DUA PULUH SATU

509 44 12
                                    

[BIASAKAN VOTE-COMMENT SETELAH ATAU SEBELUM MEMBACA]

AZKA POV

"Tadi Daffa kan?"

"Mereka resmi pacaran?"

"Tapi Vanessa pasti bakalan bertindak."

"Pasti bakalan heboh lagi."

Yap. Topik hangat hari ini kayanya Daffa sama Amora. Gimana gak heboh kalo Daffa terang-terangan nganter Amora ke sekolah apalagi sambil nyium keningnya.

"Azka."

Kenapa gue mikirin hal ini terus sih. Lagian mau mereka pacaran atau engga ya bukan urusan gue kan.

"Azka!"

Satu kata buat diri gue, bego.

Bentakan Bu Sari benar-benar ngebuat gue kaget. Apalagi gue sama sekali ngga merhatiin materi yang dia kasih.

"E-eh iya, Bu?"

"Kamu dan Amora ikut saya."

"Loh saya juga?"

Bukan, itu bukan gue yang nanya. Itu suara Amora.

"Iya, kalian berdua."

-

Di ruangan ini, gue sama Amora bingung harus memberi jawaban apa yang tepat. Tepatnya, Bu Sari tidak memberi kami pertanyaan melainkan ia memberi kami sebuah pernyataan.

"Secepat itu, Bu? Maksud saya, bukannya beasiswa itu saat kami naik kelas 12 untuk di karantina, tapi..."

"Pihak pelaksana mempercepat waktunya, Amora. Kalian akan dikarantina 3 bulan, dan setelah itu kalian akan kembali ke sekolah untuk mengikuti ujian kenaikan kelas. Tapi, soal yang akan kalian hadapi itu berbeda. Kalian akan menghadapi soal dari pihak pelaksana. Setelah kalian lulus dalam mengerjakan soal itu, kalian bisa mengikuti beasiswa itu, tapi apabila gagal, kalian akan tetap bersekolah di sini dan naik ke kelas 12." Jelas Bu Sari sedetail mungkin.

Amora hanya diam, ntah apa yang sedang ia pikirkan, tapi gue rasa hal ini cukup ngebuatnya kaget.

"Baiklah, Bu. Saya mengerti, kalau begitu boleh saya pamit?"

"Ya, Azka."

Setelah mendapat izin, gue segera beranjak dari sana. Di ambang pintu, gue ngeliat Amora yang masih duduk diam dengan tangan memegang ujung roknya, dan bibirnya... bibirnya bergetar?

Amora nangis?

* *

AUTHOR POV

Bel berbunyi menandakan waktunya istirahat, semua siswa-siswi memenuhi kantin untuk membeli makanan ataupun minuman yang bisa mengisi perut. Tidak sungkan Azka dan Fee pun duduk di sana.

"Lo hari ini agak beda, kenapa?" Tanya Fee.

"Beda apanya?" Tanya Azka.

"Bukannya jawab eh malah balik nanya." Jutek Fee dengan wajah sebal yang ia buat.

Azka hanya diam memperhatikan seisi kantin, biasanya ia melihat Amora yang hanya lewat atau menghabiskan minumannya dengan adik kelas yang ia kenal, Meyla.

"Hai kak." Sapa Meyla.

Azka melihat ke sumber suara, "Hmm, hai juga, Mey."

"Dan yang satunya..."

Fee tersenyum lalu memotong Meyla, "Fee, atau kak Fee? Hehe."

"Oh, ya ya, Hai kak." Sapa Meyla dengan senyumnya.

PushoverWhere stories live. Discover now