan Steven tak sengaja bertubrukan. Lagipula, sedari tadi Steven sudah mencari sosok penyemangat baginya.

Peluit sudah dibunyikan tanda permainan sudah dimulai, semua penonton bertepuk tangan heboh, menyemangati jagoan mereka masing-masing.

Vio tersenyum bangga saat melihat Steven berlari, menjaga bola, merebut bola, dan mencetak skor. Dan tidak tanggung-tanggung, Steven mengangkat kedua tangannya ke udara sambil dan menatap semua penonton.

"Vi, Steven keren gila."

"Jangan dibuang Vi, sikat aja. Udah cogan, ketos, kapten tim basket, lo deketin dah."

"Rejeki mah jangan dibuang Vi."

Vio menghela napasnya pelan lalu tersenyum. Vio tahu, Steven tidak mungkin akan suka terhadapnya. Gadis yang tidak ada apa-apanya dan terkadang dinilai orang berlebihan.

"Nanti kalo gua gebet, bisa abis gua sama semua fansnya."

"Yaelah, kalo lo udah jadi pacarnya gak bakal ada yang berani gangguin lo."

"Iya Vi, dia kan ketos."

Vio kembali tersenyum melihat tingkah teman-temannya itu. Vio hanya tidak ingin berharap terlalu banyak. Sudah cukup Vio kecewa dengan yang namanya laki-laki.

"Tunggu dia nembak gualah, masa gua yang deketin. Cewek tuh dikejar bukan mengejar!"

"Anjir, lo nyindir gua Vi," ujar Caca.

"Eh? Ada yang kesindir, haha."

"Caca baper eaks," balas Hana.

"Kagak elah lo."

"Cewek itu apa Vi?" tanya kak Elsa.

"Dikejar BUKAN mengejar kak," balas Vio.

"Tuh Ca, hahaha."

Mereka semua tertawa melihat Caca yang sedang kesal. Apalagi saat mukanya sedang cemberut, membuat semua yang melihatnya ingin tertawa.

"Yaelah ngambek, jangan gitu dong cantik," kata Vio.

Caca tertawa, dan mereka semua juga ikut tertawa.

Pertandingan pada babak ketiga selesai dengan SMP Angkasa yang memimpin. Ada raut khawatir dari para penonton dari SMP Angkasa.

Vio juga khawatir melihat kekecewaan Steven nanti sebagai kapten, tetapi tidak bisa membawa kemenangan bagi timnya.

Lagi! Tatapan mereka kembali bertemu. Steven hanya tersenyum lemah ke Vio. Vio yang melihat itu juga menjadi sedih dan hanya menganggukan kepalanya.

Steven yang melihat kesedihan dalam raut wajah Vio menjadikan semangat baru untuknya. Steven tidak ingin kesedihan itu semakin jadi saat melihat kekalahan.

Stay Here [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang