Chapter 10

482 44 18
                                    

Katakanlah aku bodoh
Katakanlah aku tidak berguna
Tapi lihatlah aku,
Ya aku
Aku yang tidak pernah peduli padamu, sekarang mataku tertuju padamu

Lihatlah aku juga,
Ya aku
Aku yang selalu mengejarmu, walaupun mungkin kau tidak pernah menyadarinya.
.
.
.
Krekk...

Vio dan Steven benar-benar terkejut dengan apa yang mereka lihat.
Terlalu nyata untuk menjadi bayangan. Itu dia, dia lagi dan dia lagi.
Mau sampai kapan dia terus menghantui hidup Vio? Vio sudah lelah dengan semua ini. Cukup untuk Vio merasa sakit karena Leo selalu pergi dari Vio dan tidak bercerita ke Vio. Vio lelah, terlalu lelah untuk mengejar, terlalu lelah untuk mengalah dan bersabar.

Tapi kenapa? Kenapa dia? Saat Vio tidak ingin melihatnya, dia selalu ada. Tetapi selalu ada perasaan bahagia yang hinggap saat Vio melihat Leo, sekalipun Leo bersama orang lain. Vio merasa tenang.

Rindu? Apakah Vio rindu untuk ada di samping Leo? Tapi Vio sudah gemas ingin merengkuh Leo saat ini. Keadaan Leo sangat urak-urakan. Rambut berantakan, muka yang masam, sepertinya Leo benar-benar lelah.

***

Steven juga melihat Leo, tapi dia hanya mengacuhkannya. Steven tidak peduli dengan Leo, yang jelas-jelas harus dia jatuhkan karena dekat dengan Vio.

Steven akui, dia menyukai Vio. Bagaimana tidak? Setiap laki-laki yang dekat dengannya pun juga akan merasa nyaman. Baik, pintar, berbakat, ramah, dan tidak seperti perempuan kebanyakan. Steven jatuh hati dengan gadis itu semenjak mereka bermain basket bersama.

Leo juga menatap Steven tidak kalah tajamnya, seperti ingin menelan Steven hidup-hidup. Leo juga menatap Vio tajam, Vio sama sekali tidak kaget, dia sudah terbiasa dengan tatapan itu. Vio hanya menatapnya malas dan masuk ke dalam diikuti Steven di belakangnya. Vio memperkenalkan Steven ke ayahnya, mama Vio sudah kenal dengan Steven jadi Vio tidak memperkenalkannya lagi.

***

Steven disambut dengan hangat oleh ayah dan mama Vio, Leo pun juga disambut hangat, hanya saja Leo berbeda. Leo sudah akrab dengan keluarga Vio sejak kecil, sehingga sudah dianggap seperti keluarga.

Vio duduk di sebelah Leo, tapi di antara mereka tidak ada yang membuka pembicaraan. Steven asik berbicara dengan orang tua Vio, sementara Vio dan Leo hanya mendengarkan dalam diam, sambil sesekali tertawa.

Akhirnya Vio berdiri dan ijin ingin ke taman belakang, Vio bilang dia sedang ingin sendiri. Tapi Leo tidak mengacuhkan itu dan ikut berdiri menyusul Vio ke taman. Leo tidak ingin menimbulkan suara apapun.

Dilihatnya gadis yang selalu tersenyum ramah di depan semua orang, sekarang sedang duduk di bangku taman sambil mendengarkan lagu dan memejamkan matanya. Leo terus memperhatikan gerak geriknya dalam diam.

Sebutir air mata menetes dari kelopak mata Vio. Sakit! Itulah yang Leo rasakan, Leo sangat benci melihat seorang wanita menangis. Tapi ini adalah Vio, anak kecil yang selalu ribut dengan Leo, yang selalu berteriak marah ke Leo. Sakit! Rasa itu kembali datang lagi. Vio menangis dalam diam, entah itu sudah menjadi kebiasaan Vio setiap malam atau karena masalah lain.

Leo tidak tahan dengan ini semua, dia keluar dari tempat persembunyiannya dan langsung merengkuh Vio. Leo berusaha menenangkannya, dan anehnya Vio tidak berontak. Vio tetap diam sambil terus menangis dalam diam. Vio lelah, sangat lelah, bahkan dia tidak sanggup untuk kembali duduk tegak hanya sekedar melihat wajah Leo dan memarahinya habis-habisan karena sikap Leo. Vio benar-benar lelah.

Stay Here [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang