Salah paham

21 7 0
                                    

Happy reading



Airen pov

Hari ku berjalan seperti biasa, setelah kejadian beberapa hari yang lalu

Kejadian yang melibatkan Aku dengan dion,

Namun tetap ada yang berbeda setelah kejadian itu, dia mulai menghindar setiap berpapasan dengan ku

Kita memang tak pernah saling menyapa selama ini, namun setelah kejadian itu dion lebih menghindari ku

Bahkan untuk melihatku saja dia seperti enggan

Tapi Aku tak ambil pusing akan hal itu, toh memang dari awal kami sudah seperti ini.

Bel pulang sudah berbunyi bener apa menit yang lalu, suasana sekolah mulai sepi

Sedangkan Aku masih asik mengobrol dengan teman-temanku, sambil Menunggu ayahku menjemput.

"Eh, kalian gak pulang apa?" Tanyaku pada teman-temanku

"Enggak nanti aja, sekalian nunggu kamu dijemput"jawab vira

"Aku gak pa pa kok nunggu sendiri, kalian pulang aja duluan nanti dicariin mama kalian"

"Aku udah bilang kalo pulang telat jadi santai aja" jelas dinda

"Kalo Aku nungguin kamu di jmput aja sih ren, soalnya mamaku lagi ada arisan di rumah pasti rame mama-mama rempong" jelas vira

"Kamu lina, udah bilang kalo pulang telat?"

"Udah kok, lagian Aku kan nebeng dinda jadi ya nunggu dinda pulang

"Oh gitu, makasih mau nemenin Aku"

"Masama iren" jawab mereka kompak

"Eh, iya ren tumben ayahmu jmput?"

"Oh iya Aku belum cerita ya, Aku mau ke Bandung. Makanya ayahku jemput, ini nanti langsung otw ke Bandung"

"Emang ada acara apa?"

"Gak ada acara apa apa, cuman mau weekend di sana. Udah lama juga gak ke sana sejak pindah ke jakarta"

Mereka hanya menjawab dengan anggukan, selama beberapa saat kamu saling diam sibuk dengan pikiran kami masing-masing

Pikiran ku melayang mengingat Aku akan akan pergi ke Bandung, kota yang sangat berkesan bagiku

Ingatan itu datang lagi,

Ingatan tentang Avian, ternyata tinggal beberapa bulan di Jakarta masih belum bisa menghapus kenangan itu

Bahkan Aku sudah mengunci semua kenangan itu di rumah lamaku,

Kecuali satu benda yang masih tetap Aku pakai,

Kalung dari Avian, entah rasanya sulit saat harus melepasnya

Dengan refleks tanganku menyentuh leher saat mengingat kalung itu, tapi kenapa kalung itu tidak ada

Aku merasa seperti dejavu untuk kedua kalinya kejadian ini terulang lagi

Aku mulai panik dan langsung berlari ke arah kelasku, disitu trakhir kali aku merasa masih memakai kalung itu

Aku tak peduli dengan teriakan teman-temanku,mungkin mereka bingung kenapa Aku langsung berlari

Sampai dikelas, Aku langsung menuju bangku tempatku duduk.

Aku mencarinya sampai dibawah kursi, Aku tak menyerah ku telusuri semua sudut ruang itu. Namun hasilnya nihil, Aku tak bisa menemukan kalung itu.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Author pov

Airen terlihat sibuk mencari kalungnya hingga tak sadar Juan dan Dion masuk ke kelas

"Airen, lagi cari apa?" Suara Juan menghentikkan aktivitas airen

"Oh kalian, belum pulang?"

"Belum, kita habis latihan basket. Eh btw kenapa balik nanya sih"

"Oh sorry, tadi kamu nanya apa?" Jawab airen bingung

"Yaelah, kamu lagi cari apa?"

"Oh ,itu..hmm....Aku lagi cari kalung, kalian liat gk ada kalung di sekitar bangku ku?"

"Aku sih gak lihat, eh dion liat kalung gak di bangkunya airen tadi?"jawab Juan sambil memang akan hal sama ke dion

"Kalung yang liontinnya bulan?"jawab dion datar

"Iya, kalungnya di kamu kan?" Airen mendekat ke dion saat mendengar jawaban cowok itu

"Hm", wajah airen mulai tersenyum saat mendengar jawaban itu, namun ekspresinya berubah ketika dion melanjutkan jawabannya

"tapi udah Aku buang"

"Buang?, Serius?, Kamu buang kalung itu?"tanya airen sambil menahan tangis

"Iya" jawab dion enteng

"Yon, yang serius napa, seriusan kamu buang?" Celetuk Juan memastikan
Dion hanya mengangguk

"Kamu tau kan itu kalung Aku terus kenapa di buang?"

"Terserahku, salah sendiri ceroboh"jawab dion meremehkan

"Dion, Aku serius kenapa kamu buang kalung ku?!" Suara airen mulai meninggi

"Karna kamu udah nyeritain semua tentang Aku ke teman-temanku kamu, sekarang kita impas kan?"

"Apa sih maksudmu, nyeritain apa?"

"Kamu cerita kalo kamu ketemu sama papahku ke teman-teman mu ya kan?!"

"Aku gak pernah cerita soal itu sama siapapun"

"Masih gak mau ngaku?!"

"Ngaku apa, Aku gak pernah nyeritain hal itu dion?!, Aku gak tau kenapa kamu sampai mikir kayak gitu. Aku cuma cerita kamu ninggalin Aku di perpusda sendirian dan Aku gak pernah cerita apapun tentang papahmu!, Asal kamu tau kalung itu berarti buat Aku yon dan kamu dengan mudahnya buang kalung itu. I hate you" jelas airen
meluapkan semua emosinya, dia lalu berlari meninggalkan mereka sambil menghapus air matanya yang sudah tak terbendung lagi

Airen langsung masuk ke dalam mobil tanpa menghiraukan tatapan ayahnya yang bingung. Ayah airen hanya bisa diam sambil membawa putrinya ke dalam pelukan.

Di tempat lain, dion masih terdiam setelah mendengar semua perkataan airen.
"Semua yang diucapin airen tadi bener, dia gak pernah cerita tentang papahmu. Dia cuma cerita kalo dia kesel waktu kamu ninggalin dia sendirian di perpusda dan kamu salah paham sama airen, dia bukan cewek yang suka nyari tau kehidupan pribadi orang lain" jelas vira panjang dan melangkah meninggalkan Juan dan dion

Sedangkan lina dan dinda hanya bisa terpaku melihat mobil airen menjauh, mereka tau airen butuh waktu.
Mereka juga melihat saat airen menangis di dalam pelukan ayahnya dari liat kaca mobil

"Semuanya cuma salah paham dan kamu sebenernya tau kan dimana kalung itu?" Dion hanya bisa menatap Juan bingung
Kenapa Juan tau

"Gak usah kaget, semuanya udah terjadi dan kamu harus minta maaf sama airen"
Ucap Juan sambil menepuk pundak sahabatnya, Juan tau alasan dion melanjutkan semua ini

Dion hanya menjawab dengan anggukan setelah mendengar saran dari juan

Aku bakalan minta maaf ke kamu ren batin Dion




Jangan lupa tinggal kan jejak guys

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang