Chapter 6: Terlupakan

586 69 2
                                    

" Some things best left forgotten"


Sangat berbeda dengan yang terjadi di tahun kedua Harry dulu, suasana kastil tidak menunjukkan perubahan dengan absennya Cornish dari jajaran murid. Malah, kalau boleh dikatakan, suasana semakin baik. Cuaca cerah, membawa angin musim gugur dan daun-daun berguguran, menghembuskan angin sejuk ke dalam ruang-ruang kelas. Langit senantiasa bersih, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang selalu gelap mendekati musim dingin.
Ditambah dengan mendekatnya Hallowe'en. Tak perlu dikatakan lagi, mood setiap penghuni kastil meningkat hingga ke level yang tak pernah terlihat selama bertahun-tahun.

Bahkan para Profesor ikut tertular suasana tersebut. PR dikurangi, beban para murid NEWT juga semakin sedikit, beriringan dengan tercapainya kemampuan adaptasi mereka semua terhadap rutinitas sebagai murid kelas tujuh.

Karena itu, di akhir pekan ini, Harry, Ginny, Hermione dan Ron duduk berempat di sebuah meja bundar Three Broomstick . Sama seperti murid-murid lainnya, yang menikmati hari dengan minum-minum dan mengobrol bersama teman-teman mereka, Butterbeer dan Mead
panas di hadapan mereka masing-masing, mereka duduk dengan santai. Para murid lain menjauh dari meja mereka, sembari sesekali melemparkan pandangan kagum dan berbisik seru mengenai mereka berempat. Tidak setiap hari mereka bisa melihat empat orang yang terlibat langsung dalam pertempuran melawan Pangeran Kegelapan, dalam pertempuran legendaris di Hogwarts, duduk bersama seperti itu.

Ya, tidak setiap hari.

Harusnya kesempatan langka tersebut mereka gunakan untuk melepaskan penat setelah belajar selama seminggu penuh, dan (bagi Ron) bekerja setiap harinya. Harusnya mereka bisa mengobrol santai, bersenda gurau dan mungkin bermesraan bersama partner masing-masing.
Sialnya, kesempatan langka ini mereka gunakan untuk membicarakan apa yang telah terjadi di Hogwarts minggu lalu: Kejadian yang bahkan lebih langka .

Ron telah mendengarkan seluruh cerita dari Harry, Hermione, dan bahkan Ginny. Butuh waktu beberapa saat dan beberapa pengulangan penjelasan sampai dia benar-benar mengerti mengenai kegawatan tersebut sepenuhnya.

"Tapi..." Ron menelan ludahnya, menatap Harry dan Hermione bergantian. "Masa sih, ada kejadian-kejadian seperti itu lagi? Maksudku-"

Ron diam beberapa saat, menggaruk kepalanya sedikit. Dia menunduk memandang meja, tampak agak bingung. Setelah beberapa lama, akhirnya Harry semakin penasaran.

"Apa?" tanya Harry.

"Maksudku-ayolah," kata Ron putus asa. "Siapa lagi yang melakukan itu, kalau Kau-Tahu-Siapa sudah tidak ada? Enam tahun kita di Hogwarts, dan nyaris setiap masalah yang terjadi di tahun-tahun itu adalah perbuatannya Kau-Tahu-Siapa, kan? Masa sih ada penyihir hitam lain yang sekarang... Apa? Berkeliaran di kastil, menyantap anak-anak? Menurutku itu tidak mungkin!"

Hermione, yang dari tadi diam saja, menggeleng pelan. Dia berkata, "Itu mungkin saja, Ron. Kita..." dia mengerling sedikit kepada Harry, dan melanjutkan, "Kita membicarakan mengenai ratusan orang, dalam satu tempat tertutup, yang masing-masing dari mereka sanggup melakukan sihir."

Ron mengernyit kecil, berusaha mencerna kata-kata Hermione. Tapi rupanya dia tidak begitu paham, karena dia berkata pelan, "Er... Bukankah itu sudah biasa? Bukannya memang kita semua bisa melakukan sihir?"

"Ya, tapi ingat, sihir bisa melakukan apa saja, Ron. Apa saja. Mungkin ini tidak masalah untukmu," kata Hermione, sebelum Ron sempat menyela, "karena kamu tumbuh bersama dengan sihir. Namun bagi beberapa orang, di antaranya aku, Harry, dan beberapa kelahiran-Muggle, bagi kami sihir bukanlah hal yang tidak bermasalah . Bayangkan potensi yang dimiliki setiap orang yang memiliki tongkat sihir di dalam kastil. Demi Merlin, mereka bisa membunuh teman kamar mereka saat mereka tidur, dan tidak akan ada yang tahu! Semua orang di dalam kastil sebenarnya berbahaya!"

Simetris (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang