"He's here."
"Tenang, Harry, Ginny," kata Hermione, mengangkat sebelah tangannya.
Harry dan Ginny menoleh menatapnya dengan bingung, namun Hermione tidak mengacuhkan mereka. Dia mengayunkan tongkatnya seraya berkata, " Homenum revelio!"
Gelombang sihir memancar dari ujung tongkat Hermione, merambat bagaikan aliran air. Gelombang tersebut melewati Harry dan Ginny, membuat mereka gemetar sedikit, dan akhirnya mencapai dinding.
Ujung tongkat Hermione, yang menyala semenjak gelombang tersebut mulai mengalir, memadam begitu mantra tersebut berhenti sepenuhnya. Dia mengernyit sedikit, menoleh ke kanan kirinya, sebelum akhirnya menurunkan tongkatnya perlahan.
Harry bertanya, "Bagaimana? Ada orang... di sini?"
Hermione menggigit bibirnya, berkata pelan, "Aneh... tidak ada."
Alis Ginny terangkat tinggi. Dia bertanya pelan dengan heran, "Tidak ada?"
"Ya, tidak ada," kata Hermione, menurunkan tongkatnya sepenuhnya. Dia menoleh menatap Ginny dan Harry, lalu berkata, "Mantra tersebut berfungsi untuk memperlihatkan kepada kita mengenai keberadaan manusia di ruangan ini. Aliran mantra tersebut mengalir sampai ke lantai atas juga. Jika ada orang lain selain kita di sini, apalagi jika mereka bersembunyi, mantra tersebut pasti sudah memberitahuku mengenai keberadaan mereka."
Mengernyit kecil, Harry melangkah mendekat ke Hermione. Tongkat sihirnya masih setengah terangkat di depannya, dia bertanya, "Kamu... Yakin? Bagaimana jika mereka... Bersembunyi di bawah jubah gaib?"
"Seharusnya tak ada pengaruh. Jubah gaib hanya membuat kita tidak terlihat, tidak membuat kita menjadi tidak ada . Mantra itu mendeteksi keberadaan kita, tak terpengaruh apakah kita terlihat atau tidak," jawab Hermione.
Melihat ke sekeliling ruangan sekali lagi, Ginny akhirnya menurunkan tongkatnya juga, dan memasukkannya ke dalam sakunya. Dia menoleh kepada Hermione, dan berkata, "Mantra yang praktis... Aku belum pernah mendengarnya sebelumnya."
"Itu adalah level NEWT. Kupikir wajar jika kamu tidak pernah mendengarnya. Bahkan tidak semua kelas tujuh semester akhir pernah mendengarnya," kata Hermione, mengantongi tongkatnya juga. Dia menoleh kepada Harry, yang masih tampak agak kaku dan ragu-ragu.
"Kenapa, Harry?" tanya Hermione pelan.
Tongkat Harry, yang tadinya mulai menurun, berhenti dalam posisi mengacung ke samping. Hermione melihat ujung tongkatnya mulai menyala redup, pertanda sihirnya mulai bekerja. Dia mengerjap, dan mendongak menatap Harry lagi.
"Harry, tenang."
"Ada orang yang menerobos masuk ke sini, naik ke kamarku, mengambil Peta Perampok dan pergi lagi," kata Harry pelan. Dia menoleh memandang Hermione dengan pandangan tajam, dan mendesis, "Kamu menyuruhku tenang?"
"Tenang, Harry! Tenang!" kata Ginny keras-keras, menyambar lengan Harry yang memegang tongkat dan mendorongnya turun. Tangan Harry turun, meski masih tampak kaku, dan Ginny menatapnya dengan kesal. "Kamu kenapa sih? Mungkin saja kamu yang lupa meletakkannya! Jangan malah emosi kepada kami!"
"Aku tidak lupa! Aku ingat aku mengeluarkannya semalam!" kata Harry.
"Y-ya, kamu mengeluarkannya semalam untuk melihat titiknya Ginny," kata Hermione cepat. Dia mendekat ke Harry, menambahkan, "T-Tapi, apakah kamu benar-benar ingat dimana kamu meletakkannya?"
Harry mengernyit kesal. Dia membuka mulutnya, berniat berteriak kepada Hermione, memberitahunya bahwa dia tidak lupa, bahwa dia benar-benar ingat dimana dia meletakkan peta tersebut setelah dia mengamatinya, bahwa dia meletakkannya di dalam koper. Namun, kesadaran lain perlahan datang merayapinya-
KAMU SEDANG MEMBACA
Simetris (complete)
Hayran Kurguficfan91 Dengan tiadanya Voldemort, harusnya ini menjadi tahun terbaik bagi Harry dan Hermione di Hogwarts. Namun peristiwa-peristiwa mengerikan terjadi, mengakibatkan Hogwarts terancam ditutup. Siapa sebenarnya yang ada di belakang semua ini? WARNI...