Cinta Pertama

2.6K 121 7
                                    

Mereka berdua akhirnya sampai di kediaman pangeran seunggi. hyo joo sangat bahagia, sepanjang perjalanan ia dan seunggi terus-terusan tertawa mengingat kejadian tadi. hyo joo tidak menyangka, pangeran seunggi adalah seorang yang humoris walaupun  paras mukanya terlihat seperti orang yang serius.

"wanju.. hamba akan ke dapur istana dan menyiapkan makanan." hyo joo berinisiatif lebih dulu sebelum diperintahkan seunggi.

"ah ya. baiklah .. dayang han, kau sepertinya tidak sanggup menahan rasa laparmu?" tawa seunggi pecah lagi."hahahaha.. bahkan aku belum sempat memasuki kamarku, kau sudah berkata akan menyiapkan makanan."

Hyo joo segera menggeleng-gelangkan kepalanya,"animida .. animida wanju.. hamba hanya..."

Kriiiiuuuuuk .... kali ini suara dari perutnya terdengar lebih keras dari sebelumnya.

"hahahahahahaha.... perutmu sepertinya lebih jujur dibandingkan dengan perkataanmu! hahahahahaha...." seunggi tertawa terpingkal-pingkal hingga mata sipitnya terlihat hanya segaris di wajah tampannya.

Sedangkan hyo joo hanya bisa menundukkan kepalanya. sial ! kenapa hanya kesan memalukan yang bisa aku tinggalkan dalam memori pangeran seunggi? seharusnya aku sarapan tadi pagi ... ia memaki dirinya dalam hati.

"baiklah .. pergilah sekarang sebelum perutmu berbunyi lebih keras lagi.. hahahaha" kali ini seunggi menutupi mulut dengan tangan kirinya guna meredam tawa yang sudah pecah lagi.

Hyo joo hanya bisa merengut, bibirnya terlihat maju beberapa senti dari biasanya. wajahnya cemberut dan hatinya merasa sangat malu. ia membuka pintu dan ingin sekali segera kabur dari tempat itu.

"dayang han.. tunggu sebentar.." seunggi memanggil hyo joo sebelum wanita itu menutup pintu." kau juga makanlah disini.."

mata hyo joo terbelalak mendengar perkataan seunggi. wajahnya yg tadi cemberut mulai bersinar lagi. senyumpun mulai mengembang di mulutnya. ia sangat bahagia, sampai-sampai ia ingin mencubit pipinya sendiri untuk meyakinkan bahwa ini bukanlah khayalannya.

"dan ajak juga dayang moon.." seunggi melanjutkan.

Mata hyo joo membulat, senyum di bibirnya tadi mulai surut. "mak.. maksud anda dayang moon chae won?"

Seunggi menjentikkan jarinya di udara," benar ! semenjak kejadian kemarin, aku belum sempat bertemu dengannya.. aku juga ingin tahu bagaimana keadaan luka di tangannya.." wajah seunggi bersemu merah.

"ba..baiklah wanju mama.. saya akan menyampaikannya kepada dayang moon." hyo joo segera berjalan meninggalkan seunggi. sedikit terbesit kekecewaan dalam hatinya. "ternyata firasatku benar..." hyo joo berbicara sendiri. terlihat semburat cairan bening di pelupuk matanya.

-----

Joonggi sedang duduk di sebuah bangku kayu, ia menyilangkan kedua kakinya sedang tangannya bersandar pada meja disebelahnya. Ia memejamkan mata merasakan semilir angin yang berhembus dari jendela di hadapannya. 

"Bagaimana ?" chae won keluar dari sebuah ruangan, ia bertanya kepada joonggi yang sekarang sedang membelakanginya.

Joonggi membuka matanya, perlahan ia memutar kepalanya ke arah chae won, "hee..eemm..." ia mengusap-usap hidungnya yang tidak gatal dengan punggung tangannya. 

"Joonggi shi....! Bagaimana ? apakah tidak terlihat aneh ?" chae won bertanya lagi. ia sedikit kesal karena pertanyaannya tadi tidak dijawab oleh joonggi.

"palli ka ja .." joonggi berdiri dan berjalan ke arah pintu. Di halaman ia pamit kepada pemilik rumah,"ahjumma.. kami pergi dulu.."

Bibi itu tersenyum sambil mengangguk kepada Joonggi, "berhati-hatilah jeonha.. kembalilah sebelum hari gelap.."

The Prince's WomansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang