[Ex-Chef] Si Tupai dan Biji Kenari

113 20 18
                                    

Title: Si Tupai dan Biji Kenari
Author: pockymatchass (Ex-Member)
Genre: Gore, slight Sho-Ai.
Rating: NC21+
Disclaimer: tokohnya bukan milik saya. Tapi ide dan cerita milik saya.

Sang pusat tata surya telah timbul dari ufuk timur. Cahayanya mulai menyebar ke seluruh penjuru kota Yang. Burung-burung mulai bercicit riang sementara ayam-ayam mulai berkokok membangunkan rakyat kota Yang.

Di sebuah rumah pohon, tinggalah seekor tupai kecil yang bernama Hanbin. Hanbin merupakan tupai standar, ia tak jauh beda dari yang lain kecuali bulunya yang berwarna sedikit terang dari yang lain.

Mulut kecilnya terbuka sedikit, ia menguap lalu mengerang nikmat hingga seseorang mengetuk pintunya. Hanbin segera bangkit dengan wajah yang lucu. Ia membuka pintu rumahnya dan mendapati perut putih besar.

"Waa!"

Sang pemilik perut terkikik. Ia merendahkan kepalanya hingga bertatapan dengan Hanbin.

"Ah, kelinci-hyung, apa yang kau lakukan di sini?" Si kelinci putih, Bobby, tersenyum kecil yang menampilkan dua gigi besarnya. "Apa hyung sendiri?"

Hanbin menoleh ke arah lain, mencari-cari kelinci lain yang mungkin bersama Bobby. Tapi kelinci tersebut mengangguk, artinya dia sendiri.

"Ayo, sarapan." Ajak Bobby.

Hanbin mengangguk. Ia melompat ke bawah dan diikuti dengan Bobby--yang entah bagaimana caranya bisa turun tanpa terluka. Mereka berjalan berdampingan kali ini, biasanya Bobby akan meminta Hanbin untuk naik ke punggungnya karena si kelinci lebih besar daripada si tupai. Tapi kali ini tidak. Bobby tak meminta dan Hanbin pun enggan.

Mereka sampai ke kebun sayuran liar yang ditanam oleh Walikota Yang. Beratus-ratus hektar kebun yang dipakai untuk berbagai sayuran dan buah-buahan.

Bobby menariknya menuju kebun wortel dan ia mengambil tiga buah wortel yang berbentuk besar. Hanbin bisa melihat kelinci kecil yang berbulu putih seperti Bobby.

"Bobby-hyung, Hanbin-hyung, selamat pagi." Sapa kelinci kecil bernama Jeon Jungkook yang merupakan adik sepupu Bobby.

Bobby hanya tersenyum menampilkan gigi besarnya begitupun Hanbin. Jungkook terlebih dahulu pamit meninggalkan Hanbin dan Bobby.

Hanbin menyentuh tangan berbulu Bobby dengan telapak kecilnya. Bobby segera menyuruh Hanbin naik ke punggungnya dan mereka berjalan menuju kebun kenari.

Sambil mencari pohon yang masih menyisakan buah kenari, Bobby memakan wortelnya. Pohon-pohon tersebut tak menyisakan satu buah pun, habis tak bersisa. Hanbin menggeram marah.

Mata kecilnya menyipit tajam guna mencari pelaku yang menghabiskan seluruh buah kenari di kebun ini. Hingga tatapannya terarah pada dua ekor tupai yang membawa sekarung biji kenari dengan tawa yang licik.

Hanbin menatap Bobby yang sedang makan. "Hyung." panggilnya.

Bobby mengangguk dan pergi ke suatu tempat. Bobby sudah hafal dengan kejadian seperti ini. Tapi ia tak habis pikir, apakah mereka tak takut?

Bobby kembali dengan sebuah kayu kecil yang ia temukan di pinggir sungai, di dekat perumahan Berang-berang. Hanbin menyeringai kecil dengan kayu yang dibawa Bobby di tangannya. Mereka berjalan dengan pelan menuju kedua pencuri tersebut dan tanpa rasa ragu, Hanbin memukulkan kayu tersebut dengan keras ke kepala kedua Tupai tersebut. Ia memukulnya membabi buta tanpa melihat siapa kedua Tupai tersebut.

"Jangan. Habiskan. Buah Kenari. Ku!"

KRAKK!

Bobby berjengit. Itu jelas sekali, bunyi tempurung kepala yang hancur. Bobby sedikitnya merasa kasihan dengan kedua Tupai itu. Malang sekali mereka harus mati dengan cara yang seperti ini, pikir Bobby.

Hingga pada akhirnya hanya tersisa kedua mayat tupai yang mengenaskan. Sepasang bola mata terkeluar dengan darah yang mengalir, gigi yang patah, tempurung kepala penyok, bulu yang kini basah dan berwarna merah tua, dan badan yang remuk.

Bobby mengambil barang curian kedua tupai mati itu dan membawanya pulang bersama Hanbin. Apapun untuk Hanbin, karena Hanbin adalah segalanya bagi kelinci yang berasal dari kota Viral itu.

Bobby menatap Hanbin yang kini malah asik memakan biji kenarinya tanpa rasa bersalah. Telapak kelincinya mengelus kepala Hanbin yang sedikit terciprat darah.

"Aku mencintaimu, Hanbin-ah."

"Nado saranghae, hyung."

[JULY] Regular MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang