Hari-hari Bersama dengan Orang Tercinta #11

1 0 1
                                    

Aku tetap akan mempertahankan cinta kita, Husni. Aku tidak akan lupa dengan apa yang pernah kita lalui bersama, pahit, manis, senang, sedih, semuanya akan selalu ku kenang. Tak kenal waktu, tak kenal tempat, aku akan selalu menjaga cinta kita. Hari ini aku mulai berangkat ke perusahaan, gak ada waktu lagi untukku memikirkan hal selain pekerjaan di perusahaan. Mendesain mobil memang pekerjaan yang tidak mudah, bahkan ada yang mengatakan kalau menjadi seorang cars designer itu tidak enak, hanya ditemani pensil, penghapus, dan komputer saja. That's right, tapi mereka tidak tahu kalau yang aku kerjakan ini untuk mereka yang memiliki mobil.

Serasa waktu berputar dengan cepat sampai-sampai aku belum pulang, padahal sekarang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Selama di perusahaan aku tidak memikirkan ada panggilan masuk, chat masuk, atau hal-hal lain karena aku sendiri sudah dalam keadaan sibuk. Tidak tahu kalau dari tadi ada 6 panggilan masuk dan 7 pesan. Yeah, aku kira itu hanya panggilan dan pesan yang kurang penting, tapi ternyata itu semua dari Husni, yang sudah lama aku tunggu untuk bisa menghubungiku. Sebenarnya aku ingin call back tapi aku sudah lelah, aku juga belum pulang.
Lima belas menit, aku sudah sampai rumah. Hanya membuka pintu, mandi, dan tidur, aku juga sampai lupa tidak makan malam hari ini tapi sudahlah besok aku harus bangun pagi dan berangkat kerja lagi. Semua kegiatan hari ini sangat melelahkan tapi juga menyenangkan.

Pukul setengah lima aku bangun, sholat, dan mandi. Tapi ada yang aneh, kenapa ada suara di dapur ketika ku sedang ganti baju? Aku hanya heran, sepertinya aku tidak mendatangkan pembantu, ah! Jangan-jangan ada yang sengaja masuk rumah aku lagi. Bergegas ganti, aku menuju ke dapur. Ha! Kagetnya aku, ada seorang cewek yang putih, tinggi, pirang, dia sedang memasak. Aku pikir dia itu siapa setelah aku tepuk pundak kirinya ternyata dia adalah Lezy, anak dari direktur utama Senghan Car Group tempat aku kerja.

"Hay, you are look so handsome. Hem, are you okey?"
"Yeah I'm very okey, are you..."
"Yes, I'm Jezy."
"Ah, you are. Can you speak Indonesia Language? Aren't you already leave in Indonesia?"

"Ya, tentu. Aku ini sudah lama juga tinggal di Indonesia, jadi aku juga sudah bisa meski sedikit."
"

Wow, great! Kenapa kamu sudah ada disini? Apakah ayahmu seorang Direktur Utama Senghan Car Group tidak memarahi mu?"
"Tentu, tidak. Bahkan ayahkulah yang menyuruhku untuk datang kesini dan menyiapkan sarapan untukmu karena ayah tahu kalau tadi malam kamu baru pulang pukul 9"
"Wah, perhatian juga ayahmu denganku. Aku jadi tidak enak."
"Sudahlah, ini sarapannya sudah jadi, kamu makan ya, aku mau pulang dulu."

Yah, dia malah buru-buru pulang, seharusnya sekalian dong dia menemani aku makan biar aku juga tidak sendirian, hehe. Tapi dengan alasan apa untuknya bisa menemaniku sarapan? Hanya berdua lagi. Ah, aku ada ide, dia pasti juga belum makan sekalian saja aku mengajaknya makan bersama. aku menghentikannya dengan memegang tangannya agar dia tidak bisa kabur lagi.

"Jezy, tunggu! Kamu belum sarapan, kan? Lebih baik kamu makan bareng aku. Daripada kamu kelaparan di jalan, iya kan? Ayolah, aku mohon."

Dia tidak mengeluarkan satu katapun, hanya berdiri terdiam di hadapanku dengan tangannya yang masih aku pegangi. Dia melirik ke arah tangannya dan spontan aku langsung melepaskannya. Sepertinya dia marah, lalu aku meminta maaf kepadanya. Dia juga tidak berkata apapun.

"Sudahlah kalau kamu tidak mau juga tidak apa-apa."

Hanya perkataan itu yang keluar dari mulutku, tetap saja dia tidak merespon sedikitpun. Takutnya dia marah, dan dia mencoba untuk menjauh dariku. Haduh, Romi ini kan kesempatan besar untukmu ditemani seorang gadis, apalagi anak bos kamu sendiri. Tapi sudahlah biarkan saja. Awalnya aku mengira dia marah, dia langsung duduk di kursi samping tempat dudukku.

"Ayo makan. Katanya aku disuruh makan bareng, ayo makan! Aku tuh gak marah sama kamu, tadi kamu cuma modus ya biar bisa megang-mengang aku. Iya, kan? Jujur aja."

Mati aku, siapa juga yang mau modus dengan kamu, Jezy. Aku tidak sengaja memegang tangan kamu, itu saja. Buat apa aku modus, tanpa moduspun juga kamu pasti mau. Hahaha ucapanku tadi aneh juga meski dalam hati. Akhirnya aku makan berdua dengan seorang gadis keturunan Jerman.

========== Part 11 ==========

Ada yang mau bekerja di Jerman?
Kalo mau hubungi Habibi, pissss. 😋
Cerita, belum ending.
Salam penulis 😎

The Ways From The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang