Chapter 3
Blair P.O.V
"Oh my god! Dia sangat tampan blair!" ucap elena kegirangan 'ya dia memang tampan, bahkan mata birunya mengingatkan ku, pada seseorang yang pergi untuk selamanya' batinku. Tanpa sadar mata ku sudah berkaca kaca "astaga blair kau menangis!" dengan cepat aku menghapus air mataku "kau kenapa blair? Kau tau aku adalah pendengar yang baik" aku menggeleng "everything alright" kataku tersenyum pahit. "Baiklah jika kau ingin bercerita aku selalu siap 24 jam"
Elena P.O.V
"Oh my god! Dia sangat tampan blair!" bicaraku sambil loncat loncat kegirangan . mungkin banyak yang berfikir bahwa aku gila, tapi aku tak perduli karena aku sangat senang.
Saat aku menengok ke arah blair, ia sedang melamun sambil memainkan kentang gorengnya, aku beralih ke matanya, aku mendapati mata blair sudah berkaca kaca tak lama aku melihat air matanya sudah mengalir hingga kepipi. Aku yang mengetahuinya terkejut , karena jarang sekali aku melihatnya menangis "astaga kau menangis blair!" aku melihat blair dengan tergesa gesa menghapus air matanya "kau kenapa blair? Kau tau aku adalah pendengar yang baik" ia hanya menggeleng dan "everything alright" aku mengerutkan dahiku 'tidak mungkin semua baik baik saja blair, jelas jelas kau menangis'batinku. "Hm baiklah jika kau ingin bercerita aku siap 24 jam"Bel masuk berbunyi aku dan blair segera masuk ke kelas, tapi aku masih penasaran 'apa yang membuat blair menangis ?' gerutuku dalam hati. Sesampainya dikelas aku langsung duduk di bangkuku.
Aku melihat blair dengan tatapan sedih, aku benar benar penasaran apa yang sudah membuatnya menangis 'aku akan mencari taunya sendiri blair' batinku.