Sekali lagi aku ingatkan.
Bagi yang belum cukup umur, gak usah baca. Karena cerita ini rated nya M, bakal ada NC, kissing scene yang bertebaran.
Hhmm... Aku hanya tak ingin merusak kepolosan kalian adek2 ku sayang.
😍😍💗💗
.
.
.
Pagi-pagi sekali Jinhwan berangkat kesekolah. Ia dijemput Chanwoo, kebetulan anak itu diantarkan kakaknya. Jadi Jinhwan memintanya untuk singgah dirumah dan berniat menumpang sekalian.Junhoe sudah bangun. Jauh sebelum adiknya terbangun. Intinya, dia tidak bisa benar-benar tertidur ketika pikirannya terus dihantui perasaan tidak nyaman.
Terlebih ketika Junhoe mendapati adiknya tidak banyak bicara ketika bersiap-siap pergi kesekolah.
Dan yang paling Junhoe ingat adalah raut wajah Jinhwan yang seperti hendak menangis ketika Junhoe menciumnya.
.
.
.
"Chanwoo""Ya?"
"Apa aku boleh menumpang mobilmu lagi nanti?"
"Memangnya kak Junhoe kemana?" Chanwoo merasa heran, kerena tidak biasanya Jinhwan berusaha mencari tumpangan sendiri seperti saat ini.
Chanwoo tahu betul kalau Junhoe adalah sosok kakak yang begitu over protektif terhadap Jinhwan.
Jinhwan menggeleng. "Dia sibuk."
"Oh. Baiklah."
Dan keduanya kembali berkutat dengan beberapa menu makanan pada jam istirahat siang itu. Jinhwan memakan makanannya, namun semua benda yang melewati tenggorokannya terasa begitu hambar dilidah Jinhwan.
.
.
.
Chanwoo berdiri bersama Hanbin. Menunggu Jinhwan yang tengah berbicara dengan sang kakak yang tiba-tiba saja datang ketika jam sekolah sudah berakhir.Jinhwan berlari kecil menghampiri Chanwoo dan Hanbin. "Maaf Chanwoo, kak Hanbin. Aku_Sepertinya aku pulang dengan Junhoe saja." Terangnya dengan perasaan tak enak.
"Baiklah, sampai jumpa besok." Chanwoo melambai kearah Jinhwan. Dan Jinhwan membalasnya.
Hanbin melirik sekilas kearah Junhoe yang tengah berdiri menyender dipintu mobilnya. Lelaki tinggi yang baru dua kali ditemuinya itu terlihat tengah berdiri dengan gelisah ditempatnya. Namun Hanbin mengabaikannya dan memilih masuk kedalam mobil bersama Chanwoo.
"Hati-hati" Jinhwan berteriak ketika mobil milik Hanbin dan Chanwoo sudah melaju. Ia lantas menoleh kebelakang. Jinhwan mengeratkan genggamannya ditali ransel sebentar, lalu mulai berlari menghampiri Junhoe.
"Ayo pergi, Jun."
Junhoe mengangguk dan keduanya pun memasuki mobil. Jinhwan membiarkan kakaknya membawa dirinya kemanapun siang itu.
.
.
.
"Ayah bilang. Aku akan menikah bulan depan."Jinhwan sudah tahu kalau mereka akan membicarakan hal ini.
Jinhwan menyandarkan kepalanya kedada Junhoe kemudian mulai memejamkan mata. Mendengar detak jantung kakaknya yang selalu berhasil membuat hatinya damai. Meski begitu, ia juga tengah mati-matian berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh mendengar perkataan Junhoe tersebut.
"Kalau begitu, selamat." Gumam Jinhwan. Suaranya bergetar dan suasana hatinya benar-benar kian tak menentu.
Junhoe menghela nafas. Ia melingkarkan tangannya ke tubuh Jinhwan kemudian memeluknya erat.
Kini keduanya tengah berbaring dibagian depan mobil ditemani semilir angin pantai yang ikut membelai rambut dan tubuh mereka dengan lembut.
"Menangis saja." Gumam Junhoe.
Jinhwan mendongak. Tepat didetik pertama ia membuka matanya, air bening itu mulai berjatuhan.
"Apa aku terlihat cengeng?" Tanya Jinhwan dengan suara bergetar. Ia menyentuh rahang kakaknya dan memainkan jari-jarinya disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dividing Distance (END)
Fiksi PenggemarSummary "Ketika sebuah perasaan yang hadir, merupakan sebuah kesalahan. Kesalahan yang begitu manis, sehingga sulit untuk dicegah." . . . Cast: Junhwan || Junhoe (24 tahun), Jinhwan (17 tahun)|| Other cast: Cameo Rate: M || NC || (Kissing scene ber...