Hari-hari Bersama dengan Orang Tercinta #10

2 1 0
                                    

Dia yang aku sayang, yang aku cinta sekarang aku tidak bisa bertemu dengannya lagi secara langsung. Hasrat yang dalam untuk bertemu dengannya langsung sepertinya masih lama. Hal yang ingin aku katakan padanya ketika pertama bertemu dengannya masih aku ingat. Belum lama aku meninggalkan kampung halamanku, namun rasanya seperti lama sekali. Belum ada 4 bulan rasanya sudah seperti satu tahun lamanya. Dia lagi apa ya sekarang? Aku kangen sama dia, meski sering-sering aku menghubunginya lewat video call, BBM, dan segala cara aku lakukan agar aku bisa melihat wajahnya, mendengarkan suaranya yang lembut.

Aku melihat jam tanganku, ternyata sudah pukul 8 malam, aku coba untuk menghubunginya lewat video call namun tidak ada jawaban. Aku berusaha untuk mencobanya lagi, lagi dan lagi tapi tetap saja dia tidak ada jawaban. Biasanya langsung aktif, tapi kenapa sekarang tidak? Aku mulai khawatir dengan keadaannya sekarang. Apa mungkin dia sedang sibuk mengerjakan tugas-tugasnya, atau dia lagi sakit? Pikiranku mulai tidak fokus sekarang, namun satu hal yang pasti kalau aku ini selalu mempercayainya, tak mungkin dia melakukan hal-hal yang tidak benar selama disana karena aku tahu bagaimana sifatnya itu. Pekerjaanku masih banyak, aku belum sempat mendesain lagi, selain itu aku kangen sama Husni, dan semua rasa itu tercampur menjadi satu. Ayolah Romi kamu harus tenang, kamu harus bisa santai menghadapi smeua ini. Sudahlah mungkin dia sedang lelah, aku akan coba hubungi dia besok.

Pagi hari ini aku merasa kurang enak badan. Sepertinya aku terlalu lelah sampai-sampai aku harus istirahat dan meminta ijin untuk tidak berangkat hari ini. Yang terpenting sekarang adalah aku harus selalu menjaga kesehatanku, aku tidak boleh menyerah dengan semua ini. Owh iya, sudah lama aku tidak menghubungi Rossa. Coba ah sekali-kali aku menelfonnya dan menanyakan bagaimana kabarnya.

"Rossa, gimana kabarnya sekarang? Kangen gak sama kakak? Pastinya kangen dong."


Panggilannya masuk, tapi kenapa dia tidak menjawab, ya? Ah masa dia sibuk, kalu sibuk mana mungkin dia sempat menerima panggilanku?


"Dor! Kakak, kaget ya? Maaf tadi sengaja, hihihihi. Iya kakak, aku kangen banget sama kakak, kabar aku sama mama ba? Maaf tadi sengaja, hihihihi. Iya kakak, aku kangen banget sama kakak, kabar aku sama mama baik, Kak. Owh iya, Kak, sekarang aku udah melanjutkan kuliahku di Universitas Merah Putih, itu lho yang dekat dengan UI. Untungnya aku diterima."

Dia itu, gak ada bedanya sama yang dulu sukanya ngagetin orang lain. Sebentar, dia bilang kalau universitasnya dekat dengan UI berarti aku bisa dong tanya-tanya tentang kabarnya Husni. Wah, kesempatan emas.

"Gak kaget sih, cuma agak heran aja kamu masih seperti dulu gak ada yang berubah, hanya saja sekarang kamu sudah dewasa, sudah melanjutkan lagi. Eh iya, tadi kamu bilang sekolah kamu dekat dengan UI, kan? Bagaimana kabarnya Husni? Tadi malam aku menghubunginya tapi tidak juga ada jawaban."


"Kalau tadi malam dia itu habis dari rumahku, Kak. Dia itu bantu aku buat nyelesaiin tugas aku, susah banget soalnya, Kak. Untuk Husni bisa kalau enggak apa jadinya esok?"

Aku merasa tenang sekarang, dia ternya baik-baik saja. Awalnya aku mengira kalau dia itu sedang ada apa-apa, eh tahunya tadi malam dia ke rumah Rossa. Sudah tenang aku sekarang, meski hanya dari Rossa kabar baik itu, tapi itu membuatku menjadi lebih semangat dan menjadi lebih sehat sekarang. Aku berharap hari ini aku bisa menghubunginya lagi dan ada jawaban darinya.


========== Part 10 ==========

Part 10, singkat sekali kan ceritanya?
Tenang, masih ada lanjutannya kok.
Ikuti terus, ya.
Salam penulis ✊

The Ways From The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang