Bagian 8

148 6 0
                                    

"Fa-tur."

Awalnya Fatur mengira panggilan itu turut serta memasuki lamunannya. Tapi saat dia mendengar dengan jelas, ternyata panggilan itu benar-benar keluar dari mulut seseorang yang sedari tadi memenuhi fikirannya. Merasa tidak hanya sepasang mata yang menatapnya untuk menunggu penjelasannya, akhirnya Fatur menjawab panggilan Aya.

"Oh,, eh.." Fatur sempat berfikir untuk mencari penjelasan yang tepat dan masuk akal. "Em,, aku dan Virsya mau pulang." Fatur langsung menggamit tangan Virsya tiba-tiba.

Pandangan Aya sontak beralih ke arah tangan Virsya. Dan lagi-lagi ada perasaan kurang nyaman di dadanya. Virsya yang tidak tau maksud Fatur, menerima saja Fatur menggamit tangannya. Karena jujur sebenarnya dia sedari tadi juga terbuai dengan lamunan sama seperti yang Fatur lakukan. Angga yang memperhatikan pandangan Aya, tiba-tiba mengerutkan keningnya. Dia butuh satu penjelasan lagi dari Aya.

"Oh, silahkan." Hanya itu yang bisa Aya jawab. Dia tidak mau salah ucap yang bisa memancing pertengkaran dengan Fatur. Karena dia sudah cukup senang dengan sikap Fatur terakhir saat mengobati luka di jari tangannya.

"Bunda masih disana menunggu sendirian. Kalau kamu ingin pulang bersama Angga, pamitlah terlebih dahulu." Lanjut Fatur.

"Oh, okey." jawab Aya lagi.

Fatur dan Virsya langsung pergi setelah obrolan singkat mendadak tadi. Dia sangat kesal dengan dirinya sendiri. Belum pernah dia berbicara dengan gugup seperti tadi. Apa yang difikirkan Aya dan Angga tentangnya yang tiba-tiba mati gaya hanya karena panggilan Aya. Duh,, memalukan sekali. umpatnya.

***

Beberapa hari berlalu, Fatur masih memikirkan kejadian di pertunjukan bandnya. Dia yakin pasti Angga menaruh rasa pada saudara kembarnya. Baru pertama kali ini dia melihat sahabatnya menyanyi dengan penghayatan yang begitu dalam. Tapi kenapa ada yang masih mengganjal di hatinya. Apa karena dia sudah tau kalau Aya sebenarnya sudah mempunyai seseorang di hatinya, jadi dia takut kalau Aya akan menghancurkan hati Angga, sahabatnya. Fatur harus memastikan sesuatu.

***

Hari ini hari terakhir siswa SMA masuk sekolah pada semester genap. Besok sudah merupakan penentuan mereka akan memasuki kelas baru atau tetap tinggal di kelasnya yang lama. Fatur sengaja pulang lebih awal hari ini. Toh di sekolah juga jamkos. Dia harus menjalankan misinya untuk lebih mngenal tentang Aya.

Dia memberanikan diri untuk memasuki sebuah kamar tepat di samping kamarnya yang satu bulan lebih ini ditempatinya. "Maafkan aku Ya'." Batin Fatur sebelum memasuki kamar.

Cklek...

Tidak ada hal yang mengejutkan ketika Fatur memasuki kamar Aya. Disana ada satu tempat tidur dengan badcover berwarna hijau tosca yang sama dengan warna tirai yang melekat di jendela tepat di sampingnya. Kamarnya rapi, khas perempuan. Tapi ada satu hal yang menarik perhatiannya. Beberapa bingkai foto di atas meja belajarnya yang menunjukkan mimik wajah Aya yang ceria yang belum pernah Fatur melihatnya. Foto close up nya, foto bersama keluarganya, dan foto bersama...

"Tunggu sebentar, apakah ini yang namanya Haris?" Tutur Fatur seraya berfikir. "Kenapa wajahnya sepertinya tidak asing?" Fatur berfikir keras lagi. " Aha.."

Flashback on

Setelah mengantarkan Virsya seusai manggung bersama bandnnya, Fatur tidak langsung pulang. Dia ingin jalan-jalan sebentar untuk menyegarkan pikirannya. Kali ini dia menuju ke arah Taman Kota. Mungkin harusnya dia tidak sendirian pergi ke taman ini. Di taman ini sering dijumpai beberapa pasangan. Tapi Fatur sungguh tak peduli dengan hal itu.

"Mas, bisa minta tolong buat fotoin kita berdua.?" Tanya cowok yang tiba-tiba mengganggu ketenangan Fatur.

Sebenarnya Fatur ogah banget meladeni mereka. Tapi tidak ada salahnya. Fatur akhirnya mengangguk. Ah,, kapan dia bisa mengambil foto bersama dengan orang yang sangat dia sayangi.

"Makasih mas." Fatur cuma melambaikan tangannya lalu pergi begitu saja.

Flashback off

"Iya, itu Haris. Bahakan cara berpose dalam fotonya juga sama."

Yang menjadi pertanyaan Fatur sekarang, siapa perempuan yang diajak foto bersama dengan Haris saat di Taman Kota waktu itu?

Sepulang sekolah ,

"Ya, ada yang mau aku bicarain." Tutur Fatur yang datang tiba-tiba berdiri di dekat pintu kamar Aya dengan pakaian rumah yang santai.

Aya yang baru pulang sekolah sedikit terkejut melihat Fatur yang jam segini sudah berada di rumah. "Tumben udah tiba dirumah. Ada apa?" Balas Aya sambil membuka pintu kamarnya mempersilahkan Fatur masuk.

Sebelum masuk, Fatur memperhatikan jari tangan Aya yang masih diperban. "Tangan kamu... masih sakit Ya?"

"Oh, udah agak mendingan kok." Aya berusaha menutupi kesakitannya, jangan sampai Fatur tau kalau Virsya telah memperparah lukanya. "Apa hal ini yang akan kamu bicarakan?" Aya segera mengganti ke topik awal, mengabaikan perasaan hangat dalam hatinya karena perhatian Fatur.

Fatur langsung memasang topeng wajah dingin lagi. "Ya', Aku tau ini bukan urusan aku, tapi Angga adalah sahabat aku. Dan sepertinya... dia punya rasa suka sama kamu. Aku harap kamu bisa bahagiakan dia, karena baru pertama kali ini dia mengalami jatuh cinta." jelas Fatur yang lebih memilih bersandar di pintu kamar Aya.

"Tur, aku ngerti. Tapi perasaan suka ga bisa dipaksa, kan?" jawab Aya sambil meletakkan ransel di atas meja belajarnya.

"Jadi kamu ga bisa nerima dia?" belum sempat Aya menjawab, Fatur melanjutkan. "Apakah itu.. gara-gara Haris?"

Bersambung...

Don't Blame AnyoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang