Kencan

2.6K 133 5
                                    

geun young berjalan meninggalkan klinik menuju jaseondang. di sepanjang perjalanannya, ia kembali memikirkan lelaki yang bernama kwang soo tadi. tidak sadar geun young mulai tersenyum-senyum sendiri. lelaki itu lucu juga ... hihihi apalagi saat dia terjatuh dari kursi tadi ... tidak sanggup aku melihat wajahnya tanpa tertawa hihihihi...

hmmmm tapi apa mengapa ia menyuruhku datang kembali besok? ia bertanya dalam hati. apakah aku harus kembali kesana besok? ahhhh... bagaimana ini? kenapa tidak tadi saja aku mengatakan tidak? kenapa aku malah langsung pergi ? apa aku kembali saja sekarang untuk menolak permintaannya? aaahhhh dasar geun young bodoh ! pertanyaan demi pertanyaan muncul di dalam pikirannya.

"apakah dia ....? ah..... aniyo! tidak mungkin ... mana mungkin ia mengajakku berkencan? kalau seorang lelaki mengajak seorang wanita berkencan, artinya lelaki itu menyukai  si wanita. tapi aku kan baru menemuinya tadi ... aaahhhh ! tidak mungkin.. tidak mungkin..." geun young terus berbicara sendiri.

"mengapa tidak mungkin?"

geun young terkejut. ia segera membalikkan badannya. ternyata kwang soo sudah berdiri di hadapannya. "ah apa maksud pertanyaanmu?" geun young akhirnya balik bertanya saat ia sudah bisa menangani keterkejutannya.

"tadi kau mengatakan tidak mungkin bisa menyukai orang yang baru kau kenal! buktinya aku bisa langsung menyukaimu.. dan benar ! aku memang mengajakmu berkencan !" kwang soo menjawab dengan tegas.

geun young makin terkejut mendengar pernyataan kwang soo yang sangat tiba-tiba. ia hanya bisa memalingkan wajahnya untuk menutupi rasa gugupnya.

"ini ...!" kwang soo menyodorkan sebuah sobekan kain penuh darah kepada geun young. "aku ingin mengembalikan ini. kain ini masih bisa kau jahit kembali .. jika kepala dayang sampai mengetahui kau merobek pakaian dayang, kau bisa dihukum."

geun young akhirnya mengambil kain itu dari tangan kwang soo. ia masih terdiam. ini pertama kalinya ia menerima pernyataan cinta dari seorang lelaki.

"terimakasih kau telah menolongku tadi. dan aku bersungguh-sungguh dengan ajakan kencan itu." kwang soo membungkuk 90 derajat kepada geun young lalu berbalik meninggalkan geun young yang masih berdiri mematung.

"ap.. apa??? kencan??"

-----

"kita mau berdiri sampai kapan chae won?" joonggi menjentikkan jarinya di depan wajah chae won yang masih terkejut. "ayo..  cepat jalan.. sepertinya sudah cukup waktumu untuk terkejut melihat wajah tampanku.." , ia tersenyum sambil mengedipkan kedua matanya.

kedua tangan chae won masih menutupi mulutnya yang ternganga. alis kanannya terangkat lalu dia menatap putra mahkota itu dengan tatapan heran.

mwo ?? bisa-bisanya dia bercanda di saat seperti ini ? chae won mengumpat di dalam hati.

perasaannya kali ini campur aduk, antara terkejut, kesal, marah ,sedih. chae won menurunkan kedua tangannya, ia bersiap-siap membalikkan badannya, namun sebelum ia sempat melangkah, tangan joonggi lebih dulu meraih jemari kanannya.

"mau kemana?" alis joonggi saling bertautan saat bertanya. ia memutar badan chae won agar berhadapan lagi dengannya. tangannya memegang kedua lengan chae won. sekarang joonggi sedikit merendahkan badannya agar kepala mereka bisa saling sejajar. "kau marah?"  sekali lagi joonggi bertanya.

"huuuufttt..." chae won menghembuskan nafas dengan mulutnya.ingin sekali ia menumpahkan semua yang ia rasakan pada joonggi. sebelum mulai berbicara ia menggigit bagian bawah bibirnya, "wangseja ! apa yang anda lakukan? anda pikir ini lucu ? menyenangkan ? anda tidak tahu bagaimana ketakutan yang hamba rasakan tadi ? hamba pikir hamba sudah akan mati!! ", chae won menjejali joonggi dengan banyak pertanyaan, ia menarik nafas panjang lagi sebelum melanjutkan bicaranya," selama perjalanan hamba terus memikirkan ,bagaimana keadaan putra mahkota? apakah beliau baik-baik saja? apakah saat ini beliau masih belajar di bihyeongak ? atau apakah orang jahat yang membawaku ini ingin mencelakakan putra mahkota juga? jika aku mati sekarang, apakah ada orang yang akan melindungi putra mahkota ? terlalu banyak apakah-apakah lain yang muncul di pikiran hamba hingga membuka kedua matapun hamba tidak berani. namun setelah tahu ternyata orang yang membawa hamba adalah wangseja, hamba merasa sangat lega.. hik.. ternyata anda baik-baik saja.. hik..hik..hamba sangat bahagia masih bisa melihat wangseja....." chae won mengangkat kedua tangan untuk menutupi wajahnya. air mata mengalir sangat deras di kedua pipi dan sela-sela jarinya.

The Prince's WomansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang