Part 6

4.2K 265 119
                                        

Sebelumnya.
***
"Apa kau tidak merindukanku?" Tanya Junhoe dengan suara berat.

Entah sejak kapan tangan Junhoe yang semula meremas-remas dada Jinhwan kini malah berpindah lagi kearah perutnya.

Jinhwan tidak bisa tenang dalam posisinya ketika jemari panjang kakaknya mulai bergerak-gerak abstrak dibagian bawah pusarnya.

Bulu-bulu disekujur tubuh Jinhwan meremang. Lelaki itu menahan nafas ketika dirasakannya jemari Junhoe juga mulai menyusup kedalam celananya secara perlahan.

"Jawab aku, sayang~" Junhoe masih berusaha menggoda lelaki mungil dibawahnya itu.

Dengan detak jantung yang berpacu kian cepat dan nafas yang mulai tersendat-sendat, Jinhwan mengangguk.
Junhoe tersenyum melihatnya.

Kedua kaki Jinhwan mulai bergerak gelisah, serta nafasnya semakin berhembus tak beraturan saat jemari Junhoe hampir menyentuh dirinya, tapi belum_.

Jinhwan meraih leher kakaknya lalu bergumam 'Cium aku' dengan suara setengah berbisik.

Ia begitu malu melihat Junhoe yang menatap kearahnya seolah ingin memangsanya dengan rakus.

Masih dengan senyuman yang belum lepas dari bibirnya, Junhoe segera membungkuk, memenuhi permintaan Jinhwan. Benar-benar memberikan adiknya ciuman penuh gairah bersamaan dengan tangannya yang masuk semakin dalam ke dalam celana Jinhwan.

"Emmhh~" Jinhwan tersentak dan mengerang kecil ketika jemari Junhoe sudah sepenuhnya menggenggam dirinya dibawah sana. Ia mendesah tanpa bisa ditahan ketika Junhoe mulai meremas lembut penisnya. Baru satu kali remasan namun berhasil membuat Jinhwan gelinjangan.
.
.
.
Waktu terasa berjalan begitu cepat setelah itu.

Kepala Jinhwan mendongak keatas ketika Junhoe memanjakan dirinya.

Junhoe sudah bertelanjang dada, berbeda dengan Jinhwan yang masih memakai kaosnya sementara celananya sudah lenyap entah kemana.

Junhoe juga masih memakai jeansnya namun keadaan celana itu sudah tak menggantung dengan semestinya lagi dipinggang Junhoe. Lelaki tinggi itu memeluk adiknya yang tengah duduk dipangkuannya dengan erat.

Meredam geramannya didada Jinhwan ketika ia tengah mencoba memasukkan penisnya kebelahan pantat Jinhwan yang sudah setengah basah oleh keringat.

Beberapa detik setelahnya, Junhoe menghela nafas panjang ketika dirinya sudah masuk sepenuhnya kedalam tubuh Jinhwan.

Ini adalah pertama kalinya Junhoe menyatukan tubuhnya dengan sang adik. Meskipun mereka sering melakukan hubungan sex, namun tak pernah sekalipun Junhoe dan Jinhwa berbuat sejauh dan senekat ini.

Peluh bercucuran disekitar leher Jinhwan. Muka Anak itu benar-benar sudah memerah sempurna ketika ia menunduk dan menatap Junhoe yang balik menatapnya dengan penuh nafsu.

Junhoe mendongak, mengangkat tubuhnya sedikit untuk menggapai bibir adiknya yang terus terbuka.

Keduanya kembali berciuman. Sementara tubuh mereka dibawah sana sudah melekat satu sama lain.

Perih dan janggal, itulah yang dirasakan Jinhwan karena ini pertama kalinya ia merasakan ada benda asing yang memasuki anusnya, namun lelaki itu mencoba menahannya sekuat mungkin.

Jinhwan beberapa kali mengeluarkan suara lenguhan dari bibirnya. Badannya tak berhenti mengeluarkan aura panas-dingin sejak saat pertama kali penis kakaknya sudah benar-benar ada didalam dirinya.

Keduanya masih berciuman ketika Junhoe perlahan mulai menarik kaos penuh keringat Jinhwan keatas. Ciuman penuh hasrat itu terlepas sejenak, dan kembali berlanjut ketika keadaan Jinhwan sudah telanjang bulat.

Dividing Distance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang