Nine, tepatnya sembilan bulan sudah aku lalui dan aku jalani di Jerman. Bekerja dan bekerja mendesain mobil, bertemu dengan anak bos, canda tawa dengan teman seperusahaan, makan bersama teman, sampai jalan-jalan bareng keluarga Direktur. Senang sih, tapi aku ingin kembali ke Indonesia, aku kangen dengan ibu, Husni, dan teman disana. Untuk itu aku meminta ijin untuk pulang, tapi agar aku diperbolekan aku juga harus mengirim desainku baik soft maupun hard copy ke sini. Permintaanku awalnya ditolak, tapi aku tetap maksa agar aku bisa pulang, dan akhirnya aku diperbolehkan untuk pulang dengan syarat tadi, aku harus mengirim hard dan soft copy dari desain mobil yang aku buat. Itu tidak masalah asalkan aku bisa pulang dan bertemu dengan orang yang aku sayang. Tanpa ada keraguan lagi aku berpamitan untuk pulang dan sebelumnya aku ingin membelikan kenang-kenangan dari Jerman untuk keluarga dan juga untuk Husni. Jarang-jarang aku bisa datang ke Jerman, aku harus membelikan sesuatu untukknya. Produk Jerman yang paling trend saat ini adalah jam tangan wanita, entah di siaran TV Indonesia atau manapun jam tangan ini menjadi iklan nomor satu, untuk itu aku ingin memberikannya untuk Husni dan Rossa.
Sepulang dari Jerman, aku merasa senang karena sudah lama aku tidak berjumpa dengannya, orang yang aku sayang. Tepat pukul 24.00 aku sampai di rumah. Lelah, ngantuk, dan bahagia bercampur jadi satu. Yang aku inginkan saat ini adalah bertemu dengan orang yang selama ini aku sayang, Husni. Tapi, sekarangkan sudah tengah malam dan mana mungkin aku datang kerumahnya hanya untuk memberikan sebuah jam tangan. Ah, lebih baik nanti setelah badanku sudah fit lagi.
Sinar surya telah menghangatkan kamarku, begitu juga dengan suara burung yang bernyanyi gembira. Hari sudah pagi, cuaca cerah, dan serasa suasana sangat bersahabat untukku menemui Husni, orang yang sudah lama aku tidak berjumpa dengannya. Aku sudah menelfonnya agar dia datang ke taman pukul 09.00, dan diapun menyanggupinya. Mungkin dia tahu kalau aku sudah pulang. Satu kalimat yang harus aku ucapkan adalah "Hay, sayang. Lama tidak bertemu. Bagaimana keadaanmu sekarang?" kalimat permintaan ketika aku mau pergi ke Jerman.
Pukul 09.00 tepat Husni belum juga datang ke taman, aku tidak tahu apa yang membuatnya lama, sampai akhirnya aku yang harus menunggunya. Sudah setengah jam aku menunggunya, bosan sih tapi demi orang yang aku sayang datang aku rela menunggu lama.
Pukul 11.30 dia belum juga datang, aku takut ada apa-apa di Jalan. Aku menunggunya dan terus menunggunya, tapi dia tidak juga datang. Aku ingin tahu sebenarnya dia itu sedang melakukan apa sampai-sampai dia bisa mengingkari janji yang dia buat. Timbul pikiran negatif yang tak tahu kebenarannya, aku mulai gelisah, kesal, dan bosan menunggunya, namun dia tak kunjung datang. Setelah aku memutuskan untuk pulang kerumah, tepat di depanku dia datang dan bergandeng tangan dengan seorang cowok yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Apakah dia sudah lupa denganku? Apakah dia sudah tidak sayang denganku lagi? Dan apakah dia sudah memiliki pendamping lain? Pertanyaan yang pantas untuk dijawab olehnya.============ Ӂ ============
Harusnya come back ketemuan sama orang tersayang senang, eh tapi malah...
========== Part 12 ==========
Ada yang kisahnya seperti cerita ini?
Ditunggu, gak tau ditunggu, eh malah jalan sama orang lain.
Jangan ketinggalan cerita selanjutnya ya.
Eh iya, ada novel The Ways From The Sky 2
Salam penulis ☝👆
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ways From The Sky
RomancePernahkah Anda merasakan Cinta? Rasanya bagaimana? Menyenangkan? atau Menyedihkan? Pastinya berbagai kenangan sudah Anda lewati bersama dengan Dia. Suka, duka, canda, tawa pasti pernah dilakukan bersama. Tuhan pasti akan menganugerahkan pasangan yan...