Hilang?

53 15 1
                                    

Peluh menetes membasahi seragam olahragaku dan semua teman sekelasku.

Ku menepi setelah pelajaran olahraga dengan keringat yang masih bercucuran mengambil botol minumku.

Ku lihat teman-temanku mulai meninggalkan lapangan saat bel istirahat berdering.

Aku menuju ruang ganti yang di sediakan sekolah dan melihat temanku yang sudah menungguku.

"Dari mana aja ren?" tanya vira

"Habis duduk di gazebo, tadi aku nyariin kmu tapi gak ada"

"Kita nungguin di sini dari tadi, pantes gak ketemu orang kamunya disana" jelas dinda

"Maaf ya jadi nunggu, aku gak tau kalau kalian langsung kesini"ucapku dengan nada tidak enak pada mereka

"Yaelah, gak usah gitu santai aja sama kita, ya kan?"jawab lina santai

"Yo yoi" jawab mereka berbarengan aku hanya membalas dengan senyum

Kami pun mulai mengganti pakaian kami dan sibuk dengan pikiran masing-masing

"Habis ini ke kantin yuk, laper nih" celetuk dinda memecah keheningan diantara kami, kami hanya menjawabnya dengan anggukan dan berjalan menuju kantin.

Kami duduk di bangku paling pojok di kantin, alasannya apalagi kalau bukan sudah tidak ada tempat kosong yang tersedia.

Suasanan kembali sepi saat tidak ada obrolan diantara kami, kami sibuk melahap makanan kami masing-masing.

Sampai suara riuh kaum hawa memecahkan keheningan diantara kami, alasan mereka histeris seperti itu apalagi kalau bukan karna pengeran es dan kawan-kawan.

Aku hanya bisa memutar bola mataku sambil menghela nafas

Ku lihat mereka melangkahkan kaki melewati meja tempat kami, kami pun menoleh ke arah geng mereka.

Mata ku tidak sengaja bertatapan dengan mata pangeran es itu, matanya seperti menyiratkan ketidaksukaan padaku.

Aku tidak tau kenapa dia melihatku seperti itu, memang apa salahku. Ah sudahlah lebih baik aku makan, sedangkan teman-temanku masih sibuk membicarakan pangeran es dan kawan-kawan.

Bel masuk pun berbunyi, kami segera ke kelas. Pelajaran pun dimulai, aku duduk manis sambil memperhatikan pelajaran bahasa indonesia.

Guruku sedang menjelaskan tentang cerpen, aku jadi ingat Avian, dia selalu memuji cerpen yang ku buat.

Aku ingat kalau aku memakai kalung pemberian avian

Aku mulai panik saat sadar kalung bulan yang kupakai sudah tidak menggantung di leherku, aku mencari di semua bagian di tas dan bangku.
"Airen, ada masalah?" tanya guruku menghentikan aktivitas mencari kalungku
"Ehm..saya...ehm..tidak ada pak" jawabku gugup
"Kalau begitu tolong duduk dengan tenang, kalau tidak bisa silahkan keluar" ucap guruku tegas
"Iya pak, saya minta maaf" jawabku
Pelajaranpun kembali berjalan seperti tadi, sedangkan aku mengingat terakhir kali aku memakai kalung itu.
"Cari apa sih ren, kok panik banget sih?" tanya vira
"Kalungku, tadi masih aku pakai tapi sekarang gak ada"
"Ketinggalan kalik dirumah" ucap vira menghibur
"Tapi tadi beneran masih pakek kok, pas olahraga tadi masih aku pegang" ucapku cemas
"Mungkin jatuh di lapangan, nanti pulang sekolah kita cari bareng deh" ucap vira menawarkan bantuan
"Iya, makasih ya", vira hanya menjawabnya dengan anggukan sambil tersenyum tulus

Bel pulang sekolah berdering, dengan cepat kubereskan dan menuju ke lapangan bersama vira.

Dua temanku yang lain sudah pulang karna ada urusan, jadi hanya tinggal aku dan vira saja yang mencarinya.

Sudah satu jam kami mencari, tidak ketemu juga.

" Ren, pulang yuk. Udah sore nih, mungkin ketinggalan dirumah"ucap vira sambil mengelap peluhnya

"Kamu pulang duluan aja deh, aku mau nyari sendiri aja"

"Udah sore ren, bsok aja dicari lagi"
"Gak bisa, kalung itu berarti banget buat aku" ucapku

"Ya, udah kalau kayak gitu, aku pulang dulu ya. Nanti aku di cariin mamaku"

"Iya, hati-hati ya"

"Iya, good luck ren" aku hanya menjawab dengan senyuman dan kembali sibuk mencari kalungku.

Sampai ada suara seseorang menghentikan kegiatanku

"He!, kamu gak pulang?" ucap seseorang dengan nada dingin, siapa lagi kalau bukan pangeran es.

Aku berdiri dan berhadapan dengan pemilik suara itu

"Gak, aku masih cari kalung" jawabku
"Kalung ini?" tanya nya sambil memperlihatkan sebuah kalung, aku segera mengambilnya dengan cepat

"Kenapa bisa ada di kamu?" tanyaku heran

"Aku nemuin itu ruang ganti" jawabnya santai

"Kenapa gak bilang dari tadi, aku kan gak perlu nyari sampek sore" jelasku kesal

"Kan kamu gak tanya" jawabnya santai sambil meninggalkan tempat ku berdiri

"He!, pangeran-maksudku dion, kamu nyebelin banget, kenapa gak bilang sih. Ihh! Aku tuh nyari nya capek tau!" jelasku sambil mencak-mencak

"Itu, masalahmu sendiri. Dasar gadis ceroboh!" jawabnya sambil membalikan badan ke arahku

"Ihh! Dion nyebelin, namaku airen, tau! Bukan gadis ceroboh. Kamu tuh dasar pangeran es nyebelin!" teriakku sebal padanya

Di hanya berjalan meninggalkanku, dasar nyebelin batinku

Aku pun sampai di rumah saat hari sudah sore, belum lagi kena omel ibu karna pulang telat, ini karna pengeran es nyebelin.

Hy readers makasih mau baca cerita aku
This is my first story, jadi maaf ya kalo cerita nya agak gk jelas

Kalo soal uptade gk pasti waktunya soalnya tergantung inpirasi dan mood aku.
Tapi aku pastiin uptade nya gk lama-lama

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang