Putra mahkota?

3.2K 166 6
                                    

"iya , geun young akan ikut ke istana bersamaku!!" jawab chae won dengan mantap.

"apa aku tidak salah dengar, chae won shi? geun young ? wanita di klinik jang itu?"

hyo joo terlihat masih bingung.

"benar! aku akan menerima tawaranmu jika geun young juga boleh bergabung dalam misi ini!"

hyo joo mulai kehilangan kesabarannya, "maaf chae won shi.. kau kira kita ke istana untuk bermain-main? sekalian saja kau ajak seluruh keluargamu!"

chae won tersenyum sinis. ditatapnya mata hyo joo. "hyo joo shi, aku tidak menganggap nyawa seorang putra mahkota; calon pemimpin negara kita sebagai mainan! jika kau mempunyai pikiran seperti itu terhadapku, lebih baik sekarang aku pulang saja!"

"tunggu dulu! ah... maaf ... chae won shi. aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu. hanya saja... aissh bagaimana aku menjelaskannya.. " hyo joo merasa bersalah dengan perkataannya tadi.

chae won sendiri sebenarnya mengerti maksud dari penolakan hyo joo, namun dia mempunyai pemikiran lain. dia lalu menjelaskan pelan-pelan kepada hyo joo kenapa dia harus membawa geun young ke istana, mulai dari cerita geun young melarikan diri dari rumahnya dan kenyataan bahwa geun young adalah sepupunya.

"selain itu, geun young sangat mahir meracik obat-obatan. walaupun dia belum pernah mengenyam pendidikan untuk menjadi seorang tabib secara resmi, namun dari cerita bibi jang, aku tahu bahwa kemampuannya kelak dapat membantu kita. sejujurnya ide ini baru terlintas tadi, saat aku sedang di sungai bersamanya."

hyo joo hanya mengangguk-anggukkan kepalanya setiap chae won mengakhiri kalimatnya. "aku mengerti sekarang..." lalu melanjutkan, "kemampuan geun young, walaupun bukan dengan pedang, panah maupun ilmu beladiri lainnya, namun ilmu pengobatan merupakan hal yang tidak kalah pentingnya, selain untuk memantau kesehatan putra mahkota, dia juga bisa membantu kita jikalau ada hal buruk yang terjadi pada kita berdua. hmmm masuk akal juga.."

"bagaimana? tidak ada salahnya kan kita mengajak geun young?" chae won memastikan.

"baiklah, aku akan merundingkannya dulu dengan tuan park dan kakekku. nanti aku akan mencarimu lagi jika sudah ada kepastian dari mereka.."

chae won sudah bisa sedikit tersenyum lega, "kalau begitu aku , aku permisi pulang dulu. masih ada hal yang harus aku kerjakan."

"baiklah, sesegera mungkin aku akan menghubungimu chae won shi.." hyo joo mengantarkan chae won sampai di depan gerbang perguruan.

sebelum melangkah pergi chae won berbalik lagi menghadap hyo joo, "mulai sekarang, panggil aku chae won saja, oke?" sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.

-----

"darimana saja kau ?!! bagaimana bisa kau pergi ditengah-tengah upacara pemakaman nenekmu!! " seorang laki-laki paruh baya membentak chae won.

tadi chae won tiba di rumah neneknya tepat saat  upacara penghormatan terakhir kepada nenek tersayangnya itu hampir berakhir.

"apakah keberadaanku masih penting di matamu, aboeji?" chae won menatap kedua mata ayahnya.

PLAKKK!

sebuah tamparan melayang ke pipi putih chae won. tak terasa butiran-butiran air mata mulai mengalir di pipinya yang terasa panas itu.

"sudah cukup suamiku... aku mohon ... jangan kau sakiti chae won terus.." ibu chae won menangis.

"sudahlah! ayo cepat kita pergi dari sini! melihatnya membuat aku emosi saja! aku menyesal mempunyai anak perempuan yang tidak bisa menghormati orang tuanya!!" ayah chae won berjalan pergi meninggalkan chae won dan ibunya.

The Prince's WomansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang