Kau tahu? Sebenci apapun diriku terhadapmu, kau tetaplah orang yang akan selalu aku cari dan aku rindukan.
.
.
.
Leo tau ada yang datang. Leo tau kalau ada orang yang terus mendekatinya. Bahkan dengan tidak melihatnya pun Leo sudah tau yang menghampirinya. Leo tau walaupun gadis ini berkata membenci dirinya, dia tetap tidak bisa menahan rasa penasaran dan keingin tahuannya. Leo bermain terus dengan rasa bersalahnya. Leo tidak berhenti hingga permainan itu berakhir.
Walaupun Vio marah dengan orang itu, walaupun Vio benci dengan orang itu, Vio tetap melangkahkan kakinya mendekati piano itu. Vio terus memperhatikan gerakan tangannya yang lincah menari-nari di atas piano. Warna hitam putih itu menjadi suatu nada yang indah.
Leo berhenti memainkannya dan menatap gadis yang masih takjub melihatnya itu.
"Gimana? Bisa maininnya?" kata Leo dengan santainya.
"Ehh? Emmm.. Gak bisa, gua bingung jari lo ke sana ke sini. Lo cepet si mainnya." balas Vio.
"Viii.." kata Leo lembut
"Apa?" jawab Vio sambil memencet-mencet tuts piano itu.
"Viii..."
"Apa!"
"Vio..!"
"Apaan sii!! Lo kalo cuma ganggu gua mending tinggalin aja gua sendiri. Gua males di ganggu tau gak!"
"Maafin gua dong Vii. Kemaren itu gua cape banget jadi gua badmood dan males ngapa-ngapain."
"Ya bodo, bukan urusan gua. Mending sekarang lo pergi deh, gua lagi badmood ngeliat muka lo!" bentak Vio ke Leo.
Leo yang kaget dengan perilaku Vio berdiri dan beranjak pergi meninggalkan Vio sendirian. Sebenarnya Leo ingin membantu Vio hanya saja karena Vio sudah membentak Leo, dia jadi mengurungkan niatnya itu.
Tiba-tibaaa..
"Leooo." kata Vio memanggil Leo yang mulai menjauh.
"Maafin gua, tadi gua kesel maksudnya masih kesel, lo kemaren jahat banget si.. Bantuin gua yaa.." lanjut Vio.
"Yaa udah, mana yang gak bisa sini. Lo coba mainin dulu yang lo bisa, nanti gua liat, yang gak bisa gua bantuin" jelas Leo dengan nada dinginnya.
"Yeaayy! Makasih ya abang" kata Vio dengan girang.
Vio mulai memainkan lagu itu sebagian yang dia bisa. Dia terus mengulanginya setiap kali dia salah dan belum puas dengan yang dia dengar. Leo juga mengajarinya dengan sesabar mungkin, mengingat Leo adalah orang yang emosian, jadi Leo berusaha untuk mengerti Vio.
"Susah Lee. Gak kuat nih gua. Udahlah." kata Vio pasrah.
"Dicoba dulu Vi, coba lagi sampe bisa, gua yakin lo pasti bisa kok Vii. Ayok di coba lagi"
Vio terus mencoba walaupun masih tetap saja gagal. Leo hanya memperhatikan dan melihat Vio dengan saksama. Dia tau gadis inilah yang selalu membuat dia ingin marah waktu kecil dulu. Tetapi sekarang tidak lagi. Dia tidak mau ribut dengan gadis ini. Gadis yang selalu membuat harinya penuh dengan emosi.
"Kok berhenti Viii?" kata Leo.
"Cape nih, jari gua udah gemeteran kelamaan main dan gak berhenti terus."
"Yodah sini, gentian gua yang main"
Vio pun hanya melihat Leo dengan penuh rasa takjub. Dia sebenarnya selalu senang melihat Leo bermain piano, dia merasa jika Leo memainkan piano itu mencurahkan semua perasaannya dan menjadi dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Here [COMPLETE]
Teen FictionIni kisah tentang dua orang anak yang dimasa kecilnya tidak pernah berdamai. Ini tentang seorang pemuda yang kesepian. Ini tentang seorang gadis yang tidak menyadari perasaannya. Ini tentang mereka. Benci, cinta, konflik, persahabatan, manis, pahit...