Hallo guys! Di chap ini sengaja aku cepetin ya, kalo gak di cepetin cerita ini tuh lama lama boring. Oh ya di chaper ini ada surprise lho buat kalian. So.. Kalo kalian penasaran baca and vomment guys.
Happy reading...❤
***
One next years
Blair P.O.V
Sudah satu tahun aku dan niall membangun rumah tangga. Selama satu tahun membangun rumah tangga kami semua baik baik saja, tidak ada pertengkaran seperti dulu dan sekarang juga aku dan niall sudah lulus dari senior high school, aku dan niall memutuskan melanjutkan kuliah di britania, tempat kecil niall.
Tapi tenang, keluargaku juga ikut pindah termasuk elena dan calum. Oh ya aku lupa memberitahu, calum dan elena resmi menikah di bulan november kemarin ini. Aku benar benar senang elena bisa menjadi sahabat sekaligus kakak untuk ku, walaupun ia lebih muda dua bulan dari aku. Dan niall juga kuliah sekaligus berkerja, ia menjadi CEO di kantor ayahnya yang kebetulan bercabang di britania.
"Blair?" samar samar aku mendengar seseorang memanggilku.
Aku mencabut headset dari telingaku lalu berjalan ke arah ruang tamu.
"Kau sudah pulang? Kenapa tidak ketuk pintu dulu?"
"Ingin mengagetkanmu, tapi ternyata gagal."
"Sudahlah, kelihatannya kau lelah, lebih baik kau istirahat saja niall. Aku akan bawakan makanan kekamar, kau makan di kamar saja ya"
"Baiklah" jawabnya lemas.
Sebenarnya aku kasian melihatnya bekerja sekaligus kuliah, aku sudah bilang padanya biar aku juga bekerja untuk meringankan bebannya, namun ia bilang 'itu malah menambah bebanku sayang' ia takut jika aku sakit atau stress karena pekerjaan, dia itu terlalu berlebihan lagian aku juga bukan perempuan yang gila pekerjaan.
Tapi ya sudahlah semua ucapan niall itu tidak bisa di tolak. Ia bilang 'cukup mencintaiku saja sudah meringankan bebanku sayang' .
Aku membawakan sup kesukaannya dan segelas teh hangat kekamar.
"Ni?" aku membuka pintu dan melihat niall sedang tiduran di kasur tanpa melepas sepatunya.
"Hey sayang?" Katanya tersenyum kearahku.
Aku melepaskan sepatunya.
"Ini kau makan ya"
"Aku??" aku mengangguk sambil tersenyum.
"Kau tega sekali blair" katanya memajukan bibirnya.