ENAM BELAS

593 38 5
                                    

[BIASAKAN VOTE-COMMENT SETELAH ATAU SEBELUM MEMBACA]

AUTHOR POV

Pagi harinya seperti biasa Amora menyelesaikan sarapannya sebelum pergi ke sekolah. Setelahnya, dia pamitan dengan Ben dan Diana, lalu berjalan menuju mobil jazz miliknya yang sudah terparkir di halaman depan.

-

Sesampainya di sekolah, Amora langsung menuju kelasnya. Sepi, suasana yang sering di dapatinya apabila ia pergi terlalu cepat.

"Second."

Suara itu mengejutkan Amora.

"Lo sakit?" Tanya Amora yang langsung dibalas kernyitan dahi oleh Daffa.

"Maksud lo?" Tanya Daffa.

"Biasanya telat." Jutek Amora berjalan menuju kursi pojok belakang.

"Cie perhatian." Gurau Daffa membutuntuti Amora.

"Terserah kata lo deh." Jawab Amora malas.

Daffa tersenyum hanya karena Amora ternyata memberinya perhatian. Eh tunggu, apakah itu termasuk sebuah perhatian?

"Ra." Panggil Daffa yang sekarang duduk di kursi yang ada di depan Amora.

"Berisik." Ketus Amora lalu mengambil headset yang ada di dalam tasnya dan memakainya.

"Huft." Daffa menghela nafas beratnya.

Gadis yang ada di depannya ini sungguh dingin, sangat dingin, mungkin gadis paling dingin yang ditemuinya.

Daffa mengacak gemas rambut Amora. Terus seperti itu sampai akhirnya senyum itu tanpa sadar menghias di bibir Amora, walaupun pada awalnya ia merespon dengan decakan kesal dan tatapan dinginnya.

"Udah ah." Ucap Amora sembari memukul tangan Daffa yang iseng merapikan rambutnya.

"Tadi katanya minta benerin, ini gue lagi benerin." Jawab Daffa masih sibuk dengan aktivitasnya.

"Gue jambak rambut lo."

"Widih ganas bener."

Setelah itu, Daffa menghentikan aktivitasnya dan kembali ke tempat duduknya. Dia kembali melirik Amora, tapi gadis itu malah melihat ke arah jendela.

- -

Bel pulang sudah berbunyi, dengan cepat siswa-siswi pun berhamburan keluar kelas. Amora masih sibuk dengan bukunya yang di atas meja.

"Kak Amora." Panggil Meyla yang ntah kapan memasuki kelas itu.

"Setengah kaget gue. Kenapa?" Tanya Amora.

"Boleh minta tolong ngga kak?" Jawab Meyla berupa pertanyaan.

"Selagi gue bisa dan mood, why not."

"Temenin ke toko buku, hehe." Jawab Meyla dengan puppy eyesnya.

"Hah? Itu doang?"

Meyla mengangguk merespon pertanyaan yang diberikan Amora.

"Oke."

**

AZKA POV

Gue gak suka sama Amora, tapi kenapa saat Amora bisa ketawa karna Daffa, gue malah emosi. Apa iya gue suka sama Daffa?! //ngaco authornya -_-

'Daf, apa gue juga suka sama Amora? Apa sekarang gue lagi ngelawan hati gue sendiri?'

Drrt

PushoverWhere stories live. Discover now