Matahari sudah mulai menunjukkan sinarnya, jalanan mulai ramai orang berangkat sekolah dan kerja. Begitupun dengan ku, aku mulai melangkahkan kakiku menuju halte bis di dekat komplek.
Hari ini adalah hari pertamaku di sekolah baru, sepanjang perjalanan menuju halte, aku memikirkan bagaimana sekolah baruku, apakah aku akan dapat teman baik dan apa aku akan baik-baik saja di sekolah.
Semua pertanyaan itu terus berputar memenuhi otakku, entahlah aku sangat gugup hari ini dan yang lebih membuatku gugup adalah aku takut tersesat, hari pertama ini, ayah tidak mengantarku alasannya agar aku mandiri.
Ish mandiri sih mandiri tapi kan aku baru di Jakarta kalau aku tersesat dan tidak sampai ke sekolah tapi malah sampai di tempat yang seram bagaimana.
Akhhh ibu, aku tidak mau, semoga hal itu tidak terjadi. Ya tuhan lindungi aku yang manis ini.
Karna sibuk memikirkan hal itu, tak terasa aku sudah sampai halte bis. Bis yang akan mengantarkanku pun sudah datang, aku segera masuk dan duduk dengan nyamannya. Untung saja bis sedang tidak ramai.
Setelah perjalanan lima belas menit dengan bis dan sepuluh menit dengan berjalan kaki, akhirnya aku sampai di sekolah. Huft ternyata tidak nyasar
Aku pun masuk ke kelas dengan seorang guru yang bernama, pak muklis yang merupakan wali kelas sekaligus guru fisika ku
"Selamat pagi anak-anak, di awal ajaran baru ini kalian mendapat teman baru. Silakan mempernalkan diri ke teman- temanmu" jelas pak muklis sambil mempersilahkan aku
"Halo, namaku Airen Putri Rahardi, kalian bisa memanggilku airen, aku pindahan dari Bandung dan salam kenal semua" ucapku sambil membungkuk setelah perkenalan, kayak orang korea gitu deh
"Baiklah, airen silakan duduk di sebelah sana dan kita mulai pelajaran hari ini. Buka buku paket kalian" perintah guruku
Aku pun langsung menuju tempat yang di tunjuk pak muklis, aku duduk dengan murid perempuan berambut sebahu dengan wajah ayu khas orang sunda.
"Hy aku airen, namamu siapa?" tanyaku sambil menglurkan tangan kananku
"Oh hy, namaku vira radisti, kamu bisa memanggilku vira" jawabnya sambil menerima uluran tanganku dengan senyum yang hangat.Setelah berkenalan kami pun mulai memperhatikan pak muklis yang sedang menjelaskan pelajaran fisika. Oh ya aku masuk di kelas 11-IPA 1, kelasku berukuran seperti kelas pada umumnya dengan kipas angin sebagai penyejuk ruangan dan di tambah dengan layar proyektor untuk kebutuhan mengajar. Ah aku lupa, aku pindah ke SMA 45 jakarta.
Tak terasa bel istirahat pun berbunyi, semua anak mulai berhamburan keluar kelas dengan semangatnya, ah ternyata semua sekolah sama ya..waktu istirahat adalah waktu yang paling di tunggu setelah jamkos dan tentu saja bel pulang.
Aku pergi ke kantin bersama vira dan dua temannya, yaitu dinda dan lina. Kami pun duduk di bangku yang masih kosong
"Airen, mau pesen apa?"tanya dinda
"Hm...aku bakso aja deh"
"Oh, kamu sama vira duduk aja biar aku sama lina yang pesen, vin kamu pesen apa?"
"Aku mie ayam aja deh, ayo ren kita duduk" jawab vira sambil menarikku ke bangku yang masih kosong
"Oh ya, kita kalau ke kantin emang gitu, yang pesen makanan cuma dua orang, tapi gantian sih. Jadi gak usah sungkan ya" jelas vira
"Iya, aku kira aku ngerepotin tadi" jawabku sambil tersenyum
"Nggak lah, tapi bsok giliran kita yang pesen" aku hanya mengangguk mendengar jelasan vira tadi tidak berlama kemudian lina dan dinda kembali sambil membawa pesanan kami.Saat aku sedang sibuk mengunyah bakso di mulutku, mataku tertarik melihat seorang murid laki-laki dengan wajah tanpa ekspresi yang berjalan dengan satu temannya, yang unik adalah beberapa murid perempuan berbisik-bisik saat murid itu lewat.
"He! airen, aku tau dia ganteng tapi gak usah sampai gitu juga kalee." suara dinda membuyarkan fokusku
"Eh..hm..engak kok, aku cuma penasaran aja kenapa cewek-cewek itu bisik-bisik saat dia lewat" tanya dengan polosnya
"Dia itu cowok dengan sebutan pangeran es, namanya Dion. mereka bisik-bisik karna belum satupun cewek yang bisa dapetin hati cowok itu dan dia itu satu kelas dengan kita iren" jelas dinda dengan nada bersemangat
"Ah benarkah, aku tidak memperhatiakan dia. Oh ya kenapa banyak yang suka dia, wajahnya aja datar tanpa ekspresi dan apa kalian termasuk cewek yang belum bisa dapetin dia?" tanyaku menyelidik
"Tentu saja karna dia ganteng, walapun ekspresinya datar. Maka dari itu dia di juluki pangeran es. Tapi aku bukan termasuk cewek yang belum bisa dapetin dia, bagiku jauh lebih tampan juan dari pada pangeran es itu" jelas vira semangat
"Oh, tapi juan itu siapa?" tanya ku
"Itu cowok yang di sebelah pangeran es itu" jawabnya sambil tersenyum ke arah cowok itu
"Jangan dengarkan vira, dia itu fans berat juan, jadi seperti itulah kalau ketemu sama pujaan nya" ketus lina yang di barengi anggukan dinda
"Tapi kan kenyataannya dia juga ganteng, lagi pula dia lebih terlihat hidup dari pada pangeran es itu" sanggah vira
"Tuh kan di bela terus punjaannya, iya deh emang ganteng" sahut dinda dengan nada meledek, vira hanya memanyunkan bibirnya saat mendengar itu.Aku yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng saat mereka berdebat soal juan dan dion.
Aku pun menolehkan kepalaku ke arah dua cowok yang membuat temanku berdebat, tapi saat mataku mulai menatapnya, dia dia, cowok itu juga menatapku. Aku langsung menolehkan kepalaku ke arah teman-temanku.
Kenapa aku deg- degan sih, huaaa apa dia tau kalau aku memperhatikannya tadi.Bel masuk pun berbunyi, aku menghela napas lega setidaknya aku bisa menghindari dion, aku malu jika bertemu dengannya. Aku langsung kembali ke kelas bersama ketiga temanku.
Tapi aku lupa kalau dia kan satu kelas denganku bahkan dia duduk di bangku sebelah meja ku dan vira,
akhh kenapa aku lupa sih.
Ish pasti karna terlalu malu tadi, ah sudahlah yang penting sekarang ikuti pelajaran dengan baik dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan
Teen FictionAiren, seorang gadis yang menunggu cinta pertamanya kembali, namun saat cinta itu kembali dia terlanjur membuka hatinya untuk orang lain. Sebuah pilihan harus di ambil, tetap bersama orang baru yang membuatnya membuka hati atau kembali pada cinta pe...