Bukanlah misi mereka yang sebenarnya untuk mengurung sesuatu yang dapat menghancurkan dunia.
Namun, sesuatu membuat mereka melakukan hal tersebut.
Mengurungnya, hanya akan menunda akhir dunia.
Hanya dengan membunuh yang dapat mengakhiri perang berda...
Di setiap tempat yang berbeda, terbukalah portal raksasa yang masing-masing keluarlah sepasang sosok lelaki dan wanita.
Pertama munculah SangMi dan Jin disuatu tempat nan hijau. Tempat yang indah, sunyi, dan damai jika menurut orang lain, begitu pula Jin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nah... Kita sudah sampai." Girang SangMi saat ia sukses menjejakkan kaki di padang yang luas itu.
"Dimana ini?" Tanya Jin, ia benar-benar terlena dengan pemandangan tempat itu, terlebih sepasang patung (yang entah manusia atau bukan karena memiliki daun telinga yang runcing dan berbeda dari telinga manusia kebanyakan) yang saling berhadapan dan terpahat indah pada sisi tebing.
"Agrốvéin, Lembah Kesunyian." Jawab SangMi. "Jja~ jangan buang-buang waktu!" SangMi langsung menarik tangan Jin yang masih asyik menelisik setiap sudut tempat yang masih asing baginya, memaksa lelaki itu mengikutinya, semakin masuk ke dalam ngarai yang diampit oleh tebing kokoh dikedua sisinya.
~
"Saa... Sepertinya disini cocok." SangMi mengedarkan pandangannya sambil tersenyum seakan hal itu tak pernah luntur dari wajahnya. "Apa kira-kira yang harus kuajarkan lebih dulu ya?" SangMi berbicara pada dirinya sendiri, berpikir sejenak sambil mengadahkan kepalanya menghadap langit yang sedikit mendung tertutup awan.
"Hmm... Kalau diingat-ingat dulu kau pernah menghempaskan bongkahan batu untuk melawan seorang Ghoul, bukan?" Jin menjawab dengan suara pelan dan sebuah anggukan ragu-ragu. Entahlah, ingatan mengerikan waktu itu tiba-tiba terulang di benak Jin. Darah, mayat, dan jeritan yang menyakitkan. Juga mengingat dirinya, Yoon Gi, dan HoSeok yang dulu juga hampir jadi tumbal guru edan yang ternyata adalah jelmaan Ghoul.
"Kalau begitu, aku ingin kau mengangkat bongkahan batu itu." SangMi menunjuk sebuah bongkahan batu yang terlihat sudah lama berdiam di tempat itu. Terlihat dari beberapa bagiannya yang sudah mulai berlumut. Jin sedikit ragu apakah ia bisa mengangkat batu yang dibilang tidak kecil sama sekali itu, mengingat untuk melempar beberapa bongkahan batu sebesar tas sekolah tidak sampai 10 kali saja ia sudah kelelahan. Apalagi yang sebesar bus pariwisata.
"Kemudian menyusunnya menjadi seperti ini." SangMi menggunakan kekuatannya untuk memindahkan beberapa bongkahan batu raksasa yang ada disekitar mereka. Getaran dan bunyi bising tak ketinggalan tatkala batu-batu itu mulai tersusun secara vertikal.
"Yaah.. Memang ukurannya lebih besar dari batu-batu yang pernah kau kendalikan. Lagipula, aku ingin mengukur seberapa besar kekuatanmu. Terserah kau ingin membuat benda itu melayang dengan pikiranmu, menendangnya atau mengangkatnya dengan jari kelingkingmu, aku tidak peduli." SangMi menatap remeh Jin, mengetahui perasaan ragu dalam diri lelaki itu.