01 || David

110 10 3
                                    

Kau tau? Terkadang benda mati lebih menyenangkan daripada makhluk hidup.

-Nadhine Maharani Armanta.

⚊⚊⚊




I know I hurt you, I was so unkind
I was ungrateful, I wasted your time
But I was young and lost, so lost
See, you took this poor boy and changed his whole life
Granted his wishes and dreams overnight
And I saw stars, they shot me down
But I deserved it, they knocked me out

I'm just waking up now, in the tears of the ones I love
It's quiet, I'll bet that everybody thinks I'm done
I need to get up now, I've been down here far too long
Two years I've been lost, now I remember who I was
Who I was, who I was

Lagu dari James Arthur mengalun merdu ditelinga Nadhine, matanya terpejam namun hatinya berdesir. Mengingat perihnya 4 tahun lalu yang masih menggoreskan luka dihatinya.

Berbaring diatas rumput hijau ditaman belakang adalah salah satu hal yang disukai Nadhine, angin yang mengelus lembut pipinya, hingga teriknya sang surya yang menusuk hingga ke hatinya.

Nadhine harus bisa menjadi wanita yang kuat dan tegar, Nadhine tidak boleh menjadi wanita yang lemah. Semua itu ia tanamkan dalam dirinya sejak kejadian 4 tahun lalu.

Angin berhembus lebih kencang dari biasanya, awan putih silih berganti dengan dengan awan hitam yang mengandung banyak air. Suara petir mulai bermunculan, bau tanah basah mulai menyeruak disekitarnya pertanda akan turun hujan. Namun, Nadhine tetap dalam posisinya.

"Lo mau ujan-ujanan? Ntar David sakit aja ngerengek lo," itu Mahesa, adik laki-laki Nadhine.

Merasa cibirannya tak digubris, Mahesa mengambil sebuah kerikir kecil disekitar taman. Dan melemparnya ke arah Nadhine. Dan, mendarat mulus dikening Nadhine hingga membuat gadis itu mengaduh kesakitan. Nadhine bangun dari tidurnya, dan memberi tatapan tajam pada Mahesa sebelum akhirnya mengeluarkan jurus andalannya.

"Apa lo liat-liat?" Sungut Mahesa.

Nadhine diam untuk mengambil nafas sebelum akhirnya berteriak.

"Pa ... Si Esa pacaran tau Pa ... " teriak Nadhine yang berhasil membuat Mahesa lari terbirit-birit menuju kamarnya.

Nadhine terkekeh geli melihat kelakuan adiknya yang ketakutan. Takut-takut info tentang hubungan dengan kekasihnya diketahui Papa nya. Papa Nadhine begitu protektif dengan anak-anaknya, tidak boleh pulang larut malam, tidak boleh ada pacar-pacaran sebelum tamat sekolah dan masih banyak lagi. Untuk itu Mahesa menyembunyikan hubungannya dari Papa nya.

Nadhine menoleh ke arah David yang masih berbaring diatas rumput hijau, segera ia mengajak David untuk masuk kedalam rumah mengingat sebentar lagi turun hujan.

Ia membawa David dalam pelukannya, memeluk erat seolah tak ingin jauh dari David.

Di ruang tamu, ada Papa nya yang sedang bersantai dengan Mamanya. Bersendau gurau mengingat ini hari minggu dan harus dinikmati sebab esok mereka semua kembali sibuk dengan aktivitas masing-masing.

"Nadh, kamu panggil Papa tadi?" Sahut Papa nya saat Nadhine melewati mereka.

Nadhine mengangguk dengan santai, dan segera membuka knop pintu kamarnya namun tertahan sebab Papanya kembali bertanya.

"Ada apa?"

Nadhine menggeleng halus seraya menjawab, "Lagi pengen manggil aja, Pa." Dan masuk kedalam kamar bersama dengan David.

Papa dan Mama nya hanya menggeleng halus melihat kelakuan putri sulung mereka.

"Anak kamu tuh," cibir Mama Nadhine.

"Dia memang anak ku, siapa bilang anakonda?" Sahutan Papa Nadhine menciptakan gelak tawa diantara mereka.

Keluarga yang kompak dan selalu mendukung satu sama lain. Namun dengan syarat, garis bawahi, dilarang keras berpacaran.









--------------------

Siapa David?


Next part?

SeeYa!



Best Regards

GITARZKYS

Skate Board [ER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang