satu kelompok

48 14 0
                                    

Hy semua, maaf ya baru update

Sebenernya mau update tadi subuh tapi ternyata bangunnya kesiangan, hehehe
Ok langsung aja

Happy reading guys


Author pov

Suasana tenang menghiasi kelas pagi ini, para siswa sedang sibuk memperhatikan penjelasan guru.

Terlihat seorang siswi yang sibuk mencatat apa yang di katakan guru didepannya.

Suara riuh mulai menggema saat guru sejarah itu menyuruh membentuk sebuah kelompok untuk presentasi minggu depan.

"Anak-anak harap tenang sebentar, tentang kelompok yang saya beritahukan tadi. Saya sendiri yang akan membentuk kelompok tersebut" jelas guru sejarah
"Huuuu" teriak seluruh penghuni kelas tersebut
"Pak, milih sendiri aja" celetuk salah satu siswa
"Justru saya yang milih supaya kalian bisa akrab sama anak lain bukan sama anak itu- itu aja" jelas guru tersebut
Seketika semua anak diam, mereka pasrah siapa kelompok mereka nanti.

Semua kelompok sudah di bentuk, ada yang tidak suka dan memasang wajah sebal sambil menggerutu sedangkan yang lain terlihat senang karna bisa satu kelompok dengan anak yang di sukainya.

Sedangkan airen dari tadi menggerutu karna dia satu kelompok dengan pangeran es itu.

Semua anak sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.

Begitu juga dengan Airen yang sedang duduk berhadapan dengan Dion.

Airen menatap malas dion sesekali dia menghela nafas dan batinnya mulai menggerutu kesal.

Kalau dion dengan tatapan dingin yang sulit diartikan sesekali batinnya mengumpat karna harus satu kelompok dengan gadis ceroboh itu.

2 anggota kelompok yang tidak lain adalah juan dan vira menatap bingung sahabat mereka yang saling menatap penuh kebencian.

Airen pov
Pembagian kelompok membuat moodku hancur, kenapa harus dion sih. Gak ada nama lain apa? Kenapa harus dion sih, issh nyebelin!

"Iren,ih airen!" vira menyadarkanku dari lamunan

"Eh,..., iya ap?" tanyaku bingung

"Kamu, kenapa sih, dari tadi ngelamun tapi mulut kamu gerutu gak jelas"

"Aku tuh sebel, masa kita satu kelompok sama pangeran es"

"Emang kenapa, kan dia pinter trus ganteng lagi apalagi temennya juan itu. Kamu harus nya bersyukur kan lumayan kita bisa satu kelompok sama anak.famous di sekolah" jelas vira

"Bersyukur?" ucapku sambil menaikan satu alis dan melanjutkan ucapanku"yang ada tuh apes tau gak, dion tuh nyebelin, kamu inget kan aku pernah cerita soal kalung itu. Udah gitu mukanya dingin gak ada ekspresi, bersyukur dari mana vir?" tanyaku sebal

"Ya elah itu kan udah berlalu lupain aja kalee. Kan lumayan satu kelompok sama orang ganteng. Hehehe" ucap vira

"Pssst, bilang aja kalo seneng satu kelompok sama juan, iya kan?"tanyaku menyelidik

" hehehe iya sih," jawabnya sambil nyengir

Obrolan kami berhenti saat Juan dan Dion menghampiri kami.

"Kalian ternyata disini, pantes kalian gak ada dikantin" ucapnya sambil duduk di bangku depan kami

"Tumben gak ke kantin"tanya juan

" ehm, kita bawa bekal, kenapa kalian nyariin kita"ucap vira gugup, pasti karna juan mulai deh vira

"Mau bahas tugas sejarah. Kita kebagian presentasi minggu depan, kapan nih mulai ngerjain. Kita butuh pendapat kalian"jelas juan

"Gimana kalau besok pulang sekolah?" aku mulai membuka suara

"Aku sih setuju, kalian setuju gak?" jawab vira

"Aku setuju, dion setuju gak?" tanya Juan sambil menyenggol bahu dion

"Hem," jawabnya singkat. Dasar pangeran es pelit banget buat jawab aja

"Ok, materi yang mau kita presentasiin dikit banget di buku kita. Besok gimana kalau kita ke perpus daerah dulu?" tawarku

Vira dan Juan menjawabnya dengan anggukan antusias, kalo dion jangan tanya
dia cuma ngangguk dengan ekspresi datarnya
issh dasar pelit ekspresi

Beberapa menit lalu aku baru menginjakan kaki di rumahku,

"Ai.... Baru pulang ya" teriak kakakku dari arah dapur, ia pun menghampiriku yang sedang duduk di ruang tv

"Iya, tumben kakak dirumah biasanya lembur?" tanyaku heran

"Kakak ambil cuti, badan kakak kurang enak"

Akupun ber oh ria saat mendengar jawaban kakakku

"Masih di pakek aja, masih nunggu ya?" tanya kakakku dengan nada menggoda, aku hanya mengernyitkan dahi tak mengerti

"Aduh masa gak ngerti, itu yang kamu pakek kalung dari avian kan?"

"Oh...ehm ya" ucapku gugup sambil memegang liontin yang mengggantung di leherku

"Masih gak tau kabar tentang avian ya?"
"Gak, udah lama lost contact" jawabku singkat

"Gak usah galau, kalau jodoh juga ketemu lagi" ucap kakakku santai

"Aku tuh gak galau tau," protesku

"Ck, gak usah ngeles. Kakak tau kok kamu nunggu avian kan, masih gak bisa ngelupain avian kan?" cerocos kakakku

Aku hanya diam, bingung harus menjawab apa. Rasanya seperti di ingatkan tentang masa lalu yang ingin kulupakan

"Gak usah dijawab, kakak udah tau jawaban kamu tanpa kamu bilang ke kakak. Menurut kakak kamu boleh gak ngelupain avian tapi jangan menutup hati buat orang lain dia cuma masa lalu kamu dan belum tentu jadi masa depanmu jangan terpaku sama satu orang aja. Dan inget satu hal cinta pertama hanya membantumu untuk jauh lebih dewasa, inget itu baik-baik" jelas kakakku panjang lebar

Aku hanya termenung mendengar kata-kata kakakku,

"Kakak ke kamar dulu mau istirahat" ucap kakaku sambil menepuk pundakku
Aku hanya mengangguk sambil masih merenungi semua kata-kata kakakku uang begitu mencelos hatiku, sesekali aku memegang kalung pemberian avian.

Aku belum siap membuka hati ku untuk orang lain, batinku

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang