DUA PULUH LIMA

517 41 13
                                    

[BIASAKAN VOTE-COMMENT SETELAH ATAU SEBELUM MEMBACA]


AZKA POV

Pagi ini, seperti halnya di sekolah. Di sini juga gue bareng yang lain belajar seperti biasa, bedanya mungkin karena ini terlihat seperti home-schooling dan gurunya pun berasal dari luar negeri, yaitu Mr. Robert.

Gue mencoba fokus tapi tetep aja ngga bisa, bahkan sedari tadi kaki gue ngga bisa diem. Tapi kenapa Daffa belom ngehubungin gue lagi semenjak kejadian kemaren. Bahkan gue yakin Fee pasti udah jelasin semuanya.

"Lo kenapa?" Bisik Amora yang duduk di sebelah gue.

"Gapapa." Jawab gue sesingkat mungkin.

Amora menautkan alisnya, "Oh, yaudah." Kembali ia mengalihkan perhatiannya ke Mr. Robert yang sedang mengajar.

~ ~ ~ Flashback on ~ ~ ~


Tut ... Tut

Tidak harus menunggu lama, Fee segera mengangkat telfonnya.

"Cepet jelasin." Pinta gue.

"Serius ya, kamu tu ceroboh banget. Sekarang kamu mau rahasiain apalagi dari Daffa? Daffa udah tau semuanya." Jawab Fee.

"Maksudnya?"

"Surat keterangan dokter yang kamu simpen di laci meja belajar. Daffa udah tau dan kamu berhasil ngebuat dia ngebentak aku." Jelas Fee tegas.

"Kapan?"

"Tadi atau mungkin barusan aja, pas pulang sekolah dia bilang mau ngambil barang di kamar kamu, dan itu berhasil ngebuat dia tau rahasia yang kamu simpen selama ini."

"Terus, kamu bilang apa ke dia?"

"Forgive me, Ka. Aku ngga bisa nutupin semuanya dari dia. Daffa berhak tau, dia saudara sekaligus sahabat yang paling deket sama kamu."

Gue cuma bisa menghela nafas berat. Ya, gue tau semuanya pasti bakal terbongkar. Mungkin sekarang Daffa harus tau semuanya.


~ ~ ~ Flashback off ~ ~ ~


"Azka? Can I have your attention?" Tanya Mr.Robert sembari menautkan alisnya.

"A-eum yes... forgive me, Mr." Jawab gue mencoba kembali fokus ke pelajaran.

-

Setelah jam pelajaran, gue memutuskan duduk di gazebo yang ada di halaman belakang.

"Hei." Sapa Amora dengan headset yang menggantung di salah satu telinganya.

"Gak gabung sama yang lain?" Tanya gue.

Amora mengangkat bahunya acuh, "Males. Lo baca The Notebook ngga?"

Gue natap Amora bingung, "Baca, kenapa?"

Terlihat excited, ia akhirnya duduk bersila di samping gue, "Tell me more about the ending."

"Do you love a happy ending or sad ending?" Tanya gue.

"I do love a happy ending." Jawabnya dengan senyum yang mengembang.

PushoverWhere stories live. Discover now