Chapter 4: Sang Rahasia

564 81 3
                                    

"Magic works in mysterious ways"

Hermione memandangi Profesor McGonagall, ternganga. Otaknya yang biasanya bergerak dengan kecepatan tinggi bagaikan kecepatan terbang Thestral, untuk sesaat, berhasil melambat karena hantaman informasi tersebut. Butuh waktu beberapa detik sampai apa yang dikatakan oleh Profesor McGonagall meresap seluruhnya, dan dicerna serta diolah dengan benar oleh saraf-saraf otaknya.

Sangat mengherankan, karena Harry-lah yang berhasil memfungsikan kembali organ-organ komunikasinya terlebih dahulu.

"Menghilang ?" tanya Harry bingung.

"Ya, menghilang, Mr Potter," kata Profesor McGonagall.

"Tunggu. Tunggu sebentar," kata Hermione buru-buru, mengangkat tangannya. Dia membuka mulutnya, namun tak tahu harus berkata apa. Akhirnya, dia memilih mengatakan sesuatu yang sudah ada di pikirannya lebih dulu: "Apa maksud Anda dengan menghilang? Tolong jelaskan dengan lebih lengkap!"

McGonagall menghela napasnya, memijat-mijat dahinya dengan lelah. Hemione berpendapat dia sangat mirip dengan Dumbledore jika melakukan hal tersebut, dan dia baru menyadari bahwa, terlepas dari segala hal, Profesor McGonagall tidaklah muda. Kerutan-kerutan di wajahnya kini bisa dilihat semakin jelas, seiring dengan usianya yang semakin membungkuk.

"Salah satu murid Gryffindor, bernama Stephen Cornish, telah menghilang," kata McGonagall dengan jelas. "Dia... Tidak ada di asramanya."

"Stephen... Cornish?" tanya Harry. "Prefek Gryffindor yang gendut itu?"

McGonagall dan, anehnya, Demelza menatapnya dengan pandangan mencela. McGonagall mengangguk, dan berkata, "Benar, Mr Potter. Mr Cornish menghilang, dia tidak ada di asramanya pagi ini."

Mengangkat sebelah alisnya, Hermione menanyakan pertanyaan logisnya yang pertama: "Bagaimana ceritanya... Bisa terjadi?"

McGonagall menoleh kepada Demelza, dan Harry serta Hermione juga menoleh. Demelza, yang sampai saat itu masih diam, tampak mengkeret sedikit di bawah tatapan mereka bertiga.

"Kupikir Miss Robins akan lebih... Tepat untuk bercerita mengenai hal tersebut, daripada aku sendiri," kata McGonagall. "Bagaimana Miss Robins?"

Demelza menatap McGonagall, ekspresinya menjadi yakin. Dia mengangguk, dan menarik napas dalam, berkata,

"Aku... Semalam aku dan Stephen ada di Ruang Rekreasi sampai larut sekali, mengerjakan... Tugas Transfigurasi kami. Profesor... Menugaskan sebuah tugas yang harus dikerjakan secara berpasangan, dengan partner latihan kami masing-masing."

Demelza memandang Harry dan Hermione sebentar, menggigit bibirnya dengan agak ragu. McGonagall, tampak sudah menyadari keragu-raguan Demelza tersebut, berkata, "Ceritakan."

"Y-Ya," kata Demelza buru-buru. "K-Kami... Kami selesai mengerjakan PR kami pukul 12 malam tepat. Kami... Kami mau... Kami mau..."

Hermione dan Harry mengernyit. Mau apa?

"Mau... Kami mau langsung... Seperti malam-malam biasanya, kami mau bermesraan-"

Harry menganga lebar sekali, efeknya nyaris komikal. Hermione membelalak, dan berkata, "Bermesraan?"

"Er...ya..."

"Tunggu sebentar di situ! Kamu adalah... Kamu... Berpacaran dengan Cornish?" tanya Hermione dengan nada tinggi.

Simetris (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang