Malam itu tempat parkiran kampus begitu ramai, Kejora menghampiri motornya yang tergeletak bisu, aku melihat dari kejauhan, hati ini serasa berbisik mengatakan,
"Datangilah dia, dan katakanlah yang sejujurnya". Aku pun mengikuti bisikan hatiku, lalu perlahan langkahku mendekatinya.
"Kejora...!" sapaku lembut
Gadis itu menoleh ke arahku "iya, ada apa" jawabnya heran
"Maukah kamu memaafkan aku...?"
Kejora menatap penuh arti "Aku sudah memaafkanmu"
Hatiku mulai bergetar "Kenapa maafku yang terucap dalam dunia maya selalu tak ada jawaban"
"Karena aku malas ama pengecut seperti kamu"
"Aku bukan pengecut, karena aku nunggu waktu yang tepat untuk jujur padamu"
"Jujur tentang apa...?" Tanya kejora dengan serius
"Jujur kalo aku ingin menikahimu"
Kejora tersentak kaget "Kamu ingin menikahiku..."
"Iya, aku serius, karena aku sangat mencintai kamu"
Terdiam beberapa saat, Kejora lalu menatapku lagi "Sebegitu seriusnya cintamu padaku...?"
"Iya kata kataku sangat serius, dan aku nggak main main, sudah cukup hati ini tersiksa oleh sikapku sendiri, dan ini sudah final, mau atau tidaknya kamu, itu sudah menjadi jawaban yang harus kamu jawab, biar aku kuliah dengan tenang dan tidak mengharapkanmu lagi kalo kamu tidak ada hati denganku"
Kejora begitu kaget, wajah yang terbalut kerudung merah terlihat penuh heran, "Jujur aku juga menaruh hati padamu, tapi sifat sombongmu itu yang membuat aku jengkel"
"Iya aku tau, tapi itu semua bukan diriku yang sebenarnya, karena tak tau kenapa ketika bertemu denganmu, aku tak berani sedikitpun menatapmu atau pun menyapamu, padahal dalam hati kecil ini aku ingin sekali menyapamu dan melihatmu"
"Kamu serius dengan perkataanmu..?"
"Demi Alloh aku serius Kejora"
"Aku mau menikah denganmu" jawab Kejora meneteskan air matanya.
Seketika hati ini terguyur badai kebahagiaan, ternyata gadis yang selama ini aku cintai menyambut cintaku.
"Dengan cinta tulusku dan sunnah Nabi aku akan menikahimu" kataku menyakinkannya
Kejora mengangguk dan memegang tanganku, hati ini serasa berdetak kencang, tangannya halus dan dingin, getaran cinta ini mulai terasa, dan tanganku pun membalas genggamannya.
Mataku mulai melebar melihat seisi kamarku yang gelap, dan hanya bunyi kipas kecil yang butut menyeringai dikegelapan kamarku, mataku berkedip kedip...ya semuanya hanya bunga tidur....aku mulai bangun sambil bersila merogoh meja mengambil handphoneku, kulihat jam menunjukkan pukul 3 Malam..ehm mimpi yang aneh, tapi serasa kayak nyata..subhanalloh sungguh indah mimpi itu, andai aja mimpi itu jadi nyata, betapa bahagianya hati ini.
Sebuah mimpi yang membuat saya agak sedikit lebay, tapi lebay bukan tujuan utamanya, tapi manfaat yang bisa dipetik dari cerita ini, dan saya nggak akan malu kalau pun Kejora akan membaca tulisan ini, karena saya tak berniat untuk mempermaluin atau membuat gosip.
Karena bagi saya mencintai diam diam seseorang dan nggak bisa mengungkapkan merupakan sebuah badai yang amat berat, maka dari itu kawan, jangan sampai kena penyakit seperti ini, hidup ini serasa hampa banget dan menyiksa
Bener kata TRIAD dalam lagunya Selir Hati "Aku rela oh aku rela bila aku hanya menjadi selir hatimu tuk selamanya" sebuah lirik yang amat dalam, mungkin bagi yang jatuh cinta tapi tak berani tuk mengungkapkan, nih lagu obat paling mujarab buat para pemuja rahasia atau cintanya bertepuk sebelah tangan, lumayanlah buat hiburan dikala hati sendu.
Dalam catatan Windy Ariestanty salah seorang pimred dan editor gagas media jatuh cinta diam - diam, yang isinya seperti ini
"Apakah kau pernah jatuh cinta diam diam.? Menyukai seseorang tanpa suara, menatap dari kejauhan, atau berusaha keras menyembunyikan debar agar tak terdengar, diam - diam dan parahnya, kau seperti, seolah, merasa dia juga terlihat menyukaimu, kau bahkan tak tahu apakah itu nyata atau semu, yang kau tau kau menyukainya, kau jatuh cinta sendirian dan itu sudah cukup membuat hari harimu menjadi merah jambu."
Sebuah tulisan yang begitu menusuk jika itu pernah kita lakukan kepada seseorang yang special, saya yakin, pastinya hari hari kita penuh dengan bayangan dia, mau makan kebayang, mau tidur kebayang, mau apa aja pasti kebayang juga. Kadang kita suka munafik pada diri kita sendiri bahwa saat itu juga kita mencintainya.
Rasa Ge'er pasti ada, dari setiap sikapnya terhadap kita, pasti mengundang pertanyaan, walau hanya sekedar di sapa saja, sekelumit kata yang terucap dari bibirnya, hati ini sudah kembang kempis dan bahayanya lagi kita berangan angan dengan yang tak pasti, padahal belum tentu yang kita cintai menyambut rasa cinta kita. .
Dan sekali lagi saya sangat setuju dengan pernyataan seseorang teman, bahwa ketika kita jatuh cinta, maka kita akan kembali pada masa muda, mengejar, menelpon, ataupun juga hanya sekedar perhatian, jatuh cinta membuat sebagaian orang menjadi muda lagi meski umur mereka sudah tua.
Sejak saat saya mengenal gadis itu, sebut saja namanya Kejora, karena bagi saya Gadis berjilbab itu ibarat bintang kejora yang indah dan tak bisa dimiliki tetapi hanya bisa dipandang doang (padahal bintang itu tidak ada dalam kamus perbintang internasional, sebuah sebutan yang berasal dari pujangga tempo dulu)
Sudah lama saya mengaguminya dan tak berharap untuk memiliki, karena bagi saya dia adalah wanita sempurna, dan saya tak pantas untuk dia. Awal kuliah aku bertemu dengan dia, tak tahu kenapa dari kesekian banyak gadis, hanya dia yang terpancar akan pesonanya, sedikit demi sedikit hati ini mulai robek akan pesonanya.
Lambat laun Kejora tahu bahwa aku mengaguminya, hingga akhirnya dia membenci saya, mendengar kabar itu, hati ini bagai terkoyak, serasa mati separuh jiwa, saya mulai tak berani menatap dia kalo bertemu, ingin sekedar menyapanya saja, keringat ini serasa protes keluar dengan sendirinya, badanku gemetar, disapa dia pun lebih baik saya menghindar ketimbang malu kalo saya benar benar cinta. Dan semua itu kayak lyric lagunya Tere "hatiku panas dingin melihatnya menatapku walau sekejab, matanya begitu tajam, senyumnya begitu dalam"
Pada akhirnya orang jatuh cinta diam - diam hanya bisa mendoakan. Kata Raditya Dika orang yang jatuh cinta diam diam, pada akhirnya menerima, menerima bahwa semuanya memang baik seperti ini"
Kenyataannya sekarang lebih baik menerima apa adanya jalan cerita ini seperti halnya kata Raditya Dika diatas.
Sejak Kejora membenciku, cinta saya pada dia semakin subur bak tanaman padi yang siap dipanen, tapi nyatanya cinta saya pada Kejora tak ada sambut yang baik, karena dia sudah membenci karena sebuah kesalahan yang tak dapat aku pahami, resiko mencintai diam diam pasti akan dibenci juga, meski kadang rindu, saya hanya bisa melihat dari jauh, mengamati dari semak semak keramaian, mencuri pandang, ya semua itu sudah resiko menjadi pengagum setia.
Sampai saat ini saya masih mencoba mencari obat yang bisa menghilangkan rasa itu, karena bagi saya mencintai diam diam sangat menyiksa batiniah, dalam rasa sendu ini saya pernah berkhayal, semoga saja dia menghampiriku dan mencaciku "lebih baik kamu ngaca ketimbang kamu mencintaiku" mungkin aku bakal sembuh dari penyakitku ini, meski entar bakal terluka kalau seandainya terjadi .
Pada suatu malam aku melihat dia taman kampus, tapi hati ini pingin rasanya menyapanya, tapi saya merasa, saya ini tukang sapu yang tak pantas menyapanya, apa pantas tukang sapu memimpikan sang putri, jawabannya tidak bagi dikehidupan nyata, tukang sapu hanyalah tukang sapu, putri tetap saja sang putri, tidak ada hubungannya dengan tukang sapu. Karena dunianya berbeda jauh.
Suatu pedoman yang salah, karena dimata Alloh SWT, derajat kita sama dan tidak ada manusia yang sempurna. Tapi apalah daya rasa manusiawi selalu saja membeda bedakan.
Saya tidak menyalahkan Kejora, karena bagi saya, dia orang baik dan sopan bergaul dengan siapa saja, dalam hal ini tidak ada yang disalahkan, karena kodrat wanita adalah dicintai lelaki dan dipilih lelaki, dan wanita berhak menolaknya, tetapi yang paling penting berusaha ikhlas menerima apapun keputusannya.
Surabaya, 4 Juni 2010
11.26 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku dan Diamnya Kejora
Historia Corta"Kejora...!" sapaku lembut Gadis itu menoleh ke arahku "iya, ada apa" jawabnya heran "Maukah kamu memaafkan aku...?" Kejora menatap penuh arti "Aku sudah memaafkanmu" Hatiku mulai bergetar "Kenapa maafku yang terucap dalam dunia maya selalu...