Blair P.O.V
Saat aku membuka mataku aku terkejut bukan main. Pagi pagi aku sudah di hadapkan dengan dada sispecknya niall.
"Em ni" kataku mencoba lepas dari pelukannya tapi tidak bisa. Pelukannya terlalu kuat.
"Niall" kataku menggoyakkan tubuhnya.
"Ugh apa babe?" katanya masih dengan mata tertutup.
"Ni ini sudah pagi"
"So..?"
"Kita harus bangun"
"Kalau aku tidak mau?"
"Ni ayolah!"
"No babe i want to sleep again"
"Huh"
"Tidur lagi lah sayang, i know you tired"
"fine" kataku dengan suara kecil.
***
Sudah hampir setengah jam aku diam disini menunggu niall bangun. Sebenarnya sedari tadi aku tidak tidur, kegiatan yang aku lakukan hanyalah memandangi wajah niall."Kau harus mencoba mencintai niall seperti kau mencintai dia"
Aku menghembuskan nafas beratku. 'Apa iya aku harus mencintainya?' batinku.
'No it's impossible'
'But i like her'
'Tapi hanya ini jalan satu satunya untuk melupakannya'
"I'll try" ngumamku.
"Try? For what babe?" aku terkejut
"Eh kau sudah bangun?"
"Ya dan kau belum menjawab pertanyaanku"
"Sudah lah itu tidak penting, lebihbaik kita mandi" kalimat yang membuatku membulatkan mataku sendiri.
'Oh gosh apa yang kau bilang blair bodoh?!' batinku.
"Mandi bersama? Okay c'mon!" katanya bersemangat.
"Tidak tidak maksud-" kataku ketakutan
"Kau yang mengajakku sayang"
Ia menggendongku.
"Oh ni!! Jangan niall! Maksudku mandi masing masing! Oh lepaskan aku niall!!" kataku memberontak.
Saat sudah di kamar mandi niall langsung mengunci pintunya.
"C'mon aku sudah tidak sabar" katanya menyeringai.
"No ni! Please"
"Aku tau kau pasti akan menyukainya bahkan ketagihan" sekarang ia memasang devil smilenya.
***
Niall P.O.VAku benar benar tidak habis fikir blair bilang itu. Haha sebenarnya aku juga tau maksudnya hanya saja aku tidak mau menyia nyiakan kesempatan ini.
Selesai mandi kami saling diam. Dan aku benci momen momen awkward seperti ini.
"Aku akan pesan makanan"
Aku hanya tertawa kecil mengingat kejadian di kamar mandi tadi.
***
Aku melihat gadis cantik yang notebennya sekarang sebagai istriku.