Chapter 14 : Rise

1.7K 116 22
                                    

Author POV

~At Isỉl Lake~

Malam itu bulan sedang tak dalam bentuk sempurnanya. Namun hal itu tak mengurangi sedikit pun keindahannya. Bahkan semakin memesona ketika ribuan bintang-bintang bertaburan di langit dan tak ada sedikit pun awan yang mencoba menghalanginya.

Malam itu juga, seorang lelaki tengah bersandar pada pagar jembatan ponton yang terjulur ke tengah danau. Ia menengadah, matanya menatap bintang-bintang, namun pikirannya entah ke mana.

Kesunyian malam itu seolah tak berpengaruh padanya. Malah, ia semakin menelaah jauh ingatannya. Ia membayangkan masa lalunya. Sama sekali tak ada kebahagiaan di sana. Hanya ada rasa sakit dan kesepian. Kehidupan yang menyedihkan, pikirnya.

"Ekheem." Suara deheman pelan. Namun cukup untuk menyadarkan Yoon Gi dari lamunannya.

"Oh, kau." Ucap Yoon Gi menatap seseorang yang tiba-tiba berdiri di belakangnya. "Sedang apa?" Ucapnya sambil kembali menatap langit.

"Tidak ada." Jawab orang itu santai. Mendengar jawaban itu membuat Yoon Gi memalingkan wajahnya kembali.

Orang itu tiba-tiba berjalan mendekati pagar jembatan. Kedua tangannya ia letakkan di atas pagar itu. Berikutnya, ia sedikit melompat kecil, menumpukan beban tubuhnya pada kedua lengan kecilnya, lalu dengan cepat kaki kanannya ia gerakkan untuk menjejak bagian atas pagar.

Hal itu berhasil mencuri perhatian Yoon Gi yang sedari tadi hanya meratapi langit tanpa memperdulikan bintang-bintang. Kedua mata sipit Yoon Gi terus mengikuti orang itu hingga orang itu kini berhasil duduk di atas pagar.

"Apa kau mengikutiku?" Selidik Yoon Gi, menatap orang di sebelahnya seakan orang itu benar-benar membuntutinya.

Orang itu menghela nafas panjang dan berbicara tanpa menatap lawan bicaranya. "Apa untungnya bagiku?"

"Aku tidak percaya dengan kebetulan." Ucap Yoon Gi sambil memalingkan wajahnya, menatap lurus ke depan di mana hanya nampak deretan pohon cemara dan kegelapan nan sunyi. Mengira bahwa orang di sampingnya menganggap hal ini adalah sebuah kebetulan.

"Aku tidak menanyakannya." Sahut orang itu, sambil menatap datar pantulan bulan sabit pada air danau.

"Heh," Perkataan orang itu berhasil membuat sudut bibir Yoon Gi tertarik ke atas. "Kau benar-benar menyebalkan, noona." Yoon Gi seakan senang ia mengucapkan kalimat itu.

"Jangan memanggilku noona." Ucap orang itu, masih tak ingin menatap Yoon Gi walau hanya sekedar meliriknya.

"Baiklah.." Ucap Yoon Gi dengan nada mengejek. "Apa itu membuatmu merasa tua?" Lanjutnya kemudian.

Orang itu malah memejamkan matanya seakan malas mendengar kalimat yang baru saja keluar dari bibir seorang Min Yoon Gi. "Terserah." Nada bicaranya terdengar sedikit menggeram.

Lalu, keduanya saling terdiam. Benar-benar sunyi. Bahkan binatang malam pun tak ingin meramaikan suasana malam itu. Begitu pula air danau yang tenang, tak beriak sama sekali. Angin malam juga enggan sekedar menghempaskan beberapa helai rambut kedua insan itu.

"Apa yang kau pikirkan?" Ucap orang itu sambil menatap pantulan diri Yoon Gi pada air danau.

"Hm?!" Yoon Gi sedikit tersentak dengan pertanyaan tiba-tiba itu. "Ah.. Tidak ada." Namun, orang itu seakan dapat melihat kebohongan pada wajah Yoon Gi meskipun melalui cerminan lelaki itu pada parmukaan air.

"Kau bukanlah orang yang pandai berbohong." Ucap orang itu. Ekspresi Yoon Gi seketika berubah, salah satu dari kedua tangannya yang bersantai di atas pagar mulai menggepal. Terlintas di benaknya jika orang itu baru saja melihat isi pikirannya, Yoon Gi benci saat seseorang mencampuri urusannya.. Terutama masa lalunya. "Teringat masa lalu yang menyedihkan, hm?" Orang itu beralih menatap pantulan bulan di tengah danau.

The 7 Guardians (Bangtan Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang