Chapter 2: Dark Water

1.1K 87 3
                                    

Harry dan Hermione berdiri di Ruang Rapat Prefek, menunggu utusan-utusan Prefek masing-masing asrama datang. Mereka akan memberikan pengarahan tambahan singkat mengenai aturan tambahan yang akan diberlakukan tahun ini. Normalnya, mereka akan memberikan pengarahan semacam ini hanya ketika mereka masih di kereta api, sekalian memberikan paparan aturan keseluruhan dan pembagian patroli serta kata kunci. Namun Profesor McGonagall memberikan mereka aturan tambahan ini tepat sebelum acara Seleksi dimulai.
Jadi mereka harus mengumpulkan seluruh Prefek lagi.

"Lama... Mereka terlambat," kata Hermione, menggerutu sembari melihat jam tangannya.

"Yah... Mereka harus mengantarkan murid-murid yang lain ke asrama dulu, kan?" kata Harry.

"Tetap saja. Mereka sudah setuju untuk berkumpul lima menit lalu di sini. Mereka sudah terlambat," gerutu Hermione.

Harry mengangkat bahunya, tak mau berdebat dengan Hermione. Hermione masih sangat disiplin dalam hal waktu, dan menyuruhnya untuk mengurangi disiplinnya sama saja dengan memohon kepada kastil Hogwarts untuk berlari pagi keliling danau. Alias: tidak mungkin. Satu-satunya yang mungkin bisa mengurangi disiplin tinggi Hermione hanyalah belajar.
Yang pertama muncul adalah dua Prefek kelas enam Ravenclaw, diikuti Prefek kelas lima Hufflepuff. Harry dan Hermione mengangguk dalam hati. Ruang pertemuan mereka memang berada di tengah-tengah jalan menuju ke kedua Ruang Rekreasi asrama Hufflepuff dan Slytherin, wajar jika mereka datang paling pertama.

Yang kemudian datang, anehnya, adalah dua Prefek Slytherin. Prefek Ravenclaw dan Hufflepuff mengernyit dan menjauh sedikit dari sepasang anak Slytherin tersebut. Sementara itu, si Slytherin tampaknya tak keberatan - mereka hanya menunduk dan tetap diam.

Harry bertukar pandang dengan Hermione, dan mereka berdua menghela napas pelan. Mereka tahu anak-anak Slytherin seluruhnya pergi dari Hogwarts saat Pertempuran pecah, menjadikan mereka mendapatkan cap pengecut setelah Pertempuran usai. Hingga sekarang.

Mungkin akan membutuhkan waktu sangat lama hingga mereka bisa diterima sebagai bagian dari Hogwarts lagi, tanpa perasaan seperti itu.

Setelah beberapa lama, Hermione mengecek jamnya lagi. Sudah terlambat nyaris lima belas menit, dan utusan Prefek dari Gryffindor belum datang. Dia menggerutu.

"Kemana semua Prefek Gryffindor? Masa mereka tak mau mengirimkan dua orang saja sih, untuk ke sini?" gerutu Hermione.

Tepat setelah kata-kata tersebut keluar dari mulutnya, pintu ruangan terbuka, dan masuk ke dalamnya adalah dua orang Prefek Gryffindor: satu perempuan, yang Harry ingat adalah salah satu dari teman perempuan Ginny, dan satu laki-laki gemuk yang - Harry meringis, dan Hermione melotot - membawa sepeluk penuh kue-kue dan makanan.

Si Prefek laki-laki tampak seolah dia baru saja merampok seperempat makanan dapur.

"Dan demi Tuhan... Apa saja yang baru kalian lakukan?" geram Hermione, maju selangkah mendekati mereka. Dia menoleh, mengangkat sebelah alisnya pada yang laki-laki. "Cornish?"

"Er... Membawa makanan? Untuk pesta di kamar?" tawarnya was-was.

Hermione menarik napas dalam-dalam, berdoa akan kesabaran yang entah apakah dia bisa dapatkan atau tidak. Akhirnya, hasil dari pengalaman petualangannya selama berbulan-bulan di alam liar memberikan buahnya: Dia membuka matanya, dan berkata tenang, "Letakkan dulu semua makanan tersebut di atas meja, bisa?"

"Bisa, bisa kok," jawab si laki-laki, yang bernama Cornish tersebut. Dia meletakkan semua makanan yang dia peluk di atas meja terdekat, dan berjalan untuk berdiri di samping rekan Prefeknya. Harry menghela napas panjang, lega karena tidak ada ledakan apapun yang terjadi. Kadang dia sangat kagum akan kesabaran yang dimiliki oleh Hermione akhir-akhir ini.

Simetris (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang