DUA PULUH ENAM

415 35 1
                                    

[BIASAKAN VOTE-COMMENT SETELAH ATAU SEBELUM MEMBACA]

AUTHOR POV

Daffa kembali ke rumahnya dengan seragam sekolah yang sangat berantakan. Belum lagi, ia kembali saat yang lainnya masih melanjutkan pelajaran di sekolah.

“Lo abis tawuran?” Tanya Daniel membuka mulut mendului Lidya.

“Diem lo.” Ketus Daffa membuka pintu kamarnya lalu menghempaskannya kuat.

Daniel mengerjapkan matanya bingung. Ia menatap Lidya, bahkan Bundanya pun hanya bisa menganga.

“Lagi puber kali, Bund.” Ucap Daniel asal.

“Berantem sama Azka mungkin ya.” Balas Lidya dengan raut bingung di wajahnya.

Daniel berfikir sejenak, “Azka kan dikarantina, mana mungkin dia bisa nemuin Daffa.”

Lidya menganggukan kepalanya, “Bener juga, hmm.”

“Yaudah, ngga usah dipikirin. Biasa yang kaya gitu mah.” Jawab Daniel tidak lupa dengan senyumnya.

-

Setelah selesai membantu Lidya membersihkan rumah, Daniel memutuskan beristirahat di kamarnya. Saat menyusun baju di lemarinya, ia menemukan album kecil. Setelah dibuka, ia tersenyum tipis melihat foto-foto yang ia abadikan dulu saat masih berhubungan dengan Amora.

Amora sayang Daniel.

Daniel sayang Amora.

Daniel membaca dalam batin tulisan yang sangat ia kenali, itu tulisan Amora.

Ia tertawa kecil saat menemukan foto Amora yang memegang dua lollipop di kedua sisi pipinya. Bahkan tawa itu, tawa yang selalu ia rindukan.

Sweet as sugar, you’re my sweetheart.

Tiba-tiba saja pintu kamar Daniel terbuka.

Ckleek

“Dipanggil tuh.” Ujar Daffa yang masih lengkap memakai seragamnya.

Daniel menghela nafasnya lalu menaruh album kecil itu di atas tempat tidurnya. Setelahnya, ia keluar dari kamar untuk menemui Lidya. Sedangkan Daffa, ia kembali masuk ke dalam kamarnya.

“Kenapa, Bund?” Tanya Daniel.

“Mau pergi kan nanti?”

“Iya, kenapa?”

“Bunda nitip ini ke laundry ya.”

“Oh, oke.”

* *

DAFFA POV

Gue ngeliat jam eh tiba-tiba udah sore. Gue duduk di kasur masih dengan baju seragam yang melekat di badan. Mungkin gue butuh mandi.

Setelah mandi, gue keluar kamar nemuin Bunda yang sibuk mengganti channel TV.

“Daniel mana?” Tanya gue.

“Pergi tadi.” Jawab Bunda singkat.

“Oh.”

“Gak ada yang mau kamu omongin?” Tanya Bunda menyelidik.

“Kabar Ayah gimana?” Tanya gue.

“Baik, barusan aja dia nelpon nanyain kamu sama Daniel. Dia bilang kayanya gak bisa pulang lagi, soalnya lagi banyak project gitu.”

“Hmm.” Jawab gue sambil menganggukan kepala.

“Emangnya--”

“Bunda liat kaos Daffa warna maroon yang polos?” Potong gue.

PushoverWhere stories live. Discover now