Hari-hari Bersama dengan Orang Tercinta #3

22 3 0
                                    

Suka? Yakin aku suka dengannya?

"Ya Tuhan, jadikanlah ia menjadi tahu akan perasaan hamba-Mu ini padanya. Jagalah selalu dia, jagalah selalu perasaannya, dan indahkanlah selalu mimpinya. Ya Tuhanku, jagalah ia dari mimpi yang buruk, serta jauhkanlah perasaan buruk kepadanya. Hanya kepada-Mu hamba memohon dan hanya kepada-Mu hamba meminta petunjuk. Hamba ingin ia mengetahui perasaan hamba dan jadikanlah ia sebagai seorang bidadari hamba yang setia, cinta, dan sayang kepada hamba. Sinarilah hatinya dengan nur-Mu."[2]

Aku berharap doaku di malam yang terang dengan bulan dan bintang yang bersinar, semoga aku bisa bersama dengannya.
Aku jadi ingin tahu, apa yang sedang ia lakukan saat ini? Apakah ia baik? Seandainya aku bisa menemaninya, aku akan mencoba untuk bisa membuatnya tenang dan senang disisiku. Aku mungkin mengetahui, jika saat ini ia sedang berdoa untuk ku dan juga untuknya. Kalimat yang ia ucapkan sungguh akan membuat orang lain ingin selalu disampingnya.

"Ya Tuhanku, hambamu sungguh ingin berkata yang benar kepadanya dengan perasaan tulus dan ikhlas. Hamba-Mu meminta petunjuk-Mu, apakah perasaan yang telah diungkapkan benar? Ataukah hanya lelucon belaka? Berilah petunjuk-Mu Ya Tuhanku, hamba juga suka kepadanya, hamba juga sayang kepadanya. Berikanlah yang terbaik untuk hamba dan juga untuknya. Hamba ingin hari esok hamba dipertemukan dengannya walau sesaat, karena hamba ingin selalu bersamanya. Apabila Kau meridhoi ia sebagai pendamping hamba, hamba ingin agar ia selalu ada disamping hamba agar ia bisa mengerti perasaan hamba, hamba ingin selalu bersama dengannya."[3]

Aku akan melihat hari esok, semoga doa ku dan juga doanya bisa dikabulkan oleh-Nya, amin.

********** Ӂ **********

Aku harus bisa menyambut hari pagi ini dengan senyuman. Apapun yang akan terja nanti, aku harus bisa tersenyum, walau terkadang antara muka dan hati saling bertolak belakang. Berangkat ke tempat yang indah, yaitu kampus. Semoga aku bisa berjumpa dengannya. Tepat pukul 06.00 aku berangkat. Alasanku berangkat lebih awal agar aku bisa santai disana. Namun dijalan aku menemui seorang nenek yang sedang berjualan buah, aku begitu kasihan melihat ia, karena ia diserempet oleh sepeda motor. Utnung nenek itu tidak apa-apa. Aku bertanya kepadanya, apakah ia sakit. Namun ia menjawab tidak, dan berterima kasih kepadaku. Kebetulan aku juga sedang ingin makan buah, lebih baik aku beli saja buah itu, semoga itu bisa membantu nenek. Aku membeli buah itu dengan uang besar, namun nenek itu ingin menolak. Aku mengatakan bahwa tidak baik menolak rizki yang ada, lalu nenek mau menerima uangku. Tadinya ia ingin mengambil kembalian, namun karena tidak ada uang kembalian, ambil saja untuk nenek. Hatiku sungguh senang bisa membantu orang lain.

Untung aku bisa masuk tepat waktu dan tidak terlambat lagi. Memang senang bisa membantu. Karena sebelum ayah meninggal, ayah selalu berkata

"bantulah orang lain tanpa kamu menginginkan sesuatu yang lain. Kamu itu harus bisa merelakan dan meluangkan waktu kamu untuk selalu membantu orang lain yang sedang sulit atau membutuhkan, namun dengan syarat bukan membantu contekan."[4]

Kalimat itu selalu ada dalam pikiranku dan meski ayah sudah tidak ada, aku akan tetap menjalankan pesan yang selalu ia katakan kepadaku.
Hah, akhirnya pelajaran sudah usai, owh iya aku lupa belum minta nomornya Husni. Dia dimana ya? Kalau enggak aku minta lewat Rossa aja. Huh, dimana sih Husni atau Rossa? Dicari juga malah gak nongol-nongol. Aku terus mencari mereka, rasanya lelah juga, istirahat di taman dulu ah, sekalian nyari mereka, mungkin juga mereka ada di taman. Eish... sepertinya itu Rossa, samperin ah! Tunggu, tunggu, tunggu... Rossa sama siapa ditaman? Sepertinya kenal. Itu kan... Rito! Sialan, ngapain dia berduaan di taman sama Rossa? Wah kayaknya gak bener nih, kalau sampai Rossa jadi pacarnya Rito, gua suruh putus mereka. Rito itu kan orangnya suka ngonsumsi obat terlarang, suka mabuk lagi. Pasti dia punya niat buruk, awasi aja deh.

Menit demi menit aku mengawasi mereka, tapi mereka malah pergi gak tahu kemana. Hah, aku harus ngawasi atau aku harus mencari Husni? Udahlah cari Husni saja. Kamu dimana sih Husni? Aku kangen nih, hahaha. Cari seseorang itu memang harus penuh perjuangan, apalagi orang yang sedang di kangenin, pastinya perjuangan juga. Hanya ada satu tempat yang belum aku survey. Tempat itu adalah perpustakaan. Kalau ke perpus, sekalian saja cari buku The Way From The Sky buku yang menarik dan pastinya ada rahasia dibaliknya. Muter-muter cari bukunya kok tidak ada ya? Apa sudah dipinjam? Ahh, aku lagi ingin banget buku itu. Siapa sih yang pinjam? Membuat kesal saja. Dengan kesal aku hanya duduk dan "Hai!" suara Husni yang membuatku kaget.

"Kamu ternyata disini? Aku kan mencari kamu. Mondar-mandir, eh malah ada disini."
"Tumben nyari. Kangen ya? Kita kan sudah ketemu sekarang. Berarti sudah gak marah donk"
"Kok kamu tahu kalau aku lagi kangen? Siapa juga yang marah, aku tuh ya lagi sedikit kesel aja, soalnya buku yang aku cari dan biasa aku pinjam sudah dipinjam orang."

Apakah buku yang ia cari itu adalah buku yang sekarang aku baca? Katanya dia sudah mencarinya artinya hanya buku ini yang belum ia periksa. Kalau aku sih gak masalah untuk aku berikan kepada Husni. Untuk memastikan ini bukunya atau bukan aku memberikan buku itu. Ternyata benar buku ini yang dia cari, dia heran kapan aku mengambilnya yang sebenarnya aku sudah meminjamnya tiga hari yang lalu, tapi aku mengembalikannya dan aku berniat meminjamnya lagi. Dia bilang dia sedang kesal kerena buku ini, berarti dia kesal donk denganku? Aku mencoba menanyakannya, ternyata dia tidak jadi kesal denganku malah katanya ia kesal dengan buku ini, yeah mungkin kerena buku ini memang bagus, ceritanya menjiwai, maklumlah novel ini best seller.
(mencoba ajak pulang)
Apakah doaku terkabul? Terima kasih Ya Tuhan, Engkau telah mengabulkan doa hambamu ini. Inilah mungkin saat-saat dimana aku harus selalu aku ingat, kenangan yang manis. Meskipun aku merasa senang, namun tetap ada hal yang terlintas dipikiranku, apakah Rossa baik-baik saja bersama Rito? Aku sebenarnya tidak yakin kalau dia itu akan dijaga oleh Rito. Pokoknya, nanti ketika dirumah aku akan tanyakan langsung pada Rossa, sebenarnya ada hubungan apa diantara mereka.

"Eh, Husni. Aku minta nomor kamu donk, boleh gak?"
"Boleh lah, apa sih yang gak buat kamu Romi, ini nomer aku.."
"Oke.Nanti malam aku calling, bolehkah dan maukah engkau mengangkatnya, Tuan Puteri?"
"Tentu Pangeran."

Yap! Akhirnya aku dapat nomernya. Dan aku juga diperbolehkan menghubunginya. Terima kasih Husni. Wajahnya yang cantik ditambah dengan senyumannya yang manis, membuatku semakin menyukainya.

========== Part 3 ==========

Bagian ini bagaimana? Ayo baca terus, karena masih berlanjut. Part 4 akan segera datang.
Jangan lupa vote and comment ya.
Salam penulis 👊

The Ways From The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang