Chapter 9

485 50 12
                                    

Banyak hal yang ingin aku katakan padamu
Banyak masalah yang terjadi dalam hidupku
Dan tahukah engkau?
Senyummu adalah obat yang paling manjur saat aku sedang terpuruk
Jadi, jangan pernah berhenti tersenyum
Walaupun kau tersenyum dengan orang lain, dan karena orang lain
Walaupun bahagiamu bersama orang lain
.
.
.
Leo berlatih keras untuk perlombaan tersebut. Keringat terus bercucuran dari tubuhnya, baju basket yang dia pakai juga sudah basah kuyup karena keringat. Vio juga ada di sana melihat Leo, tetapi Vio tidak sedang menunggu Leo ataupun hanya sekedar menonton latihan, Vio sudah ada janji dengan seseorang di sana.

Vio mengamati Tania yang juga duduk di kursi paling depan sambil terus memainkan ponselnya itu. Tania duduk di sana dengan sahabatnya Tia. Mereka selfie bersama sambil tertawa berteriak-teriak tidak jelas. Mereka menyemangati yang sedang bermain basket.

Sedihnya, Tania tidak menyemangati Leo tetapi orang lain. Tetapi Tania dan Leo sempat lirik-lirikan, dan Leo tersenyum ke arah Tania. Sakit! Itulah yang Vio rasakan. Entah kenapa Vio selalu tidak suka melihat Leo dengan Tania seperti itu.

Vio lebih baik tidak tau apa-apa, dibanding harus mengetahui semua dan menahan semua rasa sakit saat melihat mereka. Senang? Tentu saja. Vio juga senang melihat Leo bahagia.

Leo berehenti bermain dan menghampiri Tania dan Tia. Leo meminum minumannya dingin yang sudah dia siapkan. Tubuhnya basah kuyup karena keringat. Leo melihat Vio. Tapi, Leo hanya mengacuhkannya tersenyum pun tidak.

Vio tidak heran dengan itu, lagipula dia menonton latihan basket bukan untuk Leo melainkan untuk orang lain. Untuk orang yang sudah bisa menghilangkan badmoodnya sesaat. Orang yang sudah menenangkan rasa emosi Vio.

Dan orang itu tersenyum manis menghampiri Vio. Vio pun membalas senyuman hangatnya. Cowok itu duduk di sebelah Vio dan mengambil air minumnya sambil mengelap keringatnya. Dan kembali tersenyum cerah ke Vio.

Cowok ini sangat populer di SMP Vio. Dia merupakan ketua tim basket, ketua OSIS, pintar, tampan, bisa bermain gitar. Benar-benar idaman juga. Tetapi para gadis di sekolah masih menyukai Leo, padahal Leo sangat dingin dan cuek pada orang lain sementara yang ini sangat ramah dan hangat. Benar-benar kepribadian yang bertolak belakang.

"Lama ya nunggunya? Hehe maaf ya. Pelatihnya gak main-main. Sadis eyy." kata Steven dengan cengirannya yang membuat Steven sangat manis sekali.

"Selo aja. Cape ya? Lo sampe basah kuyup gini."

"Mau ngelapin?"

"Gak ah, bau." jawab Vio sambil tertawa.

" Haha, bau gini banyak yang naksir lo."

"Dih.. Haha"

"Lo naksir gua gak?"

"Eh?"

Vio kaget dengan pertanyaan yang Steven berikan kepadanya. Sebelum Vio melanjutkan pelatih sudah memanggil mereka untuk kembali berlatih. Steven pun berdiri mengacak-ngacak rambut Vio sambil tersenyum manis dan berjalan ke lapangan basket untuk berlatih lagi.

***

Leo melihat semua. Leo melihat mereka tertawa bersama, bercanda, bahkan Leo melihat Steven mengacak-ngacak rambut Vio manis. Leo melihat semua itu dengan perasaan yang campur aduk.

Leo melihat Steven yang berjalan ke arah teman-temannya dan bercanda dengan mereka. Benar-benar orang yang membuat suasana tenang. Leo tidak bisa seperti itu. Cowok seperti Stevenlah yang Vio sukai.

Sempurna! Steven benar-benar sempurna di mata Vio. Tapi Vio tidak memiliki perasaan apapun ke Steven. Vio hanya suka melihatnya, sosialnya yang tinggi, bermain gitar, atau mungkin saat Steven memberikan rasa hangat yang selalu Vio cari.

Stay Here [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang