Chapter 10

1.2K 60 0
                                    

"Kyuhyun-ah!" Teriak seseorang dari kejauhan. Kyuhyun yang baru saja keluar dari perpustakaan dan merasa dirinya dipangil pun menoleh ke asal suara.

"Waeyo? Kenapa buru-buru sekali?" Tanya Kyuhyun karena Ryeowook berlari terburu-buru dengan dua buah tas yang disangkutkan pada pundaknya yang mungil itu.

"Hosh .. hosh.. aniyo .. tidak apa-apa.. aku hanya ingin mengantarkan tas milikmu.. jadi kau tak perlu.. repot ke kelas.. lagi." Jawab Ryeowook putus-putus karena lelah sehabis berlari.

"Ah.. Kau ini baik sekali, sih. Hanya mengambil tas di kelas tak akan membuatku repot." Kyuhyun pun mengambil tas miliknya kembali, melihat Ryeowook kesusahan membawa dua buah tas yang isinya tentu saja berat.

"Ku pikir kau sedang sakit, setidaknya kau tak perlu berjalan jauh-jauh ke kelas hanya untuk mengambil tasmu. Akhirnya aku memutuskan untuk membawakannya ke sini. Kajja , sebaiknya kita pulang." Ajak Ryeowook pada Kyuhyun. Lagi-lagi Ryeowook membuat Kyuhyun tersenyum. Melihat kebaikan hati seorang Ryeowook sekarang, membuat Kyuhyun melupakan sejenak tentang masalah yang sedang dihadapinya. Tentu saja, masalah dirinya yang terkena skors akibat berkelahi dengan Jonghyun. Salahkan dirinya yang tak bisa mengontrol emosi, meskipun kejadian ini tak akan terjadi kalau bukan Jonghyun yang memulainya duluan. Tetap saja, Kyuhyun tetap bersalah kali ini.

"Kau pulang sendiri?" Tanya Kyuhyun memecahkan keheningan diantara mereka berdua. "Iya, aku sendirian. Kau?" Ryeowook balik bertanya.

"Seperti biasa, hyung ku akan datang menjemput." Jawab Kyuhyun. Sejujurnya Ryeowook merasa iri dengan Kyuhyun, temannya itu masih memiliki orang tua yang lengkap dan memiliki seorang kakak. Tak seperti dirinya, kedua orang tua Ryeowook bercerai saat dirinya baru saja duduk di bangku SMP. Kini yang ia miliki hanyalah ibunya seorang. Setelah bercerai, ayah Ryeowook pergi meninggalkan ia dan ibunya begitu saja, sehingga membuat Ryeowook dengan usia yang masih belia itu harus merelakan waktunya untuk bekerja part time . Mau bagaimana lagi, Ryeowook tidak tega harus melihat ibunya bekerja banting tulang sendirian. Terkadang Ryeowook berpikir, andai saja ibunya menikah lagi, maka ibunya tak perlu bekerja seperti sekarang dan bisa hidup selayaknya keluarga normal.

"Kau beruntung, Kyu. Kadang aku merasa kesepian karena aku adalah anak tunggal dikeluargaku. Apalagi aku hanya tinggal berdua dengan ibuku setelah perceraian kedua orang tuaku. Senang sekali rasanya jika aku bisa memiliki seorang kakak." Kyuhyun dapat melihat pancaran kesepian dari kedua mata Ryeowook. Ia tersenyum miris ketika ryeowook mengatakan bahwa dirinya dalah orang yang beruntung. Sejauh ini Ryeowook belum tahu tentang bagaimana rumit kisah hidupnya. Orang tua yang tinggal bersamanya saat ini hanyalah orang tua angkatnya. Hanya Jungsoo lah satu-satunya saudara kandung yang ia miliki saat ini. Bahkan sampai saat ini ia tidak tahu keberadaan dua saudara kembarnya. Apa ini yang disebut beruntung?

"Wookie.. Ku rasa itu panggilan yang cocok untukmu." Ryeowook bingung ketika Kyuhyun mengalihkan pembicaraan. "Bolehkah aku memanggilmu seperti itu.. Wookie?" Kyuhyun memandang Ryeowook yang duduk di sebelahnya. Ya, mereka berdua kini sedang duduk di bangku taman sekolah, Ryeowook menemani Kyuhyun yang sedang menunggu sang hyung menjemputnya.

"Kau ini ada-ada saja. Tidakkah kau merasa panggilan itu terdengar seperti anak kecil?" Ryeowook tertawa kecil mendengar permintaan Kyuhyun itu.

"Yasudah, tidak jadi kalau kau tidak suka panggilan itu." Sedikit kecewa ketika Ryeowook sepertinya tidak menyukai nama panggilan yang dibuat olehnya, tetapi ia juga tidak bisa memaksa.

"Kata siapa aku tidak suka? Bukankah aku hanya bilang itu seperti panggilan anak kecil? Dan asal kau tau saja, aku sangat senang dengan nama panggilan buatanmu. Ketika aku masih kecil dulu, appa ku sering memanggilku dengan panggilan itu. Saat kau mengucapkannya kembali, rasanya kerinduanku pada appa seperti terbalas." Tanpa sadar air mata Ryeowook keluar begitu saja. "Ah, mianhae.. Kenapa aku jadi cengeng seperti ini, ya?" Ryeowook menghapus air matanya dengan kasar, kemudian tertawa miris.

The Secret Of Triplet BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang