DUA PULUH

538 45 31
                                    

[BIASAKAN VOTE-COMMENT SETELAH ATAU SEBELUM MEMBACA]

🎶 Love You Longer - Raisa

AUTHOR POV

Dengan jantungnya yang berdegup sangat kencang, Amora memberanikan Daffa untuk masuk ke dalam rumahnya. Lagian juga kalaupun orang tuanya pulang malam ini, mereka sudah mengenal Daffa.

"Bude, bisa tolong siapain teh hangat?"

"Iya, non."

"Makasih, bude."

Setelahnya, ia menggiring Daffa ke kamar tamu. Ia menyiapkan handuk, dan meminjamkan baju milik Ben. Melihat Amora yang seperti itu, Daffa tidak bisa menahan senyumnya.

"Makasih, sayang." Ucap Daffa.

Deg ... Deg ...
Deg ... Deg ...

"Yaudah, sana cepetan mandi." Ketusnya yang segera beranjak dari kamar.

Di depan pintu, Amora merutuki dirinya sendiri karena jantung bodohnya itu. Bahkan, sampai sekarang pun jantungnya masih berdebar sangat kencang.

Ra, aku sayang sama kamu. Oke, ini emang bukan hujan buatan kaya di sinetron yang sering bunda gue tonton. Ini juga bukan adegan romantis yang disengaja.

Aku sayang kamu, Ra. I mean, I love you.

Amora menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia ingin melompat tapi jantungnya sudah melakukannya.

'Apa tidak apa-apa untuk aku membukanya lagi? Ataukah dia hanya pelampiasan?' Batin Amora lalu ia menghela nafasnya kasar.

Ckleek

"Ups!" Reflek Daffa.

Amora segera menjauh dari pintu yang tadi disandarinya. Ia melihat Daffa dengan setelan kaos berwarna abu-abu dan bokser berwarna hitam. Ditambah rambut basah yang acak-acakan.

'Kenapa si bodoh ini terlihat tampan?!' Rutuknya dalam hati.

Reflek Amora melihat bibir tipis milik Daffa yang sedikit menganga. Karena hal itu, ia menghela nafasnya kasar sekali lagi lalu mengalihkan pandangannya.

"Jangan gugup gitu dong. Nungguin aku ya?" Gurau Daffa mencubit iseng pipi Amora.

"Gugup apa idih." Jawab Amora dingin.

"Udah dingin nambah dingin nih." Balas Daffa mengacak gemas rambut Amora.

Kalau bisa tenggelam, mungkin Amora akan menenggelamkan dirinya karena perlakuan Daffa sekarang.

"Jangan mainin rambut." Ketus Amora.

"Iya deeeeh." Daffa tersenyum lalu menggenggam erat tangan Amora dan mengajaknya ke bawah, tepatnya ke sofa yang dilengkapi dengan tv didepannya.

Bude Surti yang melihat hal itu hanya bisa senyum-senyum sendiri.

"Non, tehnya sudah bude buatin ya."

Amora menoleh ke sumber suara, "Oh, makasih bude."

"Makasih banyak, bude." Jawab Daffa dengan senyum yang mengembang.

"Iya, den."

Sekarang, Daffa dan Amora duduk di sofa panjang. Diam beberapa saat, hanya ada helaan nafas diantara kedua.

Deg ... Deg
Deg ... Deg

Amora hanya bisa merutuki jantungnya yang berdetak kencang itu. Berharap semoga Daffa tidak mendengarnya.

PushoverWhere stories live. Discover now