Bagian 19

109 4 0
                                    

"Ehm..! Maaf mengganggu kalian sebentar. "

Fatur dan Aya langsung menoleh ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya Aya dengan siapa yang dilihat di depan matanya sekarang. Orang yang sempat dia rindukan,  orang yang sempat beberapa hari membuatnya kepikiran,  dan orang sampai saat ini sangat dia sayang meski tidak lebih dari seorang teman.

"Ya',  bisa kita ngobrol berdua bentar?" tanya Angga.

Aya sempat tidak percaya itu tadi suara Angga yang mengajaknya bicara. Karena dia masih ingat betul bagaimana diamnya Angga saat Aya mengajaknya bicara seusai latihan voli waktu itu.

Beda dengan Aya,  Fatur tidak seterkejut itu saat melihat kedatangan Angga. Setelah percakapannya dengan Angga minggu lalu,  dia mengerti kalau dua orang terdekatnya ini butuh waktu untuk bicara.

Flashback on

"Kamu udah datang, Ras?" tanya Angga yang sedang mengusap peluh di dahinya seusai bermain voli. Tapi terdiam seketika setelah mengetahui kalau Laras tidak datang sendiri.

"Hai Ngga." tanya Fatur canggung seperti menyapa orang yang belum dikenal. Angga hanya mengangguk tidak kalah kakinya.

Laras yang menyaksikan kejadian itu jadi semakin gemas. "Sepertinya kalian butuh waktu untuk reunian,  aku tinggal dulu." Laras beranjak pergi.

"Tapi Ras, " cegah Fatur tapi tidak dihiraukan oleh Laras. Dengan waktu yang bersamaan Angga juga ingin mencegah Laras,  tapi dia tidak bersuara hanya tangan kanannya yang bergerak.

Setelah beberapa menit hening,  akhirnya Fatur membuka pembicaraan. "Gimana kabar kamu Ngga?" Fatur tidak pernah menyangka bisa secanggung ini saat berbicara dengan sahabatnya.

"Seperti yang kamu lihat." jawab Angga datar. Dalam hati Angga sebenarnya sudah tidak betah melakukan percakapan secanggung ini.

"Hmm,,  aku ga tau yang kulakukan ini benar apa salah. Aku mau minta maaf Ngga, atas kesalahan yang aku sengaja atau tidak."

"Percuma kamu minta maaf kalau kamu tidak tau kesalahan apa yang sudah kamu lakukan." Angga tersenyum tipis.

"Kalau gitu kamu kasih tau aku Ngga. Jangan hanya bisa menyindir dan menghindari aku." Angga masih terdiam, tapi telapak tanggannya menggeggam kuat sampai buku jarinya memutih. "Aku cuma bisa menebak.  Kamu menghindari aku karena masalah Aya kan? Aku benar-benar minta maaf Ngga. Kalau aku punya salah,  kasih tau Ngga. Biar aku bisa memperbaikinya."

"Sudah?  Hanya itu saja yang ingin kamu bicarakan?" Fatur tidak menjawab. Dia masih terkejut dengan sikap sahabatnya kali ini. "Kamu menyuruhku untuk menjelaskan alasannya, tapi kenapa kamu malah masih menutupi semuanya," Kening Fatur tiba-tiba berkerut. "Kita berteman sudah berapa lama sih Tur?  Kenapa kamu masih belum bisa percaya padaku."

"Maksud kamu?" tanya Fatur semakin bingung.

"Aku sudah tau semuanya Tur. Tentang hubungan kamu,  Laras  dan Aya yang sebenarnya."

Fatur begitu terkejut,  ternyata Angga sudah tau tentang rahasia yang sudah disimpan rapat oleh keluarganya.  Dia langsung kefikiran Laras,  pasti Laras yang sudah memberi tahu Angga. Kepalanya sontak menoleh mencari sosok Laras.

"Aku tahu kamu sekarang sedang mencari Laras. Tebakanmu benar,  memang dia yang menceritakan semuanya padaku. Tapi jangan salahkan dia,  Tur. Karena harusnya kamu berterima kasih karena dia sudah berani menyampaikan apa yang tidak bisa kamu sampaikan padaku." Fatur masih terdiam. "Kalau Laras tidak cerita,  mau sampai kapan kamu menyembunyikannya Tur?"

"Ma- maafkan aku Ngga." ucap Fatur sambil menunduk.
"Aku juga tau tentang perasaan kamu ke Aya Tur."

Fatur mengangkat kepalanya tiba-tiba. "Kalau soal itu,  Laras ga bener Ngga." Elak Fatur.

Don't Blame AnyoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang