Rumah Airen

37 3 2
                                    

Happy Reading

Author pov

Awan mendung mulai menutupi matahari untuk bersinar diwaktu bersamaan Airen sedang duduk sendiri dihalte bis sambil mengayunkan kakinya.

Lima belas menit lalu dia baru sampai halte dan mengetahui bahwa dirinya ketinggalan bis yang membawanya pulang.

Dan akhirnya gadis itu harus menunggu bis selanjutnya datang.

Rasa bosan mulai dirasakan Airen, sesekali dia melihat jam tangan yang menggantung di pergelangan tangannya.

Sudah lebih dari lima belas menit dia menunggu, namun masih tidak ada bis yang lewat.

Mendung yang menghampiri siang ini, membuatnya bertambah gelisah,

Takut jika nanti dia kehujanan sebelum sampai rumah, belum lagi dia tidak membawa payung ataupun jas hujan.

Ditempat lain Dion sedang mengendari motor maticnya keluar sekolah,

Saat sampai didekat halte, Dion melihat Airen sedang duduk dengan kaki yang mengayun dan ekspresi yang menggambarkan bosan dan gelisah.

Dion memutuskan meminggirkan sepeda motornya ke arah halte.

"He!" seru dion pada Airen, gadis itu terlihat bingung siapa yang dipanggil dion

Airen terlihat menoleh kanan kiri melihat apa ada orang selain dia dihalte,

Dan benar hanya dia yang ada dihalte

"Aku?" ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri

"Iya, siapa lagi emangnya" ucap dion dengan nada dingin

Airen pun mendekat ke arah Dion

"Naik!" perintah dion

"Ha?!, ngapain naik, aku lagi nunggu bis"

"Ck, udah naik aja, dari pada nunggu. Udah mendung juga mau kehujanan?"

"Ngg...ngak sih, tapi emang gk ngerepotin?" ucap Airen sedikit canggung

"Nggak, udah naik aja, keburu hujan"

Airen pun menghela nafas lalu naik ke motor dion

Dalam perjalanan hanya sekali dion membuka suara untuk menanyakan alamat airen, setelah itu mereka saling diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing

Pangeran es ternyata baik juga batin Airen sambil tersenyum

Saat sampai dirumah airen, terlihat ibu airen yang sibuk menyiram bunga dihalamannya.

"Assalammualakum, bu airen pulang" ucap airen

"Walaikumsalam, eh ada nak dion mampir dulu nak, ayo" ajak wanita parubaya itu

"Masuk aja dulu yon" tambah airen

"Iya" jawab dion sambil memarkirkan motornya dan ikut masuk kerumah

"Duduk dulu nak dion" ucap ibu airen mepersilahkan, dion hanya menjawab dengan anggukan dan senyum tipis

Dion mengedarkan pandangan kepenjuru ruang tamu.

Dan pandangannya berhenti disalah satu foto keluarga yang menggantung disebelah kanannya.

Melihat foto keluarga yang lengkap mengingatkan dion pada Mama dan adiknya, dia tersenyum miris saat mengingat mereka.

Tak berapa lama Ibu airen datang dengan gelas yang berisi teh hangat dan camilan

"Makasih tante" ucap dion sopan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang