Hari-hari Bersama dengan Orang Tercinta #2

33 2 2
                                    

Aku mengenalnya baru sebentar, namun beda hari mungkin juga bisa beda cerita. Entah bagian mana yang berbeda, namun keyakinan akan suatu hal akan membuat manusia berusaha mendapatkan apa yang ia inginkan. Seperti diriku sekarang ini yang sedang menginginkan sesuatu yaitu Cinta yang Setia dan Abadi dengan kenyataan yang manis tanpa ada sedikitpun rasa pahit yang mendalam.

“Untuk orang yang sedang aku sukai, aku berharap aku bisa berjumpa denganmu lagi dengan cerita yang berbeda. Dengan perasaan yang berbeda pula. Inilah harapanku dan inilah yang sedang aku impikan. Seandainya kamu mendengarkanku, dan menemaniku, aku akan mengukirkan perasaanku padamu disebuah batu permata yang berkilau. Dengarkan aku, aku sungguh menyukai dirimu. Jangan tinggalkan aku dan jangan membuatku sedih akan kehilangan dirimu”1. Doaku di pagi yang cerah ini.

Hanya doa yang bisa aku ungkapkan untuk hari ini dan aku akan berusaha menemukan jalan yang terbaik, dengan cahaya yang menyinari. Aku suka kamu, inilah kalimat yang sungguh ingin aku ucapkan kepadamu Husni. Semoga hari ini bisa lebih baik daripada hari sebelumnya, amin.

Sekarang hari minggu, hari yang memang menyenangkan. So, aku ingin pergi ke taman, tempat dimana aku bisa merfikir tenang tanpa ada suatu halangan. Sebenarnya aku teringat ketika dulu aku bersama orang tuaku pergi ke taman ini dengan penuh kebahagiaan dan canda tawa. Namun kenapa ayah pergi terlalu cepat? Sampai-sampai aku lupa belum mengucapkan “Selamat Ulang Tahun Ayah-ku Tercinta”. Seandainya ayah masih disini, aku akan selalu ada untuknya, selalu mengatakan “iya” kepadanya. Memang ayahku mengidap sakit kanker otak yang sudah parah, aku begitu bersalah ketika aku tetap pergi meninggalkan rumah karena aku sedang marah besar kepada ayah yang mengatakan kalau aku ini anak yang malas, anak yang tidak tahu diri. Setelah aku berfikir, kenapa juga aku harus pergi dari rumah dan tidak sempat mengucapkan selamat kepada ayahku sendiri? Aku memang bodoh, tapi overall aku bisa mengambil hikmah yang begitu besar dari kepergian ayahku. Setiap hari aku berdoa untuk kedua orang tuaku, aku memohon agar ayah selalu diberikan kebahagiaan di sisi-Nya dengan senyuman karena kebahagiaan.

Tempat ini adalah tepat seribu kisahku, yang manis atau yang pahit. Tidak lama aku duduk terdiam dengan earphone di telinga kiri, tiba-tiba aku melihat Husni yang juga sedang duduk di taman ini. Namun, mungkin ia tidak tahu kalau aku sedang ada di taman ini. Aku mencoba untuk menemuinya, namun. . . huh aku melihat orang di restaurant itu lagi. Kenapa dia datang ketika aku ingin menemani seseorang yang aku suka. Sudahlah, aku menemui kisah pahit lagi disini. Kenapa, kenapa, dan kenapa, aku harus mengalami hal yang pahit lagi, padahal aku sebelumnya pernah mengalami ini, di tempat ini, dengan keadaan yang sama seperti ini. Andai aku bisa melampiaskan amarahku, namun aku sudah berjanji untuk tidak mudah marah sekarang. Lebih baik aku pergi daripada aku harus mengalami hal yang pahit ini. Aku harus mencari tempat yang lain, tapi kemana? Padahal aku ingin ketemuan dengan Husni di taman itu, tapi kenapa aku tidak bisa? Sial.

Waktu menunjukkan pukul 13.39, aku ingin pulang tapi juga ingin bersenang-senang. Ah, lebih baik aku pergi ke restaurant, lagian aku juga lapar. Restaurant pas aku ajak Husni makan. Semoga aku bisa menikmati makanan disana dan menemukan hal yang manis. Aku memang cowok yang suka dengan hal baru, hal yang belum pernah ada sebelumnya. Karena hal itu aku sering dipuji oleh guru kewirausahaan di kelas. Memang sih jiwa inovasi dan kewirausaan sebagian ada di dalam diriku. Sesampainya, aku memesan makanan yang biasa aku makan, bahkan terkadang pelayan-pun hafal dengan makanan dan minuman yang biasa aku pesan. Setelah beberapa menit akhirnya pesananku sampai dan selamat makan. Huh jadi teringat lagi dengan Husni. Sudah Romi sudah, kamu itu harus bisa mencoba melupakan dia, kamu itu baru saja kenal dengannya dan jika memang kamu suka dengannya pendam dulu, baru esok kamu ungkapkan disaat yang tepat.

Ketika aku sedang melahap makanan kesukaanku, tiba-tiba suasana menjadi gelap. Ada yang menutupi kedua mataku. Tadinya aku berfikir kalau yang menutup mataku adalah Rossa, tapi ternyata bukan! Dia adalah Husni. Hah kenapa lagi disaat seperti ini aku didatangi oleh seseorang yang sedang aku pikirkan. Eh, tapi dia sendirian. Kemana cowok yang waktu itu? Ah sudahlah mungkin ia lelah dan pulang, terus meninggalkan Husni sendirian, huh kasihan.

“Kok sendiri? Kemana pacar kamu?”
“Hah? Pacar? Apa gak sebaliknya aku yang nanya kaya gitu?” jaeab Husni.
“Ih kamu ini, kenapa tanya seperti itu? Aku kan sudah bilang kalau aku ini belum punya pacar, belum punya pacar. Ingat itu.” membela diri.
“Kata siapa? Yang tadi bersamamu di taman itu siapa? Pake mesra-mesraan lagi.”

Kok sepertinya dia marah? Dia itu aneh, marah apa senang, apa yang lain? Husni, jika kamu ingin tahu siapa dia kamu juga harus memberi tahukan aku siapa Ronald sebenarnya. Tidak semudah itu untukmu tahu semuanya, karena kamu itu masih belum memberi tahukan semuanya tentang kamu, dan hubungan kamu dengan Ronald. Aku hanya mencoba menjawab, namun dia memotong perkataanku yang padahal itu adalah jawabanya. Tenang Romi, tenang dia pasti hanya bercanda, tenang. Dia mencoba menyuruhku untuk jujur tentang perasaan yang aku tutupi padanya. Aku tidak mau untuk mengungkapkan secepat itu, namun hati dan lidahku berbeda keinginan. Tanpa aku cegah aku mengatakan kalau aku cemburu melihatnya pulang dengan Ronald dan aku mengatakan aku suka kamu. Hatiku yang sekarang menguasai lidahku. Sudah terlanjur, awalnya dia mencegahku pergi, aku tidak menghiraukan perkataanya dan aku melanjutkan langkahku tuk pergi. Dengan rasa sedikit malu, aku pergi. Kenapa aku secepat ini mengungkapkan perasaanku kepadanya. Tapi sudahlah aku lebih lega sekarang. Yang ada dalam pikiranku sekarang, Husni bilang dia bukan pacarnya, lalu siapa? Ah bikin aku bingung saja. Tapi sudahlah, berarti kesempatanku untuk mendapatkan Husni akan lebih mudah, mungkin. Tapi aku tidak tahu esok, apakah akan beda cerita? Ataukah akan ada kesamaan cerita?

========== Part 2 ==========

Bagian kedua ini jga masih berlanjut. Jangan ketinggalan ceritanya, ya.
Jangan lupa, vote, comment, and follow

Salam Penulis 👍

The Ways From The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang