6. Lelaki Pantang Menyerah

117 2 2
                                    


Minggu pagi yang cerah, aku pun sudah terbangun, dan sudah ngejongrok didepan kamar kos, karena hari ini bagi karyawan swasta hari terakhir menikmati libur, sabtu dan minggu cukuplah menikmati rehat, aku masih mengotak atik BBM, pesan kemarin masih juga belum terbaca, haduh, perasaan ini mulai kacau, apa nggak sempet baca ya, khusnudhon aja lah, ketimbang sakit.

Ratna Sweet

Ping

Ping

Jon nanti kerja kelompok jam 8

Rumah kejora Jl, Dharmahusada, Surabaya

Pesan BBM dari Ratna pun langsung aku baca dan kubalas

Jono

Oke Rat

Kulihat jam masih menunjukkan pukul 7, bahagia banget bisa kerja kelompok bareng kejora, kejadian kemarin malam, bisa ngobrol berdua rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata kata, cinta ini makin lama makin berkembang layaknya bunga mawar yang disiram dengan air, facebookku mulai aku buka, untuk mengobati rinduku, facebooknya kejora aku buka, koleksi foto foto dia mulai aku sisir satu persatu satu, warna jilbab dan kecantikan wajahnya memang tiada duanya dikampus, mencintai dengan diam, jadi inget ama catatan Windy Ariestanty

"Apakah kau pernah jatuh cinta diam diam.? Menyukai seseorang tanpa suara, menatap dari kejauhan, atau berusaha keras menyembunyikan debar agar tak terdengar, diam - diam dan parahnya, kau seperti, seolah, merasa dia juga terlihat menyukaimu, kau bahkan tak tahu apakah itu nyata atau semu, yang kau tau kau menyukainya, kau jatuh cinta sendirian dan itu sudah cukup membuat hari harimu menjadi merah jambu."

Rasanya sudah ketohok baca tulisan itu, ya sudahlah mending aku mandi, barangkat...cap cus de,

Jalanan Surabaya begitu sepi dan lenggang, tidak seperti hari biasa, rasanya tersiksa, setiap ruas jalan disesaki kendaraan yang beraktifitas, hari ini juga jalanan serasa milik sendiri, naik motor sambil dengerin lagunya D massiv lelaki pantang menyerah, perih denger tuh lagu, tapi perihnya masih dalam tahap biasa karena hari ini senengnya mengalahkan rasa perih dari sindiran tuh lagu, kejora Iam coming, aku harus berani dan menaikkan levelku keberanianku.

Aku pun mencari alamat rumahnya kejora, sedikit kesasar dan tanya - tanya hingga akhirnya ketemu juga rumahnya, Masya Alloh gede banget rumahnya, ada dua mobil marcedes dan Velvire, aku pun beranjak dari motorku dan berdiri dekat gerbang pintu rumahnya "Assalamualaikummm" seruku sedikit gugup

Tak lama ada satpam keluar dari pos "Waalaikum salam" lalu membukakan pintu gerbang "Ada apa mas, apa yang bisa saya bantu" Tanya satpam

"Saya temannya Kejora pak" jawabku

"Oooohh temannya Mbak Kejora, silakan masuk mas, mau kerja kelompok ya"

"Kok bapak tau" tanyaku balik heran

"Iya soalnya mbak kejora sudah ngasih tau saya, monggo deh mas, ditunggu diteras aja"

"Oh ya pak, selain saya ada yang datang pak sebelum saya" tanyaku sambil melihat sekeliling halaman

"Cuma mas aja perdana datang kesini, yang lainnya belum datang"

"Wah dikerjain nih, pada jam karet semua" batinku Bete

Aku pun menuju teras sambil melihat sekeliling rumah 2 lantai, kayak istana, tapi kenapa kok kalo kuliah naik motor, ternyata kejora anak orang kaya, aku hanya bisa takjub dan geleng geleng kepala, sederhana banget kejora, kulihat ada bapak pake sarung duduk diteras.

"Nyuwun sewu, Kejoranya ada pak" sapaku sedikit nerves

"Ada, kejoranya masih didalam, teman kampus apa teman kerjanya kejora" Ujarnya sambil melihatku sedikit tajam.

"Teman kampusnya pak, mau kerja kelompok disini" jawabku mencoba tersenyum

"Oh ya ya, monggo duduk sini, saya panggilkan" bapak itu langsung masuk kedalam.

Tak lama kemudian kejora keluar dari dalam rumahnya "Haiiiii jon, kok pagi banget kesini, kan jam 10"

"Iya ta, kata Ratna jam 8, ini masih setengah 9, gimana nih, ya sudahlah aku pulang aja" kataku bingung sambil garuk garuk kepala.

Kejora langsung menutup senyumannya "kamu itu lucu juga jadi orang, gak usah pulang, disini aja kita tunggu, gitu aja ngambek"

Aku bingung mo gimana ini, kejora didepan mata, masih saja keringat ini tidak bisa diajak kerjasama " Iya deh kita tunggu" kataku sambil mengusap keringat diwajahku

"Santai aja jon, nggak usah nerves gitu donk" Kejora mangambil tisu "niihh tisunya"

"Makasih Raaa" lalu kuusap perlahan keringatku (dasar keringat tak tau diri)

"Minum apa, teh apa kopi" Tawar kejora

"Kopi aja kalo boleh"

Kejora tersenyum "Tunggu ya" lalu masuk kedalam.

Hwufff cuma bisa membayangkan, andai aja momen kayak gini, kejora sudah jadi istriku, Ya Allohh rasanya bahagia banget (Ngarepppp). Kejora memang beda kalo sudah ketemu, senyumnya, kecantikannya ditambah jilbabnya ungunya itu, bikin hati makin berdesirrr dan klepek klepek. Mungkin teman teman sengaja ngerjain aku datang lebih awal, Ratna memang bisa kalo mengkondisikan, tapi ya sudahlah, toh aku juga sangat menikmati.

Berselang beberapa menit, kejora nongol sambil membawa kopi dan tas kresek hitam, "Nih Kopinya, buatan aku sendiri" Kejora menaruh Kopi dimeja

"Makasihhh"

"Oh ya ini Jas hujan kamu" Kejora menyodorkan tas kresek warna hitam "Makasih lo Jon"

"Iya sama sama" Kumasukkan ke dalam tasku.

Terdiam beberapa saat.

"Rumah kamu dimana"

"Ehmmm Aku kos disini raa" jawabku singkat

"Memang asli mana" tanyanya lagi.

"Aku asli Jember"

"Ohhh, diminum donk kopinya, aku tadi susah lo buatnya"

"Iya iya aku minum" kuteguk perlahan lahan "enak juga kopinya, alhamdulilahhhh, biasa buatin ayah kamu yahhh"

"kok tau"

"Keliatan dari cita rasanya" godaku tersenyum tipis.

"Ternyata kamu pintar juga merayu, lucu kamu itu jon, kadang dikampus sok gak kenal, tapi nyatanya, pintar ngoda juga, hayoo jangan gombal loh ama aku"

Rasanya ketohok ama sindiran kejora "bukannya sok gak kenal, aku takut raa dan gugup itu ajaa" Batinku sambil menutupi maluku.

Tak lama kemudian Ratna, Lia dan Ardi datang bersamaan mengagetkanku.

"Cie cie, udah makin deket nih" goda Ratna.

"Rat, ini nih yang dinamakan Pendekatan alami, hahahah" Tambah Ardi.

"Kayaknya kita ndak usah kerja kelompok, pulang aja yukk" cercah Lia sambil tersenyum geli

"Ngomong apaan sih kalian" ujar Kejora malu.

Aku cuma bisa diam dan lumayan seneng kalo dibully ama mereka, sedikit tersudut sih. tapi bahagia, kami pun mengobrol sana sini, hingga pada akhirnya lambat laun, aku bisa mengendalikan rasa gugupku.

Tak lama pembantu Kejora membawakan Teh hangat dan snack. "Ini silakan diminum"

"Makasih ya biii" kata kejora

"Jon, minuman kita kok berbeda, kita kita teh hangat sedangkan kamu kopi, wah ini tidak adil, jangan jangan ini khusus nih, iya dehhh yang lagi ituu" Goda Ardi

Kejora jadi malu dan nggak bisa berkata kata, sedangkan Ratna dan Lia tertawa lepas, membully kami, sedikit GR juga sih, apakah ini pertanda ada kesempatan atau malah kesempitan, Kejora membuat kopi sendiri buat aku, sedangkan mereka dibuatin ama pembantunya, jadi penasaran ama sikap kejora, lebih baik diam sajalah dengan tingkah teman teman, diam itu lebih baik dari pada banyak kata, ehmmm, suatu saat aku akan melamarmu, lelaki pantang menyerah.

Bersambung....???

tinggalkan vote biar bisa ada semangat nulis

Cintaku dan Diamnya KejoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang