Dion

32 8 2
                                    


Hy readers
Part ini dion's pov semua
Maaf ya baru update, sibuk uts soalnya

Awas typo bertebaran

jangan lupa tinggalkan jejak dan makasih buat vommentnya

Yang ada di mulmed itu dion

Happy reading

Bertemu dengannnya adalah hal yang sangat mengejutkan di hidupku, semua kenangan seolah berputar kembali saat aku melihatnya

Tatapan mata meneduhkan yang selalu di perlihatkannya mengingatkanku pada seseorang dari masalaluku.

Seseorang yang mengubahku menjadi dion yang dingin setelah kepergiannya.

Namaku Dion Edward Pratama, aku lahir dari keluarga yang terbilang mapan.

Tapi menurutku semua itu percuma,karna ku tak punya keluarga yang lengkap.

Kurasa hanya itu saja yang bisa ku jelaskan,

Aku bertemu dengan seorang gadis yang mengingatkanku, gadis itu Airen dia seolah mengembalikan memory yang sudah ku lupakan.

Aku membencinya, semua tentangnya hanya membuatku mengingat masalalu kelamku

Walau terkadang aku senang, setidaknya saat melihatnya ku bisa mengobati rasa rinduku pada seseorang itu.

Dia murid pindahan yang mampu berbaur dengan yang lain hanya beberapa hari.

aku akui dia memang gadis yang ramah dan supel, eh apakah aku baru saja memujinya

Ok baiklah hentikan dion,

Sejak hari pertama dia masuk kelas ku, ada perasaan aneh yang menghampiriku.

Perasaan yang sama dengan perasaan yang ku rasakan saat bersama dengan adik ku

Ya, gadis bernama Airen mirip adikku.

Dia meninggalkanku satu tahun yang lalu.

Bukan pergi ke luar kota atau ke luar negeri tapi pergi ke sisi Tuhan dan dia pergi bersama dengan Mama ku.

Orang yang memberiku kasih sayang pergi untuk selamanya.

Meninggalkan aku dan papah ku.

Kehilangan mereka meninggalkan luka menganga dihatiku, menjadikanku dion yang dingin seperti sekarang.

Dan gadis bernama airen, seperti membuka kembali kenangan yang sudah kututup rapat

Saat pertama kali melihatnya, dia tidak seperti gadis lain yang akan langsung terpesona dengan ku atau teman-temanku

Namun tidak dengannya dia malah terlihat cuek bahkan tak tertarik sedikitpun denganku.

Dia memang unik, karna kebanyakan siswa di sekolah ini selalu meneriaki namaku atau nama teman-temanku dengan histeris, termasuk teman airen yang bernama vira.

Vira selalu melihat juan dengan tatapan memuja yang membosankan.

Tapi airen malah sebaliknya gadis itu terlihat cuek dengan semua hal yang menyangkut kami.

Yang membuatku ingin tertawa adalah saat melihatnya salah masuk toilet.

Wajahnya terlihat merah padam sambil menundukkan kepalanya, rasanya aku ingin tertawa saat itu

Namun niat itu ku urungkan untuk menjaga image ku di depan gadis itu

Di menyuruhku merahasiakannya dari orang lain, benar-benar kejadian konyol

Sejak saat itu aku menjulukinya gadis ceroboh

Cocok kan? Julukan itu

Tidak hanya sampai disitu dia juga pernah tanpa sadar menjatuhkan kalungnya di depan ruang ganti

Dan dia panik saat sadar bahwa kalungnya hilang, sampai-sampai guru yang sedang mengajar saat itu menegur dia karna tidak bisa duduk tenang.

Dia mencari kalung itu di lapangan sepulang sekolah dan tidak menemukannya,

Tentu saja tidak menemukannya, kalung itu ada di aku

Karna aku merasa iba melihat dia kelelahan, aku mengembalikan kalungnya

Saat dia tanya aku menjawab dengan singkat yang malah membuatnya jengkel dan berteriak-teriak sambil mengehentak-hentakan kakinya seperti anak kecil

Entahlah sangat menyenangkan saat melihat wajahnya merah karna malu saat dia kesal

Seperti hiburan tersendiri untukku

Namun tetap saja aku merasa dia orang yang harus kuhindari

Dan hari ini untuk kesekian kalinya aku berdebat dengan airen, aku menariknya ke lorong yang sepi dan memulai perdebatan itu.

Hanya berlangsung beberapa menit, dan berakhir dengan aku yang meninggalkannya sendiri setelah membentaknya.

Ku lihat dia masih diam terpaku, di lorong itu matanya terlihat memerah, mungkin menahan tangis

Tapi aku tak peduli bagiku, semua itu salahnya, kenapa dia menceritakan kejadian kemarin pada temannya.

Aku tak pernah suka jika ada seseorang mengetahui tentang keluargaku dan gadis itu dengan mudahnya menceritakan pertemuannya dengan papahku pada temannya.

Memang aku tak mendengarnya secara langsung namun saat aku melangkahkan kaki masuk kelas, ku lihat airen sedang bergosip ria dengan teman-temannya

Tentu yang menjadi topik adalah aku, dari situlah aku tau dia membicarakan soal kemarin, karna aku meninggalkannya sendirian di perpusda.

Ada perasaan bersalah setelah membentaknya, namun rasa benci ku mengalahkan rasa bersalah itu.

Disisi lain aku seperti merasa nyaman berada di dekatnya

Tawanya, marahnya, kesalnya seperti warna baru di hidupku

Warna yang lama hilang karna di tutup oleh es yang beku.

Apa aku menyukai Airen?

Entahlah


PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang