Jangan menangis, kumohon jangan.
Aku ingin melihatmu tersenyum, tertawa dan bahagia bersamaku.
Tidakkah kau tahu? Aku siap merelakan apapun demi senyummu itu.
Dan terlebih lagi, jika akulah alasan dibalik senyumanmu itu.
.
.
.
Vio membuka matanya pelan dan menahan pusing, dan Vio tersadar kalau ada tangan yang menggenggam erat tangan Vio.
Vio yang bingung dengan apa yang terjadi hanya menahan pusing dan kembali tiduran.
Dilihatnya wajah yang menggenggam tangan Vio, terukir senyum yang manis saat melihat wajah terlelapnya.
Vio pun tersadar dengan apa yang terjadi, Vio kembali terkejut saat melihat jam dinding yang ada di kamarnya.
Sudah malam, dan cowok ini belum pulang. Akhirnya, Vio mencoba untuk membangunkan pemuda yang masih setia menjaganya hingga Vio tertidur.
Lembut dan dengan penuh kasih sayang, Vio sangat amat berterima kasih pada pemuda ini, yang telah membuat hari ini menjadi hari yang menyenangkan untuk Vio.
"Leo, bangun Le. Udah malem, bangun dulu."
Pemilik mata itu pun membuka matanya dengan malas. Dan saat dia membuka matanya, wajah Violah yang pertama kali dia lihat.
Tanpa sadar, Leo sudah menarik ujung bibirnya dan tercetak jelas senyuman yang ada di wajahnya.
"Hai Vi."
Vio terkejut dengan sapaan Leo seperti tadi, seakan Leo sangat senang saat melihat Vio.
"Lo belom makan kan? Makan dulu yuk." kata Vio.
"Em, boleh deh. Oh iya tadi mama sama ayah udah pulang terus belanja bulanan gitu sama dedek jadi gua disuruh jagain lo."
"Oh gitu, makasih ya Le. Mereka udah pulang belom?"
"Gak tau Vi, gua ketiduran tadi. Hehe."
"Yodah deh, kalo gitu kita ke bawah aja yuk. Cari makanan sekalian liat mereka udah pulang atau belom."
"Oke!"
Tanpa ba-bi-bu lagi mereka sudah berjalan menuju ruang tamu mencari orang tua Vio.
"Mama..!!"
Vio berjalan malas ke arah mamanya dan sudah memeluk mamanya manja. Leo yang melihat semua itu hanya tersenyum geli karena tingkah Vio tidak berubah sampai sekarang.
"Mama sama ayah tadi ke mana? Kok gak ngajak Vio?"
"Tadi belanja bulanan doang Vio."
"Lagian kamu tadi tidur Vio, gak enak kalo di bangunin."
Vio langsung menghampiri ayah dan menghambur ke dalam pelukannya. Vio memang sangat suka sekali memeluk dan mencium pipi kedua orang tuanya itu. Mungkin terkesan manja, tapi Vio memang seperti itu.
"Terus Vio dapet snack gak?"
"Aduh, kamu ini masih aja pikirannya makanan. Diet sana!"
Ayah Vio menoyor kepala Vio pelan dan sambil mengejeknya, semua yang ada di situ tertawa kecuali Vio yang mendengus sebal.
"Aku laper mah, makan apa?"
"Aduh, gak ada makanan nih Vi. Gimana?"
"Vio aku ajak makan di luar boleh tan?" sahut Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Here [COMPLETE]
Teen FictionIni kisah tentang dua orang anak yang dimasa kecilnya tidak pernah berdamai. Ini tentang seorang pemuda yang kesepian. Ini tentang seorang gadis yang tidak menyadari perasaannya. Ini tentang mereka. Benci, cinta, konflik, persahabatan, manis, pahit...