Sudah seminggu sejak Itachi menjadi guru baru Naruto. Dan sejak itu pula Itachi melihat keanehan pada diri muridnya tersebut. Entah mengapa ia merasa tak asing. Padahal ia yakin, ia baru pertama kali bertemu dengan Naruto.
Saat ini ia sedang memperhatikan seluruh kelas yang serius mengerjakan kuis dadakannya. Ia dapat melihat Inuzuka Kiba, sahabat Naruto, berkali-kali menggaruk kepalanya.
Disebelahnya si pemalas kelas ini Nara Shikamaru. Ia terlihat santai dalam mengerjakan soal. Berkali-kali menguap dan beberapa kali terantuk di meja.
Dan yang paling menarik perhatian Itachi, Namikaze Naruto, putri bungsu keluarga Namikaze. Si bungsu ini terlihat mengerjakan dengan sangat tenang. Tenang dan juga pasti.
"Waktu mengerjakan kalian kurang dari 5 menit. Hasil akan langsung dibagikan nanti selesai pembelajaran. Dan yang terendah akan mendapatkan hadiah dariku" Itachi menyeringai senang melihat perubahan mimik wajah murid-muridnya.
Ia berjalan mengelilingi kelas, memastikan tidak ada yang melakukan kecurangan. Sesekali ia mengintip jawaban murid-muridnya lalu tertawa tertahan ketika melihat jawaban mereka.
Ketika ia sampai didekat Naruto, sesuatu terjadi. Cincin yang selama ini ia jadikan kalung mulai bergetar. Matanya melirik sedikit pada Naruto. Semakin ia fokus pada Naruto, semakin kuat getarannya.
Tanpa ia sadari, ia berdiri mematung di belakang Naruto yang memang duduk dibangku paling belakang. Menatap pemilik surai pirang tanpa berkedip mengabaikan getaran kalung dilehernya.
"Menjauh kau dari milikku!!!"
Sebuah suara keras mengejutkan Itachi. Saking terkejutnya ia sampai terjatuh terduduk dibelakang Naruto. Karenanya ia menarik perhatian seluruh kelas.
Menyadari situasinya, Itachi segera berdiri. Mencoba mengalihkan perhatian mereka dengan memerintahkan untuk segera mengumpulkan kertas mereka.
"Apa itu tadi?"
..
.
Kiba terlihat sedang mengerjakan tumpukan soal dari Itachi. Berkali-kali umpatan untuk sang guru tampan terdengar dari mulutnya. Saking kesalnya ia mencengkram pensilnya sangat erat hingga tangannya memutih.Naruto yang berada disampingnya hanya tersenyum geli. Mengabaikan kotak bekalnya yang terbuka. Diliriknya Shikamaru yang tertidur tak memperdulikan gerutuan Kiba.
"Mau ku bantu Kiba?" Tawar Naruto.
"Bolehkah?" Kiba menatap Naruto dengan mata berbinar.
"Tentu saja, datanglah ke rumahku nanti. Akan aku bantu kau disana"
Mendengar itu Kiba melonjak senang. Dengan segera ia menyingkirkan tumpukan soal-soal itu dari atas mejanya. Dan segera digantikan kotak bekalnya yang dibuka secara tidak sabar.
"Kau tak mau ikut kerumahku Shika?"
"Hmm... Akan aku usahakan"
Mendengar jawaban Shikamaru membuat Naruto tersenyum senang. Ia menyuapkan bekalnya dengan diikuti senyuman.
"Hei Nara, kau dicari Uchiha senpai"
Sebuah suara mengganggu acara tidur Shikamaru. Dengan malas-malasan ia mengangkat kepalanya. Kali ini gerutuan keluar dari mulut Shikamaru.
"Ada apa? Kau terlihat tak senang Shika?" Kiba bertanya penasaran.
"Uchiha senpai ingin aku mewakili sekolah ini mengikuti olimpiade matematika" Shikamaru mendecih keras "padahal aku tak ingin mengikutinya. Kenapa ia keras kepala sekali!" Shikamaru berjalan pelan menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Merah
Fiksi PenggemarSetiap manusia diciptakan berpasangan. Mereka pasti memiliki benang merah takdirnya. Tidak ada yang mengetahui kepada siapa benang merah tersebut terhubung. Kita hanya bisa menebak-nebak saja, jadi serahkan saja semuanya pada takdir. Karena takdir i...