Chapter 4

956 64 0
                                    

Summery :

"Appa ? Mau diapakan barang-barang itu?" Jungsoo terkejut ketika Siwon memasukkan barang-barangnya ke dalam sebuah kopor besar. Siwon sama sekali tak menggubris pertanyaan yang diajukan putra sulungnya itu.


-Selanjutnya-

Di sebuah apartemen mewah, Tan Hankyung, dengan angkuhnya menyemburkan asap rokok yang mengepul dari mulutnya. Pikirannya sedang menerawang kamana-mana. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Rencana yang telah disusunnya hancur sudah akibat kecerobohan orang suruhannya. Giginya sesekali menggeretak menahan amarah yang tertahan. Hingga sosok yang ditunggunya itu muncul dihadapannya. Pria itu tidak datang sendiri, ada dua orang yang mengapit kedua tangannya dengan kuat agar pria itu tak melarikan diri.

Brukk..

"Mianhae, hyung.. Ini semua diluar dugaanku. Aku tak berpikir Jessica mengobarkan nyawanya demi anak itu." Hankyung menendang pria itu hingga terjatuh. Kemudian pria tersebut bersimpuh di depan orang yang dipanggil hyung oleh pria itu.

Buaghh..

"Kau memang tak beguna.." Hankyung masih terus memukuli pria itu tanpa ampun. Setelah puas, ia hempaskan tubuh pria itu begitu saja.

"Hyung, jebal.. dengarkan aku dulu. Mianhae , aku merusak rencanamu. Tapi.."

"Tapi apa, hah? Kau membunuh orang yang bukan seharusnya dibunuh, KANGIN-AH.." Belum sempat pria tersebut memberi penjelasan lebih lanjut, Hankyung yang sedang naik pitam memotong perkataannya terlebih dahulu.. Seketika keheningan terjadi antara Hankyung dengan pria yang dipanggilnya Kangin itu yang tak lain adalah adiknya sendiri.

Oh, bukankah Kangin selama ini merupakan rekan kerja Siwon? Yah, itu semua hanyalah sebuah alibi untuk merencanakan kejahatan ini bersama sang kakak. Kangin tak peduli dengan rencana balas dendam sang kakak kepada keluarga Siwon. Yang ada dipikirannya adalah dengan membantu rencana kakaknya itu, setidaknya Kangin akan mendapat sebagian kekayaan Hankyung juga karena berhasil menjatuhkan perusahaan Siwon dan membiarkannya jatuh ke tangan sang kakak.

Hingga amarah yang tersirat di mata itu, tiba-tiba berubah menjadi sendu. Kemudian berubah lagi menjadi sebuah seringaian yang mengerikan. Hankyung membantu membangunkan tubuh pria yang memanggilnya hyung itu.

"Hyung.." pria itu tampak bingung dengan sikap Hankyung yang tiba-tiba berubah begitu saja.

"Huhh.. Setelah kupikir lagi, kesalahan yang kau buat ternyata bermanfaat juga, Kangin-ah. Membuat anak itu mati justru malah tak memberi kesempatan ia untuk menderita. Tetapi jika seperti ini, anak itu akan lebih jauh menderita. Dia kehilangan ibunya, dan aku kehilangan anakku. Kita sama-sama kehilangan orang yang sangat dicintai. Kita.. impas." Ucap Hankyung sambil menata kembali jasnya yang sedikit berantakan.

***

"Appa ? Mau diapakan barang-barang itu?" Jungsoo terkejut ketika Siwon memasukkan barang-barangnya ke dalam sebuah kopor besar. Siwon sama sekali tak menggubris pertanyaan yang diajukan putra sulungnya itu. Jungsoo yang kesal pertanyaannya tak dihiraukan pun menarik lengan ayahnya.

"Appa .." Jungsoo masih berusaha meminta penjelasan pada ayahnya itu.

"Cepat! Kemasi barang-barang kalian. Kita pergi dari sini sekarang juga." Akhirnya Siwon menjawab.

Jungsoo yang masih bingung pun kembali bertanya, "Memangnya kita mau kemana, appa? Sebaiknya kita tunggu sampai Kyuhyun sembuh, baru kita pergi."

"Jangan pernah sebut nama itu lagi dihadapanku, kita akan pergi tanpa dia. Aku benar-benar muak dengan anak itu. Bahkan sahabatku sendiri meninggalkanku di saat baru saja aku kehilangan istriku. Ini semua karena anak itu." Ucapan Siwon itu sungguh sangat dingin, bukan seperti cara berbicara ayah pada anak.

The Secret Of Triplet BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang