Mianhanda

2.1K 113 7
                                    

"hyung.. apakah kau baik-baik saja?" seunggi segera bangkit dan mengajak kakaknya duduk."pelayan.. pelayan ! cepat kemari !"

"seunggi-ya.. benarkah orang itu bernama uhm hong sik?" joonggi kembali bertanya kepada seunggi, tatapan matanya nanar.

"tenangkan dirimu dulu hyung.." seunggi kembali memanggil pelayannya." pelayan choi ! cepat kemari !!"

Yang dipanggil segera datang dan terkejut melihat pecahan cangkir berserakan. "ma.. maafkan hamba wanju mama.. tadi ham.."

"sudahlah cepat bersihkan kekacauan ini!" seunggi memotong pembicaraan pelayan choi,"hyung nim.. mari kita mencari udara segar di luar."

Mereka berdua akhirnya menuju taman. udara malam sedikit menusuk, tidak terasa musim panas sudah akan berlalu. Seunggi menuntun kakaknya menuju kolam teratai, disanalah tempat favorit ibu mereka; ratu sindeok selama beliau masih hidup.

"hyung.. berdiri di sini aku jadi merindukan eommani.. bagaimana denganmu?" seunggi mengalihkan pembicaraan tentang chae won agar kakaknya sedikit tenang.

Joonggi hanya mengangguk,"hmm.." ia berjalan di pinggir kolam membelakangi seunggi yang berdiri menghadap hamparan teratai,"tidakkah kau merasa? chae won sangat mirip dengan eommani ?"

Aiiiisssh, sial.. sudah susah payah aku mengalihkan pembicaraan! seunggi berbicara dalam hati sambil menghembuskan nafas dari mulutnya,"ne? chae won?" seunggi berpikir sejenak, ia memutar-mutar bola matanya. "walaupun eommani dan chae won mempunyai wajah yang sama-sama cantik, tapi aku rasa mereka tidak mirip hyung.."

Joonggi berbalik menuju seunggi, dipukulnya kepala adiknya itu.

"yah..! kenapa hyung memukulku?" seunggi mengusap-usap kepalanya.

Belum sempat menjawab pertanyaan seunggi, mata joonggi terpaku pada pemandangan di belakang punggung seunggi. ia berdiri mematung.

"hyung... apanya yang mirip? jangan buat aku penasaran !" seunggi bengong melihat kakaknya terbelalak, ia menoleh ke belakang. "omoo! bukankah itu calon menantu walikota gyeongsang; tuan moon ? aku berkenalan dengannya di sangjeongjeon*, dan apa yang dia lakukan berpelukan dengan seorang dayang malam-malam begini? aku kasian dengan calon istrinya.. aku dengar dari beberapa pejabat gyeongsang, putri walikota moon mempunyai wajah yang cantik luar biasa. ckckckck..aigooo.. dasar lelaki yang tidak bisa bersyukur..!"

Joonggi balik terkejut mendengar perkataan seunggi, ia memegang lengan adiknya, "apa yang kau bilang? walikota gyeongsang?"

Seunggi membalikkan kepala, menatap kakaknya, ia mengangguk. sadar akan sesuatu ia berbalik lagi, "omo ! bukankah itu chae won?" ia menatap kakaknya lagi,"hyung.. jangan-jangan.."

"hmm.. kau memikirkan hal yang sama?" joonggi melirik seunggi.

Tangan kanan seunggi memegang dagunya, kedua alisnya bertautan. "jadi, chae won adalah putri dari walikota gyeongsang dan lelaki itu adalah..." seunggi menggantung kalimatnya, ia menepuk-nepuk bahu kakaknya.

Joonggi menarik nafas panjang, "hhhh.. hmm, kurrae .. dialah uhm hong sik." sekarang ia menundukkan kepala menatap rumput yang diinjaknya. "palli ka..! udara semakin dingin di luar sini."

"hyung.. " seunggi menatap nanar punggu joonggi yang berjalan meninggalkannya.

----

"hong sik-ah.. temui aku besok pagi, ada yang ingin aku bicarakan.." chae won menengadahkan kepala menatap hong sik.

Hong sik melepaskan pelukannya, diusapnya sisa air mata di pipi chae won, ia tersenyum dan mengangguk, "arasso.. aku akan kemari esok pagi. istirahatlah .."

The Prince's WomansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang