Chapter 5

969 62 2
                                    

Jungsoo kembali duduk di sebuah kursi yang ia letakkan di samping ranjang Kyuhyun. Keadaan Kyuhyun memang masih lemah, mata Kyuhyun masih terlihat sangat sayu, rasanya kelopak mata itu benar-benar berat untuk terbuka. Jungsoo mengusap lembut surai rambut Kyuhyun, membuat Kyuhyun membuka matanya kembali.

"Tidurlah jika masih mengantuk, Kyu." Kyuhyun menggelengkan kepalanya. "Waeyo ? Apa ada yang sakit?" Kyuhyun kembali menggeleng.

"Eom..ma.. "


-Selanjutnya-

"Eom..ma.. "

Jungsoo melihat Kyuhyun berusaha mengatakan sesuatu, namun karena suara Kyuhyun yang sangat pelan dan sedikit serak membuat Jungsoo tak mendengarnya. Untunglah Yesung sudah mengganti masker oksigen Kyuhyun dengan sebuah selang yang melilit di hidungnya.

"Bisa kau ulangi, Kyu, hyung tak mendengarnya." Jungsoo sedikit mendekatkan telinganya ke arah Kyuhyun, berusaha mendengar apa yang Kyuhyun katakan. Kyuhyun menarik napasnya dalam-dalam, kemudian mengulangi ucapannya. "Eom..ma.. " Ucapnya lebih keras dari sebelumnya, Kyuhyun berharap Jungsoo mengerti keinginannya saat ini untuk melihat wajah terakhir eommanya, namun hanya satu kata yang dapat meluncur dari mulutnya. Itupun benar-benar menguras tenaga Kyuhyun.

"Eomma? Kau ingin melihat eomma?" Tanya Jungsoo memastikan. Ditatapnya dongsaengnya itu dengan intens. Memastikan dirinya tak salah menangkap ucapan tersebut. Kyuhyun hanya mengangguk lemah. Ia bersyukur hyungnya itu memahami apa yang ingin disampaikannya.

"Emm.. Mianhae , Kyu. Eomma.. Eomma telah dimakamkan dua hari yang lalu." Dengan berat hati Jungsoo menyampaikannya pada Kyuhyun. "Tapi.. tapi kau tenang saja. Setelah kau sembuh kita akan jenguk makam eomma bersama, ne?" Ucap Jungsoo berusaha menghibur Kyuhyun. Onyx Kyuhyun mulai berkabut, cairan bening itu mulai merembes dari kedua matanya. Sungguh, sebenarnya ia benar-benar lelah untuk menangis, namun perasaan yang menekannya itu memaksa air matanya kembali meluncur. Ia sangat sedih, bahkan ia sama sekali tak melihat wajah ibunya sebelum ibunya itu dimakamkan. Ibu yang selama ini sangat ia sayangi, kini telah tiada.

"H-hyung.. eom..ma.. se..ka..rang.. ukhh "

Kyuhyun ingin berbica banyak pada Jungsoo. Namun, apa yang harus ia lakukan saat ini, mulutnya tak kunjung mengeluarkan sepatah katapun. Sesak, dadanya terasa sesak sekali.
Kyuhyun mengeratkan genggamannya pada Jungsoo untuk menahan sesaknya itu. Hanya air mata yang terus mendesak keluar dari kedua pelupuk matanya. Ia benar-benar tidak menyangka kalau dirinya telah tertidur selama itu, sehingga dirinya bahkan tak memiliki kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada ibunya sendiri.

"Kyu.. Kyu.. Dengarkan, hyung. Tenangkan dirimu, kau masih sakit." Jungsoo berusaha menenangkan Kyuhyun yang tampak gusar. Meski Kyuhyun masih belum mampu untuk mengeluarkan suaranya dengan keras, mulutnya masih menggumamkan nama sang ibu yang sangat disayanginya itu berkali-kali. Tangannya terus-menerus menarik lengan Jungsoo, berharap kakaknya itu mau mengabulkan keinginannya. Jungsoo yang sebenarnya tidak tega melihat Kyuhyun seperti ini pun meminta bantuan Yesung untuk menenangkannya. Hingga beberapa menit kemudian Yesung datang dan menyuntikan obat penenang pada Kyuhyun. Hal itu jauh lebih baik, setidaknya Kyuhyun bisa kembali beristirahat.

Yesung membelai lembut surai hitam itu. Dihapusnya jejak air mata yang masih jelas terlihat di wajah Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun sendiri sudah kembali tertidur karena obat penenang yang disuntikan kepadanya sudah bereaksi.

"Jungsoo, kau juga harus istirahat. Sekarang Kyuhyun sudah tidak apa-apa. Jangan sampai kau jatuh sakit juga. Cha , makanlah ini, setelah itu kau harus tidur. Kalau ada yang kau butuhkan, jangan sungkan untuk memberitahu hyung ." Yesung mengangsurkan sebungkus makanan yang dibelinya tadi kepada Jungsoo.

The Secret Of Triplet BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang